(Not) The End of The Road

1K 180 83
                                    

🎵: Berita Kehilangan - .feast

'Beberapa orang memaafkan, beberapa yang lain, yang membawa berita kehilangan melalui perbuatan-perkataan menyakitkan.'


●●●●●●

"Aku ingin kalian bergerak dengan cepat."

"Mengerti, tuan."

"Kerjakan dengan bersih, seperti biasanya. Buat seolah bukan kita yang melakukannya."

"Itu adalah keunggulan kami, percayalah."

"Hm. Pergilah."

Ketiga lelaki berpakaian serba tertutup itu mengundurkan diri dari hadapan bosnya yang terduduk tenang di balik meja jati mengilapnya.

"Anu, tuan..."

San menoleh pada sekretarisnya yang setia berdiri di sampingnya.

"Kemungkinan berhasilnya berapa persen, tuan? Saya yakin bila tuan seyakin ini sejak dahulu, tidak mungkin fifty-fifty."

Ia mendengung dan tersenyum kecil, "perkiraan berhasil banding gagalnya kurang lebih tujuh puluh banding tiga puluh."

Jiwon terbelalak, "sebesar itu?"

"Aku tahu Seonghwa seperti apa. Keberhasilan rencanaku tergantung pada responnya nanti. Namun...

"Bila kakaknya dan anak buah jeniusnya itu bertindak, kemungkinannya gagal."

Rautnya mengeras, "kau tahu sendiri kan sekeras apa Yoon Jeonghan itu?

"Bahkan dikelabui dengan Midstar tidak mempan. Ia sudah mulai meraba-raba ke dalam Trinity,

"Anak buahnya pun sudah tahu tentang aset terbesar Midstar dan kita, padahal sepanjang ingatanku, sistem pengamanan Laboratorium Axtra tidak bisa diretas."

Jiwon mengangguk pelan. Ia tahu sekalut apa teknisi komputer laboratorium itu saat tiba-tiba menemukan pesan asing.

'Kejutan, bodoh! Jangan harap saya akan tutup mulut:-)' Begitu isinya.

"Jadi bagaimana Anda mencegahnya? Tidak mungkin Anda tidak memikirkan pencegahannya kan?"

San memutar kursinya menghadap Jiwon.

"Sekarang tugasmu, Jiwon-ah..."

Punggung Jiwon menegang. Apa yang atasannya siapkan?

"Katakan pada wakil presiden untuk memberikan Jeonghan dan anak buahnya yang satu itu, kalau aku tidak salah namanya Jongho, tugas ke luar kota. Sejauh mungkin. Setidaknya, hingga esok hari, mereka tidak boleh ada di Seoul. Buat tugas itu terlihat realistis,

"Yang kudengar, di Jeju sedang ada masalah kan? Soal komplotan bersenjata yang cukup gencar menyuarakan kudeta. Mengingat Jeonghan kelihatannya cukup patriotik dan cukup kaku dengan etik militer untuk selalu mematuhi komando atasan, cukup mudah untuk menghasutnya pergi dari Seoul."

San bangkit berdiri, membuka lacinya, dan mengambil kunci motornya. Matanya terpaku pada satu-satunya figura yang ia simpan di mejanya.

 Matanya terpaku pada satu-satunya figura yang ia simpan di mejanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AmmoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang