Yuk! Bacanya sambil putar lagu di atas. Biar lebih feel rasanya.
"Kamu... please... saya minta tolong sama kamu, cukup! Cukup untuk dekat-dekat dengan Bara" seru Devon pada Stefan yang sedang menikmati sarapannya. "Dia itu gak baik buat kamu. Cuma bawa pengaruh buruk aja"
Stefan menaruh rotinya di atas piring, lalu berujar dengan sangat hati-hati, "Tapi... bukan Bara yang cekokin Epan minuman tadi malem, Om"
Devon menaruh apelnya di meja, "Jadi kamu dicekokin?"
Stefan mengangguk pelan.
"Siapa yang cekokin kamu?" tanya Devon dengan serius.
Stefan menelan ludahnya dengan berat.
"Siapa Stefan? Bilang sama saya"
"B-Bobi, Om"
"Fuck!"
~
"Mana yang namanya Bobi disini?" teriak Om Devon di kelas Stefan. Seluruh siswa langsung berdatangan untuk melihat apa yang sedang terjadi.
"Om... please, stop!" pinta Stefan yang sedikit panik pada pamannya itu.
"Saya!" Bobi di belakang sana mengangkat tangan, "Ada apa mas?"
Devon menghampiri Bobi dan langsung "Heh! Kamu... jangan pernah sekali-kali sentuh keponakan saya dengan otak kotor kamu itu! Kalau tidak... saya gak akan segan-segan untuk menjebloskan kamu ke penjara. Ngerti kamu?"
"I-iya, Om. Maaf..." jawab Bobi panik.
"Dan untuk kamu..." Devon beralih pada Bara yang sedang berdiri di sisi Tole dan Hasan.
Bara menatap Devon dengan tajam dan takut.
"Jangan lagi dekat-dekat dengan Stefan! Ini peringatan terakhir" tegas Devon.
"Baik, Om" jawab Bara.
Stefan sedikit terkesiap dengan ungkapan Bara barusan. Tapi setelah dipikir-pikir, mungkin itu adalah jalan terbaik untuk semua.
Tak lama kemudian, Devon pun pergi meninggalkan keramaian itu. Tinggalah orang-orang yang memiliki pikiran dan ribuan pertanyaannya masing-masing.
~
Ketika Stefan sedang membawa beberapa buku cetak dari ruang guru ke kelasnya, Stefan harus melalui koridor yang begitu ramai. Seketika murid-murid yang baru saja selesai olahraga tak sengaja menyenggolnya dan membuat ia menjatuhkan beberapa buku-buku tersebut. Stefan merengut kesal, dan berjongkok untuk mengumpulkan buku-buku yang ada di lantai tersebut.
Namun tiba-tiba Stefan sedikit tersentak ketika melihat sosok Bara yang turut membereskan buku-buku tersebut.
Stefan sedikit terkekeuh begitu melihat usaha Bara yang mencoba dan berjuang untuk mempertahankan cintanya pada Stefan. Tapi Stefan bimbang, karena selain ditentang Om Devon, hubungannya dengan Bara kerap kali membawa masalah untuk ia dan juga Bara. Stefan tidak mau itu terus menerus terjadi. Stefan tidak mau Bara terluka lagi.
"Bar... udahlah... lo gak usah lagi perhatian atau care sama gue. Kita udahin aja sampai disini" ujar Stefan, sambil berdiri dan berusaha menahan rasanya.
"Maksud kamu?" tanya Bara, ikutan berdiri dari posisi jongkoknya.
"Tiap kali kita bareng, kita selalu aja kena masalah, Bar" jawab Stefan.
"Tapi bukannya tiap hubungan itu akan selalu ada cobaannya, Fan?"
"Tapi ini beda, Bar! Ini salah. Dan seharusnya gue dari awal itu sadar! Kalau kita emang gak bisa sama-sama"
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTAKES (END 21+)
Fiksi UmumWARNING : LGBT CONTENT 21+ CERITA DEWASA UNRATED!!! HOMOPHOBIC, GO OUT PLEASE! Ketika kamu mengejar suatu kesalahan dan kesalahan itu malah membuatmu menjadi teralihkan pada kesalahan yang lain. Sedang kesalahan yang lalu, masih setia mencarimu. Pad...