"Hah!"
Dada lelaki itu naik-turun dengan cepat. Pandangannya mengedar ke seluruh ruangan sedikit temaram itu. Rumah tempatnya terbangun tidak sebagus rumah kakaknya. Sangat sederhana, namun masih cukup layak ditinggali. Suara deritan dipan yang ditidurinya membuatnya mengernyit.
"Udah bangun, Hwa?"
Ia menoleh pada sumber suara. Matanya melebar. I-ia di mana sebenarnya?! Kenapa ada sahabatnya di sini?! Kenapa fisik sahabat hilangnya berubah drastis?!
"W-woo... kok lo jadi ndut sih?"
Pletaak!!
"Anying, sakit!!!"
"Gue hamil, keparat!! Eh astaga...." ia kemudian mengusap-usap perutnya, "maafin mama ya, sayang... pamanmu ini ngeselin..."
Seonghwa mengelus-elus dahi mulusnya yang menjadi korban pukulan centong sayur temannya.
"Seriusan?! Sama siapa, anjir?! Baku hantam sama gue!!"
"Santai, Hwa..." Wooyoung beranjak dari sana, kembali ke dapurnya untuk melanjutkan kegiatan memasaknya yang tertunda. "Bukan di luar nikah, kok... udah sah..."
"Kak San?!"
"Iyalah. Siapa lagi?"
Seonghwa terdiam. Inikah alasan temannya mendadak keluar sekolah?
"Gak apa-apa, Hwa. Gak usah dipikirin mulu," ucap Wooyoung. Ia masih sibuk dengan masakannya. Ia terlihat mencicipi masakannya. "Pokoknya gue pengen pas gue ngelahirin, lo harus nemenin gue, sebagai paman yang baik buat anak ini."
"Anjiraaaann," Seonghwa tertawa keras. "Siaplah... siap! Omong-omong gue di mana, coy? Terakhir gue kan di--
"Di rumah gue," Wooyoung menghampirinya dengan membawa sebuah piring dan sebuah rantang. Kain gaun tidurnya melambai-lambai lucu. "Ini, makan dulu. Lo pasti laper kan? Kalo mau nambah, ambil aja di dapur. Gue masak sop kaki sapi. Gue mau nganter makan siang dulu ke rumah sebelah."
Seonghwa menerimanya lalu menyuapkan sesendok saat Wooyoung meninggalkannya sendiri.
Ah.
Sial.
Enak sekali.
Dari mana anak itu belajar memasak?!
Ia masih bertanya-tanya. Tapi ia tahu, hidup barunya akan dimulai.
fin!
Terimakasih dukungannya ya, teman-teman!! Duh seneng bat diriku ada yg baca & suka cerita inii...
Ceritanya sudah selesai akhirnya😭
Huah!
Adakah masukan untukku?
See ya!
fuu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ammo
FanfictionKetika dunia tidak lagi sestabil dahulu kala, ketika para elit negara memainkan monopolinya, kegelapan seolah menyelimuti bumi. Cahaya seredup apapun akan diburu untuk dipadamkan. Di dunia yang tidak lagi memiliki harapan, aku hanya ingin menjadi ca...
