Sugarcoat

1K 195 74
                                    

Di ruangan temaram itu seorang lelaki memainkan dadu di tangan kirinya. Ia mengawasi kerja anak buahnya, yang sedang mengangkuti beberapa tubuh yang tidak sadar. Terkadang mereka memperlakukan manusia-manusia itu seperti karung beras.

"Tuan Ra, apakah kesepuluh orang ini akan Anda eksekusi seperti biasa?" seorang anak buahnya bertanya. Tuan Ra menggeleng, "tidak semua. Beri aku lima orang, yang mana saja, untuk percobaan."

Bawahannya segera memerintahkan yang lain untuk memisahkan lima orang. "Bawa ke laboratorium. Aku ingin mencobanya."

Kelima orang itu diseret dengan brutal oleh anak buah Tuan Ra. Mereka dipaksa masuk ke dalam sebuah van, diikuti oleh Tuan Ra.

••••••

"Young... masih lama gak?" Seonghwa menarik-narik pelan sweater longgar Wooyoung. "Berat nih tas gue," ranselnya memang sedikit lebih berat.

"Bentar..." Wooyoung masih sibuk melukis eyeliner di kelopak kanannya. Seonghwa menghela napasnya. Ia masih setia berdiri di samping meja Wooyoung, yang sedang bersolek, bahkan hingga kelas mereka kosong.

"Young.."

"Young.."

"Wooyoung...."

"AH SABARLAH, BIAR CANTEK!!" Wooyoung memelototi Seonghwa, tangan kanannya berhenti memoleskan liptint. "Sirik kali pun kau, ah.." ia melanjutkan polesannya. Seonghwa hanya bisa merengut.

"Belom beres?" Yunho menyembulkan kepalanya di ambang pintu. Seonghwa menggeleng. Sejak Yunho pergi ke toilet untuk mengosongkan isi perutnya, hingga ia kembali, Wooyoung belum selesai berdandan. "Young, anjir, lo ngalah-ngalahin cewe dandan," keluh Yunho.

"Gue lebih cantik dari cewe. Makanya dandan biar makin minder mereka."

Seonghwa tersenyum lebar ketika Wooyoung akhirnya membereskan alat dandannya. "Yuk, pulang," Wooyoung bangkit berdiri lalu merangkul Seonghwa. Akhirnya penantian Seonghwa berakhir.

"Lo mau apa sih emangnya?" Yunho angkat suara saat mereka berjalan keluar. "Kek mau ke ondangan aja lo."

"Ah," Wooyoung mendecak sebal, "kek yang pernah diajak jalan pacar aja sih lo." Yunho memamerkan cengirannya, sedang Seonghwa hanya terdiam.

"Udah jadian sama Kak San rupanya?"

"Oh jelas sudah," Wooyoung tersenyum sombong. "Omong-omong, lo udah gimana, Hwa? Udah dua minggu, lho. Belom jadian?"

"Baru juga dua minggu. Selow aja," Seonghwa tersenyum kecil lalu membuang pandangannya. Di kios tak jauh dari mereka, ia melihat Hongjoong sedang berkumpul dengan teman-temannya. Ia mengernyit melihat Hongjoong sedang mengisap nikotin. Seonghwa segera mengambil ponselnya.

Di sisi lain, Hongjoong mengernyit melihat ponselnya menyala dan bergetar. Sebuah notifikasi pesan menarik perhatiannya. Tanpa menaruh rokoknya terlebih dahulu, ia membuka pesan itu.

◇◇◇◇

Ddeonghwa💕
Matiin rokoknya.

◇◇◇◇

Hongjoong menoleh ke belakangnya. Di seberang kios, di depan gerbang sekolah, sesosok lelaki manis dengan sweater hitam-merah memegang ponselnya sambil menatap tajam ke arahnya. Hongjoong segera menaruh rokoknya di atas asbak lalu meneguk kopi hitamnya. "Bentar gue tinggal dulu. Kopi gue jangan diminum, rokok gue jangan disebat. Awas," ia bangkit berdiri.

AmmoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang