"Kak Randai" panggil Stefan pada Randai yang masih fokus menyetir.
"Ya Epan?" jawab Randai, sambil fokus mengemudikan mobilnya.
"Epan boleh nanya gak?" tanya Stefan.
"Boleh, mau nanya apa?"
"Mmm... sebenarnya Kak Randai itu siapanya Om Devon sih?" tanya Stefan, selidik.
Mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Stefan, membuat Randai menjadi gelagapan. "Kamu kok nanya itu?"
"Gapapa. Penasaran aja. Abis kalian akrab banget sih" ujar Stefan.
Randai semakin gelagapan. Di antara bilang tidak bilang. "Mmm... kalau saya jawab jujur kamu marah gak?" tanya Randai.
"Kenapa mesti marah? Orang mau jujur kok malah dimarah?"
"Bener??"
"Iya. Kenapa sih, kak?? Kepo deh"
"Saya itu... sebenernya... mantannya Om kamu, Fan!"
"Hah???" Stefan terkejut bukan main, "Serius???"
Randai mengangguk dengan berat hati.
Stefan terdiam sebentar. Tercengang lebih tepatnya. "Pantesan aja, kalian tuh akrab banget" ujar Stefan. "Gimana ceritanya sih? Kok bisa?"
"Kak Dave pergi... dia ninggalin saya waktu itu. Eh, gak taunya ketemu lagi disini" ujar Randai berbicara dengan hati-hati.
"Sejak kapan?"
"Apanya?"
"Ketemu disini"
"Setahun yang lalu"
"Oohhh... setahun yang lalu, aku masih tinggal dirumah Bara tuh"
"Iya..."
"Mmm... Kak Randai... masih sayang sama Om Devon?" tanya Stefan dengan hati-hati.
Randai tersenyum pasrah, "Kalau ditanya masih sayang sih, ya... masih sayang lah. Tapi percuma juga"
"Percuma kenapa?" tanya Stefan
"Hatinya udah gak ada buat aku lagi, Fan. Sama sekali!"
"Tau darimana?"
"Hatinya kan udah buat kamu, Fan"
"Apaan sih, kak Randai. Aku sama Om Devon kan cuma sekadar Om dan kepona..."
"Aku serius, Stefan!" potong Randai. "Hati kak Dave cuma untuk kamu. Bahkan hati organ tubuhnya sekalipun, udah dia sediakan untuk kamu"
Mendengar ungkapan Randai barusan, Stefan mendadak diam. Dia membayangkan, apa jadinya kalau sampai Om kesayangannya itu benar-benar mendonorkan hatinya untuknya.
"Dan kamu tenang aja... aku gak akan ngerebut Kak Dave dari kamu, kok. Dia udah aku anggap sebagai kakak aku sendiri. Hati aku udah mulai tumbuh buat orang lain"
"Oh ya? Siapa?"
Randai tersenyum malu, "Ada lah... gak berani bilang"
"Kok gak berani bilang? Siapa tau aku bisa bantu"
"Gak usah"
"Bara yaaa???" ledek Stefan.
"Apaan sih kamu nih"
"Halah, pake malu-malu segala"
"Enggak! Masa dia? Dia kan baru putus dari kamu"
"Udah, ambil aja gapapa, kak Randai"
"Kamu nih... fokus dulu sama kesehatan kamu!"
"Iya, iya. Tapi Bara kan orangnya?"
Randai tersenyum malu lagi. "Emang kamu beneran udah putus dari Bara, Fan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTAKES (END 21+)
General FictionWARNING : LGBT CONTENT 21+ CERITA DEWASA UNRATED!!! HOMOPHOBIC, GO OUT PLEASE! Ketika kamu mengejar suatu kesalahan dan kesalahan itu malah membuatmu menjadi teralihkan pada kesalahan yang lain. Sedang kesalahan yang lalu, masih setia mencarimu. Pad...