Jadikan dirimu cinta agar dapat memandang dunia terang/ kerusakan didunia muncul karena amal perbuatanmu dan karena tiadanya cinta yang harus dimiliki ialah yang tak dapat hancur,yakni cinta dan makrifat, pengetahuan sempurna."
_________________________________________
22
Naila pov
Pagi Yang cerah seharusnya matahari mulai menyinari Dunia. Hari ini mungkin matahari masih nampak malu tuk mem -perlihatkan dirinya kepada dunia.karena ulah Sang mentari pagi ini Cuaca Menjadi redup. Tiada secercah cahayapun yang bersinar. mendung itulah definisi untuk hari ini
Hari weekend telah berlalu kemarin. Hari ini adalah hari senin siswa/i diwajibkan mengikuti pelaksanaan Upacara bendera merah putih indonesia sebagai rasa cinta tanah air.
"TEGAKKKKKK GERAKKK" pekik sang pemimpin upacara bendera yang membuat telinga sedikit sakit.
"Duh lama banget sih" lirih Ketty yang berada disebelah ku.
"Tau pegel ni kaki,Bisa bengkak kali." kali ini Si liza yang mengeluh.
Keluhan kedua sahabatku ini memang tidak bisa di kontrol sedikit. Aku yang mendengar nya saja sudah sangat pusing.
15 menit telah berlalu upacara bendera sudah selesai dilaksanakan. Pelajaran pertama adalah Penjaskes. Pelajaran ketiga yang paling tidak aku senangi.
Jadi setiap pelajaran penjaskes ini aku tidak pernah ikut serta dengan Alasan yang selalu kupakai adalah' tidak membawa baju olahraga'.Menurut Logika ku untuk apasih belajar Penjaskes? Untuk bisa bela diri? Menurut ku dari Aku SD Sampai aku Sma Pun materi yang diajarkan tetap sama seperti roll belakang, Roll depan, sikap Lilin,Push up,Sit Up, hand stand, head stand, dan sebagainya lah. Dan selama 6 tahun Sd aku belajar itu pun akhirnya aku tidak bisa melawan Penjambret dengan ilmu ilmu itu.
Semua murid sudah mengganti pakaian mereka masing masing dengan pakaian olahraga. Tetapi aku dikelas masih sibuk membenari aerphone ku yang Rusak karena terjatuh ketika dilapangan tadi.
'huuh.Sungguh menyebalkan'.Sudah 7 menit aku memperbaiki aerphone ku. Akhirnya tidak bisa kubenarkan malah semakin rusak. Aku mendengus sebal karena apa yang akan ku kerjakan. Aku memang bisa bermain Game tanpa benda itu tetapi masalahnya Aku tidak bisa bermaen Dengan volume kecil. Maklum orang budeg yah gitu:v.
"Nai,Astaga kamu belum ganti baju juga " kaget Liza ketika memasuki kelas yang melihat masih berpakaian putih abu abu.
Aku pun mendongakan kepala ku. Mendapati liza yang sedang berada diambang pintu kelas.
"Kenapa? "tanyaku
"Lo dipanggil pak Jaya" Ucap Liza
Mau tak mau pun aku menemui pak jaya dilapangan. Sudah biasa bagiku memakan makanan pagi pagi seperti ini oleh ucapan ucapan pak jaya. Pak jaya ini adalah guru yang paling aku gemari karena jika aku melakukan kesalahan pasti dia akan cukup menasehati ku saja tidak akan menghukum ku seperti guru lain.
Dilapangan aku melihat pak jaya yang sedang berkacak pinggang menatap ku dari kejauhan. Begitupun semua murid yang sedang melakukan pemanasan.
"Ada apa pak?" Tanya ku yang sudah berhadapan dengan pak jaya.
"Kamu lagi .kamu lagi. naila.kamu tidak senang dengan saya atau bagaimana sih?".tanya pak jaya
"Bagaimana apanya pak?" Tanyaku balik.
"Mana baju olahraga kamu?" Tanya pak jaya
"Baju saya hilang pak" ujarku yang memandang langit sedikit mendung.
"Naila. naila.minggu Kemarin kamu bilang baju kamu ketinggalan kemarinya kagi kamu bilang robek Dan sekarang kamu Bilang Hilang? Besok besok sekalian saja kamu bilang baju kamu. Kamu jual" kesal pak jaya.
"Gimana mau jual pak,bajunya aja hilang" dengus ku.
"Kamu ini setiap saya bilang selalu membantah,sekarang saya minta kamu bersihkan perpustakaan sampai bersih" titah pak jaya.
Aku agak sedikit terkejud dengan ucapan pak jaya barusan. Pak jaya menghukum ku. Menurut ku pak jaya sudah mulai tertular dengan penyakit penyakit guru disekolah ini hobi sekalu menghukum ku.
"Ap-apa pak?" Tanya ku tak percaya
"Apa lagi alasan kamu mau pura pura Tuli!!" Ujar pak jaya.
"Ayo bersihkan sekarang atau saya tambah tugas kamu"
"E-eh iya pak oke oke" ujarku sambil berlari ke arah perpustakaan.
'Huhh.' menyebalkan sekali rasanya. Expetasi ku tidak sesuai dengan realita, aku pikir pak jaya tidak akan menghukum ku hanya akan menceramahi ku saja ternyata kali ini sungguh miris.
Aku berjalan melewati dikoridor untuk pergi ke perpustakaan. Dikoridor aku melihat dari kejauhan ada Abima yang sedang bersama dengan Ranz. Aku masih agak kesal dengan Abima karena kemarin.
Sebenarnya mulut ku sudah gatal untuk menyebut dan memanggil Abima,tetapi hatiku masih sangat kesal. Akhirnya aku tidak berkata sepatah pun ke Abima melewati nya saja dengan cuek.
Author pov
"Eh Bi,itu Naila". Ujar Ranz yang diikuti pandangan oleh Abima.
"Dia kenapa?" Tanya Abima ke Ranz
"Paling Dihukum sama pak Jaya karena ga bawa baju olahraga" tuduh Ranz.
"Mungkin" balas Abima
Saat Naila berjalan Melewati Abima Dan Ranz. Naila melengos begitu saja tanpa menegur sepatah kata pun.
"Eh njay,Itu si Naila melengos doang" seru Ranz.
"Yah trus Kenapa?" Tanya abima
"Bukanya lo sama dia deket yah? Masa iya ga negur gitu" Sipit Ranz
Abima merasa,Benar juga apa yang dikatakan oleh Ranz biasanya Naila menegur setidaknya tersenyum.Tetapi ini tidak.
"apa dia marah karena kemarin?"Batin abima.
⚠️
Semangat gays Bacanya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
[G2] Gamer Girls
Teen FictionDIPUBLISH TAHUN 2019/2020 [BELUM DI REVISI] Banyak dikalangan remaja yang menyukai gamers adalah laki laki dan perempuan lebih banyak membaca buku buku tentang sejarah dan mengisi luang mereka untuk hal yang bermanfaat. tapi bagaimana jika unsur dar...