Sorting The Truth

1K 169 133
                                    

Maapkan kekanak-kanakan diriku kemarin hikd:"
Lgi sensi keknya:"
Ternyata mau lama ga apdet tuh susah...
Shiet, aing sayang sm book ini
Kalian gak sayang sm book ini gpp si:3

Moga ga enek liat notif update nya ya:"(

Long chapter ahead!!

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Jeonghan membuka pintu ruangan itu dengan sedikit kasar. Sepatu pantofelnya yang dihentakkan memecah keheningan ruangan itu. Beberapa anak buahnya ada yang terkejut, ada pula yang biasa saja cenderung tidak peduli, seperti seorang intel yang duduk di mejanya, dekat layar besar di dalam ruangan itu.

"Jongho!" Jeonghan menepuk keras bahu Jongho. Jongho segera melepas earphone yang menyumbat kedua telinganya. "Ah! Kolo--- eum, maksud saya, Kak Jeonghan..." Jongho menyingkirkan alat mendengar musiknya. Ia kembali menarik kursi kosong di sebelahnya, "silakan, Kak. Sudah kutunggu."

"Maaf aku terlambat sedikit," Jeonghan mendudukkan dirinya di atas kursi yang baru saja ditarik Jongho. "Tidurku tidak nyenyak semalam," Jeonghan merangkul bahu Jongho.

"Ah, bukan masalah. Yang penting kakak datang. Eum, tangan kakak kenapa?" perhatian Jongho teralihkan pada tangan Jeonghan yang dibalut perban.

"Bukan apa-apa."

Beberapa orang di sana tercengang melihat interaksi mereka. Astaga, atasan mereka disuap apa oleh rekan mereka, sampai-sampai bisa sedekat itu dengan atasannya? Jeonghan berbalik lalu menampilkan senyum konyolnya, "kenapa? Iri ya kalian? Jangan dong, kalian sama saja di hadapan saya. Toh, kami tidak sedekat Mingi dengan saya. Sudah, ayo kerja lagi biar jangan lembur."

"Siap, kolonel!"

Jeonghan kembali memerhatikan layar komputer Jongho. Berbaris-baris teks hitam yang ditampilkan, membuat kepalanya berdenyut. "Apa intinya? Aku malas membacanya," Jeonghan menyandarkan punggungnya.

"Intinya, aku menemukan informasi yang gagal didapat saat penyerbuan titik Stellar. Informasinya, entah bagaimana, tidak terlalu menyenangkan untuk didengar."

"Ah, informasi dari map itu? Ya ya.. ada apa memangnya?"

"Rencana untuk menjatuhkan Seoul, melemahkan pemerintahan."

"Hah?" Jeonghan mendekat pada Jongho.

"Intinya, pejabat pemerintah yang mati saat hancurnya titik Stellar adalah Oh Se Hun, anggota dewan perwakilan. Ia hendak menukarkan informasi ini pada Kim Jaemin. Isinya tentang data penduduk Seoul, grafik tingkat keramaian jalan raya dan rata-rata pengunjung rumah sakit,

"Dan Midstar tidak merencanakan untuk mengebom kota. Tidak seperti sepuluh tahun lalu di Gwangju. Atau pun pembantaian Seoul.

"Senjata biologis, virus mutan hasil eksperimen Midstar. Belum dinamai, sama sekali.

"Informasi lebih lengkapnya tentang virus ini belum diketahui. Tapi intinya tercatat di sini.

"Aku berhasil meretas sistem Laboratorium Axtra, lalu memang benar adanya tentang eksperimen itu.

"Isi surat map ini, aku dapat di internet bagian dalam. Yang lucu adalah aku sama sekali tidak bisa tidur sesudah menemukan informasi-informasi ini. Aku belum tidur sejak dua hari lalu."

"Dasar sinting," Jeonghan tertawa sumbang. "Jangan sampai kau sakit. Aku membutuhkanmu."

"Iya, tuan," Jongho memutar matanya. "Aku tidak benar-benar tidak tidur. Aku tidur selama dua jam, kok."

AmmoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang