5 • find him

3.8K 780 19
                                    

"So... Kemarin, inisial gue bersinar dan gue ketemu sama the one." Jihyo berujar sambil memegang gelas berisi teh hangat. Ia mendongak, menatap Yuju dan Lisa bergantian. "Now I'm scared."

"Right. It was scary to find out that your the one either someone you really know or someone you just met. Both are scary." Kata Yuju sepaham dengan Jihyo.

Lisa diam. Rasanya iri, tetapi hanya ditahan dalam hati. "Kaya tiba-tiba ketemu dan sekarang gue canggung banget sama Dokyeom." Yuju mulai cerita, kepalanya jatuh ke atas meja. "Sekarang kalau ketemu malah kaya orang asing, gak tau sampai kapan bakal begini."

Jihyo mengangguk, merasakan hal yang sama. "Ni orang ternyata tetangga baru gue. Udah kerja dan pas kemarin kenalan dan inisial kami saling bereaksi, sekeluarga heboh. Orangtuanya langsung minta buat tunangan. Udah gila."

"Gue belom ngasih tau nyokap. Kalo tau bisa disuruh ke rumah si Dokyeom." Balas Yuju, mukanya frustasi. "Kenapa sih, kalau inisial bereaksi malah harus nikah? 'Kan gak segampang itu."

"Kenapa gak gampang?" Balas Lisa, tak paham. Ini pertanyaan yang sama seperti pertanyaan Younghoon kemarin. "Inti dari inisial 'kan untuk itu."

Jihyo menghela napas, menatap inisial di jari telunjuknya. "Buat gue, ini malah kutukan. Iya, sih tingkat bercerai dan berselingkuh lebih kecil kalau kita bareng orang yang punya inisial, tapi gimana kalau kita ga punya perasaan, dan bertahan cuma karena inisial? Rasanya kata kutukan. No offense, kalau kalian percaya sama inisial dan jodoh. Tapi, buat gue pribadi, dibanding bergantung sama inisial bukannya lebih baik kita mencari orang yang benar-benar sefrekuensi?" Jihyo meminum tehnya. "Daripada menghabiskan waktu sama orang asing yang sebatas punya inisial, lebih baik menghabiskan waktu sama orang yang bisa gue ajak ngobrol sampai tua."

Lisa diam. Meski tak sepenuhnya sepemahaman, egonya masih menginginkan seseorang dengan inisial menemukannya. "Sejujurnya, gue suka Dokyeom. Cuma saat tau kalau inisial kami bereaksi, rasanya seaneh itu. Gue gak pernah berpikir kalau dia the one yang gue cari. Kaget yang kemudian bikin gue mikir, apa gue suka Dokyeom karena dirinya atau karena reaksi dari inisial? Karena gue gak mau nantinya nyesel suka karena reaksi inisial."

Meski inisial tidak bersinar, reaksi yang diberikan tubuh tentu berbeda. Seperti yang Yuju bilang, ada beberapa reaksi yang ditunjukkan tubuh sebab inisial kita di tubuh orang lain. Seperti magnet, menarik tanpa dapat ditahan. "Rasanya salah aja kalau gue suka Dokyeom karena reaksi inisial. Apalagi, orangtua gue menikah bukan karena reaksi inisial. Di tubuh mereka bukan inisial masing-masing yang tertulis."

Pengakuan Yuju bikin Lisa kaget. Kulturnya berbeda karena seingat Lisa, keluarganya menikah dengan pasangan Inisial. "Makanya jadi canggung ke Dokyeom."

"Lis, karena lo belum menemukan the one coba lo pikirin apa yang mau lo lakuin saat ketemu dia." Kata Jihyo, tangannya menepuk pundak Lisa. "I know how much you want to meet him, tapi setelah itu apa?"

Pertanyaan yang sama seperti milik Younghoon. Lisa diam. Jihyo tersenyum. "Take your time, gak usah buru-buru. Kebahagiaan bukan kompetisi."

Sampai rumah Lisa cuma goleran di sofa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai rumah Lisa cuma goleran di sofa. Televisi menyala, hanya didengarkan bukan ditonton. Tiffany yang sedang sibuk membuat pudding akhirnya menghampiri. Tangan beraroma cokelat itu mengusap puncak kepala Lisa. "Kenapa, Teh?"

