"Semuanya hanya tuhan yang atur. Tak peduli seberapa keras kau menentangnya. Cukup ikuti, nikmati. Agar terlihat menyenangkan"
_Billya
"JUNGKOOK!"
***
"Jungkook ah, punggungmu.."
"Cepat bantu dia!"
Mereka bergegas memegang ranting pohon besar dari punggung Jungkook
Jungkook tertimpa ranting pohon besar itu.
Dan dia tengah menangkup tubuh Nayeon yang shock dan merintih tangis."Arh hyung cepat!" Seru Jungkook tak bisa menahan lebih lama lagi.
"Kalian siap?"
Namjoon, Billya mengangguk
"SEKARANG!" Pekik Suga dan../BRUAK!
Ranting itu Hancur. Namjoon menggunakan telekinesis penghancurnya yang dibantu oleh Billya dan Suga.
"Ahhh akhirnya"
"Nayeon? Dia pingsan?"
"Mwo?" Jungkook memeriksanya dan benar saja, dia sudah tak sadarkan diri.
"Sepertinya dia shock" Ujar Suga
"Jungkook-ah? Kau baik baik saja" tanya Jimin.
"Aku baik-baik saja hyung, hanya punggungku nyeri sedikit. Tapi tak apa" jawab Jungkook dia usahakan agar tidak membuat yang lain khawatir.
"Baiklah, kita lanjutkan?" Tanya Jhope memastikan.
"Tidak semua dari kita ikut ke Gedung kampus. Salah satu harus tetap dirumah pohon. Untuk menjaga Nayeon" jawab Taehyung
"Aku saja Oppa, tapi bolehkah aku meminjam kekuatanmu lagi? Ku dengar Billya punya teman Ghaib bernama Axezy, apa benar? Agar aku bisa berbincang dengannya mengurangi rasa bosanku Ya Oppa?" Tanya Natalish matanya menatap Billya dan Taehyung. Sang empu mengangguk membenarkan.
"Kau bisa berkomunikasi dengannya semoga cukup mengobati rasa bosan dan jenuh seraya menunggu Nayeon sadar"
"Ndee oppa. Tapi bantu aku untuk membawa Nayeon."
Billya mengangguk paham. Jin yang peka langsung menggendong Nayeon dari belakang, Billya membuka portal.
Dengan secepat kilat, Jin menaruh tubuh Nayeon diatas kasur. Disusul Natalish dan Jin langsung kembali keluar dari portal itu. Menyisakan tujuh namja dan seorang yeoja yang bertekad mencari tahu segala sesuatu yang mengganjal."Mengapa kau tak ikut Natalish saja?" Tanya Namjoon pada Jungkook, pasalnya dia juga baru saja tertiban ranting besar tadi.
"Tak apa hyung, aku bisa menyembuhkan diri sendiri"
"Terserah padamu."
"Kajja, kita masuk kedalam?"
"Ndee" jawab mereka serempak
Mereka menelusuri koridor kampus. Terlihat tenang, sepi dan sedikit mencekam. Mungkin hawa dorm itu masih sedikit terasa sampai koridor kampus tapi tidak sekuat dulu.
"Apa kalian ingat nama asli bu Irene? Kurasa nama Irene hanya nama panggilan saja" ujar Jimin tiba-tiba disela langkahnya.
"Bae Joohyun kalau tidak salah" jawab Billya Polos
"Apa kalian berpikir apa yg aku pikirkan?" Tanya Taehyung tiba-tiba.
"Apa?" Tanya mereka serempak diantara sedikit jarak masing-masing.
"Bae Joohyun? Tidak salah jika ayah Jimin memanggil Irene dengan sebutan Jojo. Berupa panggilan kesayangan mungkin"
"Apa seperti Jungkook memanggil gadis yang dia puja dengan sebutan Malaikat Kecil?" Tanya Jhope. Jungkook mendengarnya terlihat sedikit malu. Tapi ada benarnya.
Billya membelalakkan matanya mendengar hal itu
Apa maksudnya? Gadis pujaan?
Billya melamunkannya beberapa detik setelah apa yang dia dengarkan akibat pertanyaan Jhope.
"Hei! Apa itu?" Tanya Jhope dengan jari gemetar melihat sosok arwah yang terlihat mengenaskan. Dengan pelipis kening yang berdarah, gigi ompong, rahang lebam, dan bermata mengerikan itu terlihat membelakangi cahaya disana disertai kabut tipis yang membuat hawa terasa lebih mencekam.
"Aku, tidak pernah melihat arwah selemah ini. Dia arwah masih belum tenang" ujar Jungkook
"Tapi semua mayat sudah dimakamkan sore tadi? Pukul berapa sekarang?" Tanya Suga
"Pukul 18:00" jawab Jin melirik Arlojinya
"Astaga, jam-jam saat ini memang tidak bagus. Untung saja Natalish tidak ikut bersama kita"
"Bisakah kita berusaha berkomunikasi dengannya? Firasatku seolah berkata dia seperti meminta tolong" Ujar Jimin.
"Taehyungi, cobalah" Titah Suga
"Ndee Hyung" jawabnya mengerti apa yang dimaksudkan dari Suga.
KAMU SEDANG MEMBACA
BANGTAN DIE GHOSTY
FantasySebuah dimensi yang datang secara asing. Bersamaan dengan intensitas yang telah membuat mereka harus "terjatuh" lebih dalam untuk mengungkapkan sebuah keganjilan yang begitu tersembunyi sebelumnya. Kejanggalan yang sangat diluar kelogisan manusia pa...