Pembicaraan dengan Mama kemarin membuat Lisa saat ini lebih ikhlas. Ia menyentuh inisial di tengkuknya pelan, kemudian menatap dirinya di kaca. Kalau memang dia masih harus menunggu, ya sudah. Lisa bisa apa selain menunggu? Sekarang lebih baik Lisa mencoba hal yang selalu ia inginkan. Jatuh cinta.
Mungkin mama benar, jatuh cinta tak harus dengan pemilik inisial di tubuhnya. Kalau ternyata ia jatuh cinta dengan pemilik inisial, anggap saja sebagai bonus. Saat ini dia lagi sama Younghoon, makan siang bareng. Tentu saja karena mereka satu fakultas, jadi kewajiban untuk makan siang bareng.
"Hoon, gue pengen punya pacar." Younghoon langsung tersedak. Perih banget lagi makan ayam geprek eh keselek. Lisa buru-buru memberikan es teh miliknya. Younghoon masih terbatuk setelah meminum es teh, membuat Lisa serba salah. "Perih ya? Aaa, maaf."
Younghoon menggeleng sekali lagi ia minum, kali ini air mineral miliknya. "Kok tiba-tiba?" Tanya Younghoon setelah tenggorokannya sudah lebih baik. Tadi sepertinya Younghoon menelan darah karena sekarang tenggorokannya agak pedih.
Lisa masih terlihat khawatir, tetapi langsung menjawab. Jarinya bertaut, cemas. "Gak tiba-tiba sih, sebenarnya. Tapi karena gue punya inisial, gue merasa harus pacaran atau berakhir sama orang itu. Tapi lagi, sekarang gue mau nyoba pacaran. Seenggaknya jatuh cinta, Hoon."
Younghoon kembali meminum air miliknya, tenggorokannya masih terasa tak nyaman. "Okei."
Alis Lisa bertaut, bingung mendengar balasan Younghoon. "Cuma 'okei'?"
"Terus gue harus jawab apa?" Younghoon memalingkan wajah, bersitatap dengan Eunwoo—ketua jurusannya—kemudian mengangguk. "Pilihan lo itu. Gue gak mau larang, itu 'kan keinginan lo. Coba aja. Coba buat jatuh cinta, patah hati, terus jatuh cinta lagi. Cobain semua emosi yang selama ini belum lo miliki."
Lisa rasanya mau meluk Younghoon. Jadi, gadis itu pindah ke samping Younghoon dan melingkarkan tangannya di pinggang sahabatnya. "Hooney aku emang paling pengertian."
Younghoon tersenyum kecil dan menepuk puncak kepala Lisa. Beberapa orang berbisik, mulai berspekulasi. "Tapi, jangan bilang Jaehyun sama Jungkook dulu ya. Tar gue ngomong sendiri ke mereka abis UTS kelar."
Berbeda dengan Younghoon, Jaehyun dan Jungkook pasti bakal berisik banget. Apalagi Jungkook dan mulutnya, pasti akan memaki Lisa. Ditambah Jaehyun, pasti lelaki itu akan tersenyum dengan mata ingin membunuh. Jaehyun kadang tuh curang, dia boleh pacaran tetapi Lisa tidak. Kata Jaehyun, cowok tuh tipenya ya kalo gak kaya dia, kaya Jungkook. Younghoon gak disebut karena levelnya laki-laki bukan cowok. Lisa suka bingung sama teori Jaehyun kadang-kadang.
"Lo mau pacaran silakan, selama seiman. Gue mendingan ngeliat lo putus dengan alasan lain, dibanding beda keyakinan." Kata Younghoon, masih menepuk pundak kepala Lisa. Sekarang perempuan itu menyandarkan kepalanya di pundak Younghoon. Posisinya mereka menghadap ke pintu masuk kantin, jadi orang-orang tak bisa melihat wajah keduanya.
Younghoon yang paling paham soal ini. Orangtuanya beda keyakinan dan meski kelihatannya baik-baik saja, tetapi tetap ganjal. Apalagi saat hari raya dan berkumpul keluarga, rasanya canggung sekali. Masing-masing dari mereka tak berniat berpisah, sebab ada hal-hal yang mereka yakini sebagai kebenaran. Younghoon tak menyalahkan, juga tak menilai buruk. Itu hidup yang dipilih orangtuanya dan sebagai anak Younghoon dibebaskan memilih. Toh, sejak kecil ia diperkenalkan pada dua keyakinan yang berbeda dan tak memiliki masalah. Hanya, hatinya memilih keyakinannya saat ini. Meski berbeda cara mencapai Tuhan, Younghoon yakin bisikan doanya tetap akan terdengar. Akan tetapi, untuk masa depannya, ia menginginkan pernikahan dengan keyakinan yang sama. Sebab, ada beberapa hal yang Younghoon yakini bisa lebih dipahami jika keyakinan mereka sama. Urusan keyakinan anaknya, itu masalah pilihan anaknya.
Lisa juga paham, nasihat Younghoon demi kebaikan dirinya. Meski Lisa belum pernah jatuh cinta, tetapi beberapa temannya yang pernah pacaran beda keyakinan selalu putus dengan alasan yang sama. Kadang Lisa ingin berkata, untuk apa memperjuangkan hal yang pasti akan dilepaskan? Tetapi, di sisi lain, ia memarahi diri sendiri sebab jatuh cinta tidak mengenal keyakinan atau hal duniawi lainnya.
"Anyway, boleh liatin inisial gue gak? Gue penasaran, bersinar atau enggak? Ini buat yang terakhir." Pinta Lisa sambil menatap Younghoon lurus dengan tatapan penuh harap.
Younghoon mengangguk dan menurunkan kerah baju Lisa, melihat inisialnya yang berpendar terang. "Nope. Tetep gak ada reaksi." Katanya sambil kembali menaikkan kerah baju Lisa ke posisi semula.
Lisa menarik ujung bibirnya, kecewa. "Okei."
She is not okey. He is not fine. Dan kebohongan terus berlanjut.
He he he
Ayow tebak dan berteori
muehehe 👀
-amel
KAMU SEDANG MEMBACA
kisah tentang nama
FanfictionMenemukan jodoh harusnya mudah sebab inisial nama pada tubuhmu akan bersinar ketika jodoh berada di sekitarmu. Hanya saja, untuk seseorang seperti Lalisa yang memiliki inisial di bagian leher, hal mudah itu menjadi luar biasa sulit.