"Ma, dulu pas tau kalau Papa the one perasaan Mama gimana? Maksudku, pas tau kalau inisial Mama bereaksi sama inisial Papa, perasaannya gimana?" Lisa akhirnya memutuskan bertanya.

Tiffany diam sejenak, mengulang ingatan di masa lalu. "Kaget. Ya, pastilah kaget. Papamu dulu tuh bukan tipe Mama dan saat itu Mama punya pacar. Kami gak langsung saling mendekati, malah sekedar kenal. Saat Mama putus, Papa malah punya pacar. Begitu terus sampai di satu titik kami sama-sama capek pacaran. Anehnya malah ketemu di halte, lagi hujan dan lagi-lagi inisial kami saling bereaksi. Saat itu, ego kami yang menentang inisial turun, dan akhirnya mencoba saling mengenal."

Dulu, Lisa hanya tahu kalau orang tua menikah karena reaksi inisial. Ternyata, kisah sebenarnya berbeda. "Tapi Mama gak menyesal. Lebih dari sosok suami, Papamu itu Ayah yang hebat Teh. Mama gak pernah berharap punya suami ideal, tapi Mama selalu berdoa agar anak-anak Mama punya ayah terbaik." Tiffany diam, menunduk, dan menjuil hidung Lisa. "Karena sebagai manusia, kita bukan cuma mencari pasangan, tetapi sosok orangtua bagi anak-anak kita nantinya. Mama selalu berpikir bahwa, Mama bisa mencari suami, tetapi anak-anak Mama gak bisa mencari sosok ayah yang mereka idamkan. Bertemu Papa kamu adalah keberuntungan untuk Mama. Dia sosok anak yang baik, menantu yang baik, suami yang baik, dan juga ayah yang baik. Gak semua orang seberuntung Mama dan gak semua orang bisa mendapat pilihan."

"Pilihan?" Ulang Lisa.

Tiffany mengangguk. "Iya, pilihan. Kaya Teteh saat ini. Teteh punya banyak pilihan, entah berhenti mencari atau malah mencoba mencintai. Sebenarnya, tujuan Teteh ketemu pemilik inisial itu apa? Memenuhi ego kah? Atau malah ingin mencintai? Padahal, kalau ingin mencintai bisa tanpa harus dengan pemilik inisial. Peluang Teteh masih banyak, toh Teteh masih 19 tahun. Coba aja semua peluang, jangan dibatasi pilihan yang ada."

Ah, mungkin ini maksud Younghoon. Lisa mengangguk dan melingkarkan tangannya di pinggang Tiffany. "Makasih ya, Ma udah memilih Papa sebagai sosok ayah. Lisa beruntung karena Mama dan Papa itu orangtua Lisa."

Tiffany tak membalas hanya mengusap punggung putrinya. "Kalau Papamu dengar nanti dia nangis."

Lisa tertawa, benar sih. Papa mungkin terlihat tegas dan kuat, tetapi tetap saja mudah menangis. Bahkan saat Lucas lahir, tangisan Papa lebih kencang sementara Mama tertawa geli. Ah, Lisa ingin seperti ke dua orangtuanya.

Well, yeah harusnya ringan tapi aku ingin memasukkan banyak sudut pandang tentang nameverse sendiri jadi keliatan kelebihan dan kekurangannya dari pandanganku yaOh ya, nameverse fiksi ya, alias gak nyata dan cuma dibuat untuk kebutuhan ceritaKalau...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Well, yeah harusnya ringan tapi aku ingin memasukkan banyak sudut pandang tentang nameverse sendiri jadi keliatan kelebihan dan kekurangannya dari pandanganku ya
Oh ya, nameverse fiksi ya, alias gak nyata dan cuma dibuat untuk kebutuhan cerita
Kalau mau nonton tentang nameverse ada di playlist global judulnya "dear my name"
Tapi tentu aja beda karena aku cuma ambil nameverse alias penggambaran dunia kalau jodoh ditemukan lewat nama dan digabung sama areal reaksi kaya di love alarn dan segala penjelasan serta teori soal nameverse di sini ya cuma bakal kalian temuin di akun ini
Because I made them up
Ini tidak akan panjang karena aku ingin memulai yang lain muehehe
-amel

kisah tentang namaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang