"Habis dari mana kalian?" tanya Bara pada Stefan dan Jeff yang baru pulang.
"Habis makan dong" jawab Jeff.
"Makan kerang" timpal Stefan.
"Berduaan aja? Kok gak ngajak-ngajak?" tanya Bara, skeptis.
"Lo mau naik dimana? Di pentil ban?" jawab Jeff.
"Emangnya gue gak punya motor?" tanya Bara pada Jeff dengan raut yang tidak senang.
"Bar... jangan marah ya, maaf kalau gak sempet ngajak, tapi tadi Jeff beliin kamu udang juga kok" jawab Stefan lembut.
Jeff mencondongkan tas plastik yang berisi makanan itu ke arah Bara, "Nih!"
"Sorry deh, gue udah kenyang" jawab Bara pada Jeff, lalu kemudian dia beranjak pergi dari situ dan masuk ke kamarnya sambil membanting pintu kamarnya. DARRR!!!
Jeff dan Stefan sama-sama terkekeuh dengan suara pintu tersebut.
Jeff angkat bicara, "Dia tuh kenapa sih? Akhir-akhir ini jadi nyebelin gitu?"
"Semenjak ada gue, kan?" ujar Stefan tiba-tiba.
"Yaelah, gak gitu kali, Fan"
Stefan manggut-manggut.
"By the way, kok lu ngomong ke dia pake aku-kamu sih?" tanya Jeff, curiga.
Sedang Stefan terkesiap dan mencari-cari alasan. Tak ketemu, dia malah bingung sendiri. "Gue capek banget nih, ngantuk pengen tidur. Duluan ya, Jeff. Makasih traktirannya" tinggal Stefan.
Jeff terdiam bingung, lalu berjalan menuju kamar Bara. Tapi ternyata pintunya kamar Bara di kunci, Jeff mengetuk-ngetuk pintu itu, "Bar... Bara!!! Ah elah, jangan kunciin gue gini dong! Masa gue tidur di luar?"
Dari dalam kamar Bara berteriak, "BACOOTTT!!!"
Jeff mendengus pasrah. Mau tidak mau dia memilih sofa untuk tidurnya, karena tidak mungkin ia tidur bersama Stefan. Pikirnya, Stefan pun sudah tertidur dan lelah. Dia tidak mau mengganggu Stefan.
"Bangke!!! Temenan ama nyamuk gue malem ini! Suwe!" gerutu Jeff.
~
"Masih marah ya?" tanya Stefan di kelas, saat ia terkejut Bara memilih duduk di sampingnya.
"Tau!" jawab Bara, tak bergairah. "Iya kali"
"Kalo marah kok masih mau duduk sama Epan???" ledek Stefan pada Bara.
Bara terdiam, sekeras mungkin dia menahan diri agar tidak tertawa dengan tingkah laku Stefan yang begitu menggemaskan.
"Bara gak mau baca dongeng baru Epan nih? Udah jadi loh tadi malem part terakhir. Epan tulis, khusus deh buat pembaca pertama. Pangeran Magema"
"Siapa?"
"Pangeran Magema. Ya Bara-lah"
"Yang nanya?!"
Raut wajah Stefan berubah seketika menjadi cemberut. Lalu dia tersenyum lagi, "Kita tuh lucu ya, kadang baikan, kadang berantem, abis itu baikan lagi, eh marahan lagi. Tapi padahal kita saling peduli"
Bara sedikit membenarkan ungkapan Stefan barusan. Tapi dia berusaha untuk tetap sok cuek dan dingin, "Dih, siapa yang peduli sama lu?"
"Yakin?"
"Iyalah! Males banget" jawab Bara.
Lalu Stefan dengan cepat menjatuhkan pulpennya ke lantai. Dan tanpa disuruh dan disadari, Bara beranjak dan mengambil pulpen yang jatuh di lantai itu, kemudian ditaruhnya lagi di meja Stefan. Stefan pun tertawa geli, "Ciyeee... tuh kan peduli"
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTAKES (END 21+)
General FictionWARNING : LGBT CONTENT 21+ CERITA DEWASA UNRATED!!! HOMOPHOBIC, GO OUT PLEASE! Ketika kamu mengejar suatu kesalahan dan kesalahan itu malah membuatmu menjadi teralihkan pada kesalahan yang lain. Sedang kesalahan yang lalu, masih setia mencarimu. Pad...