DORMYSTERYEUSME {5}

50 14 3
                                    

"Kenapa firasatku tak enak?" Gumam Kayshi.

***

Setelah 10 menit mereka berkendara dari bukit Kazashi menuju gedung kampus. Sangat cepat, padahal jarak yang mereka tempuh dari rumah pohon ke kampus cukup jauh, namun karena mereka berkendara dengan kilat mungkin hanya membutuhkan waktu 10 menit saja untuk sampai.

Setibanya mereka sampai, gerbang kampus tertutup. Dan mereka melihat penjaga gerbang tengah tidur terlelap tenang di posisi penjaga.
"Bagaimana cara membukanya?" Tanya Natalish.
"Apa kita harus lompat?" Tanya Jimin tiba-tiba.
"Woah, kau disini Jimin Oppa? Bukan kah kau ada part time untuk malam ini?"
"Yha! Lihatlah apa yang kau pikirkan dari tadi, pekerjaan ku sudah selesai. Aku juga menyusul kalian ke rumah pohon. Segaib itu kah aku untukmu sampai kau tak melihat?" kata Jimin pada Natalish yang hanya dibalas bermesam disudut bibirnya.
"Ssst! Diamlah, Suga oppa sedang memusatkan intensitasnya untuk mengambil kunci dan membuka gerbangnya itu. Jangan ganggu telekinesisnya karena suara kalian" Ujar Billya, mereka mengangguk mengerti.
"Aku akan mengeluarkan rohku dan akan melihat keadaan disana bersama Adsya, Jin oppa? Aku titip ragaku" lanjut Billya dan langsung memejamkan mata dan tertidur. Rohnya kini ikut dengan Adsya. Jin langsung memanggul raga Billya.
"Anak itu kenapa harus melakukannya, sangat berbahaya disana" ujar Taehyung
"Jangan begitu, Billya hanya ingin melihat keadaan disana."

Tak membutuhkan kurun waktu yang lama, gerbang itu terbuka dan mereka langsung menuju asrama kampus dengan tergesa-gesa.
Mereka langsung menuju ke asrama tanpa berfikir panjang lagi.
Mereka masuk disebuah kamar dan Suga melihat Billya menghampirinya bersama Adsya dan seorang Ibu. Nampaknya itu adalah ibunya Adsya.

"Suga oppa, ppali! Keadaan mereka semakin tak terkendali! Telekinesis pelindungku tak bisa menahan mereka lebih lama! Cepat bantu aku! Taehyung oppa! Tolong aku titip ibu Adsya dan Adsya! Dia tau semuanya. Bertanyalah perlahan kepada mereka" Ucap Billya pada Suga.
"Jungkook-ah! Cepat! Kita harus menggunakan astject" titah Suga.
"Nee hyung!" jawabnya tegas.
Mereka berdua membaringkan raga diatas tempat tidur salah satu ruang dorm. Memusatkan penuh intensitas yang mereka miliki.
Setelah roh mereka keluar, Jungkook dan Suga langsung melesat cepat menyusul Billya.

"Annyeong bibi, Taehyung imnida. Saya teman Billya" tutur Taehyung lembut kepada Ibu Adsya yang melekukan badannya dengan rona wajah trauma yang membekas.
"I....iya... nak, nama ibu Marlaretta. Panggil saja Marla" jawab Marla.
"Taehyung Oppa? Aku akan membantumu menanyakan hal ini. Bisa kau pinjamkan kekuatanmu lagi?" Tanya Natalish, Taehyung langsung mendekat ke Natalish dan menutup matanya dengan tangan lembutnya.
"Astaga jantungku, kenapa tiba-tiba......?" Batin Taehyung.
"Sudah" ujar Taehyung singkat. Natalish langsung membuka matanya pelan dan melihat Ibu Adsya yang begitu terlihat ayu, tapi wajah pucatnya tak terhindarkan.
"Hai Bibi, perkenalkan Aku Natalish. Kami teman-teman Billya yang akan membantu Ibu dan Roh lain untuk mendapatkan ketenangan." Jelas Natalish dengan mengusap lengan sang ibu.
"Iya nak Natalish. Nama saya Marlaretta. Panggil saja Marla. Adsya? Apa ini kakak-kakak yang kamu maksud akan menolong kita?" Tanya Marla pada anaknya, Adsya.
"Iya ibu, dia yang akan membantu kita, kak Billya dan kedua temannya akan melawan para roh yang keji itu" jawab Adsya dengan penuh keyakinan. Membuat mereka bertujuh merasa benar-benar ingin membantu dan memecahkan misteri yang selalu bergulat di pikiran dan benak mereka.
"Baiklah ibu, bisakah jelaskan kepada kami bagaimana bisa menjadi seperti ini?" Tanya Natalish.
"Waktu itu.........." Marla mulai menceritakannya

                             ************

"Oppa! Hati-hati!" Pekik Billya yang terus memperkuat perisai beningnya dari serangan roh jahat yang tidak mengenai sasaran justru beberapa kali membidas dirinya sendiri. Bagaikan senjata makan tuan.
Suga dan Jungkook bertikam dengan mereka menggunakan Telekinesis, karena roh jahat itu memiliki kekuatan dalam.
Mereka berdua terus menyerang menggunakan kekuatan dalam mereka. Suga berwarna putih gradasi gold, sedangkan intensitas yang keluar pada Jungkook berwarna merah maroon dengan asap berwarna putih keperakan.
Setelah energi yang dikeluarkan telekinesis begitu intern, membuat roh atma mereka melemah. Akhirnya, Suga dan Jungkook mencoba melarikan diri berusaha menepatkan diri mereka ke tempat yang lebih aman, karena zona yang mereka tempati sebelumnya semakin panas dan aram.
Suga dan Jungkook kembali mengumpulkan perisai, kedua roh itu terus dan semakin menyerang perisai mereka. Aksen yang berwarna hitam pekat dan berasap seperti sesuatu yang terbakar, jika mengenai Billya, gadis itu akan mengalami luka bakar.
Billya juga ikut menyerang dengan kekuatannya berwarna merah terang dengan asap putih yang harum.
"Apa kelemahan mereka sebenarnya?" gumam Billya seraya memperhatikan mereka yang tengah bergelut panas yang cukup jauh dari hadapannya.
Dibelakang Billya ada 99 roh yang terus memanjatkan pemohonan agar kedua roh jahat itu menyerah dan enyah. Mereka ingin bebas.
"Kalian jangan khawatir! Kalian akan selamat! Aku percaya kalian akan selamat. Kami akan berusaha untuk mengakhiri atas siksaan roh-roh jahat dan bataranya! " pekik Billya berbicara dengan para roh-roh itu. Tapi tidak terdengar oleh keempat makhluk yang terus bertumpuk pertikaian laga untuk mempertahankan masing-masing atma.

BANGTAN DIE GHOSTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang