"Jaga Dia..."

1.1K 183 118
                                    

Double update because, fuck y'all feelings:)

Dan yeah, work ini harus cepet beres. Tpi tenang, cepat beres bukan berarti kualitasnya turun. AZEK.

Eh tapi, klo emg ada penurunan, kasi tau ya, biar dibenerin.


●●●●●●●●●●●●●

"Hey, pak," Seonghwa menatap heran salah satu rekan setimnya yang terlihat kosong. "Anda tidak apa-apa?"

"Ya," ia membalasnya dengan datar. "Saya tidak apa-apa."

"Jangan bilang Anda masih canggung dengan Letkol Song karena kejadian di pintu gerbang dahulu?"

"Ahahaha," ia tertawa sumbang. "Tidak... tentu saja tidak..."

Mingi tidak menanggapi interaksi mereka. Ia hanya merotasikan matanya malas.

"Eh, Kak Ming, siapa targetku sekarang?" tanya Seonghwa tiba-tiba.

"A-eum," Mingi menggerakkan jemarinya resah. "E-eum... a-ada nanti. Euh, pokoknya, kamu liatin di sepanjang jalan yang kakak tunjukin nanti. Bakal ada dua orang yang transaksi dan beberapa orang yang ngejagain. Liatin kalo ada yang ngasi koper item. Kamu--"

Mingi tidak yakin untuk mengatakannya.

"Kamu tembak yang bawa dan ngasi kopernya. Paham?"

"Siap paham, pak!" Seonghwa memamerkan senyumnya. Mingi hanya tersenyum tipis. 'Belum tahu aja siapa yang bakal dibunuh sekarang' batin Mingi meringis.

Gedung tinggi terlihat tak jauh dari mereka.

"Buat yang lain," ucap Mingi lantang. "Jangan ada yang tahu kita sedang apa. Minimalisir keributan. Segera kabari anggota tim lain bila ada yang mencurigakan. Ingat Plan A dan Plan B yang sudah kita rundingkan saat di markas. Saat kita turun, segera ke tempat berjaga masing-masing, paham?!"

"Siap paham, pak!"

"Tuhan melindungi kita," mobil mereka akhirnya sampai di tempat tujuan. Tidak terlihat ada hal-hal yang mencurigakan. Pakaian mereka pun tidak berlebihan. Mereka turun satu persatu membawa tas ransel yang sudah diisi persenjataan, begitu pula dengan Seonghwa dan Mingi.

Mereka segera berpencar ke tempat berjaga masing-masing. Mingi, Seonghwa, dan dua prajurit lainnya berjalan masuk ke dalam apartemen itu. Mingi menemani Seonghwa ke tempat Seonghwa berjaga.

Sebuah kamar di lantai empat, dengan sudut yang pas. Mingi masih di sana menemani Seonghwa merakit senapannya.

"Hwa."

"Ya kak?" Seonghwa mengatur teropong di senapan itu agar jelas dilihatnya target itu.

"Dengerin kakak, ya...

"Apapun yang terjadi...

"Tarik pelatuknya. Jangan ragu."


Seonghwa menoleh lalu tersenyum manis, "sure.. ngerti kok aku.."

"Kakak berharap padamu, ya. Kakak yakin kamu bisa," Mingi bangkit berdiri lalu menepuk bahu Seonghwa. "Kami semua berharap padamu. Kakak tahu kamu mampu. Kakak yakin anak didik Jeonghan satu ini adalah yang terbaik."

"Makasih..." Seonghwa tersenyum tulus.

"Baik, kabari kalau ada apa-apa. Kakak ke tempat kakak, ya?"

"Baiklah."

•••••

"Lapor, target terlihat mendekati lokasi."

AmmoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang