8 • something different

3.3K 765 60
                                    

Pagi ini Lisa berangkat bareng Jungkook. Kalau sama Jungkook sudah pasti Lisa akan memakai celana dan sepatu, kalau pakai rok ribet karena motor Jungkook tinggi. Sebelum naik, Lisa memakai helm. "Tar sore baliknya bareng Younghoon yak. Gue ada tanding basket."

Lisa mengangguk. "Gak mau gue tonton?"

Jungkook langsung menatap jijik. "Ogah. Tar yang ada lu malah jajan, bukan ngedukung."

Suara tawa terdengar dari mulut Lisa. "Ya udah, tar gue balik sama Younghoon." Setelah itu Jungkook mengendarai motornya keluar dari wilayah FIB.

Hari ini berarti bakal naik kereta. Kalau Younghoon memang lebih suka menaruh motor di parkiran stasiun. Sebenarnya karena dia males bawa motor sampai kampus. Macetnya itu yang bikin Younghoon gak kuat. Kuat sih kalau dipaksain, tetapi sampai kampus dia jadinya ngantuk dan gerah. Younghoon paling benci kalau keringatan, alasan utama dia paling benci olahraga dan panas.

"Lis!" Panggilan itu membuat Lisa berhenti dan melambaikan tangan pada Jihyo. "Bareng!"

"Dari mana lo?" Tanya Lisa.

"Ngambil danusan. Lo beli ya, nanti." Pinta Jihyo sambil memperlihatkan isi kotak yang dibawa.

Lisa mengangguk, kebetulan pengen ngemil. Seharian ini waktu berlalu dengan cepat. Kelasnya juga selesai lebih cepat karena ada rapat prodi. Lisa sih senang, tapi ya dia masih harus menunggu Younghoon. Tadi udah bilang sih kalau Lisa selesai lebih cepat dan Younghoon pun begitu, cuma anak itu harus ke ruang BEM. Meski kelihatannya paling males berhubungan dengan manusia dan bersosialisasi, Younghoon tahun ini menjabat sebagai sekretaris 2 di jurusan. Kalau Lisa tipe kuliah-pulang, Jungkook tipe kuliah-basket, dan Jaehyun tipe kuliah-mencari kenalan alias diajak ini-itu hayuk.

"Lama gak?" Younghoon datang sambil menempelkan es krim mochi di pipi Lisa. Tangan kanan Younghoon memegang es teh.

Lisa menggeleng sebagai jawaban. "Enggak sih, tadi juga masih ada Jihyo sama Yuju."

Younghoon mengangguk, berdiri di depan Lisa. "Mau langsung balik?"

"Mau makan dulu." Lisa sibuk membuka es krim mochinya. "Tapi makan apa ya? Pengen pasta deh."

"Random banget. Kalau pasta yang deket stasiun aja. Samping toko keluarga ada kafe dan pastanya lumayan." Jelas Younghoon.

"Heh? Kok tau-tauan? Jalan sama siapa lo?" Matanya memicing, curiga dan menggoda. Tangan Lisa yang kosong menoel lengan Younghoon. "Curang nih gak cerita-cerita."

Younghoon cuma diam, malas menjelaskan. Apapun yang dijelaskan pasti akan jadi bahan godaan. Lisa masih menggoda sampai seorang perempuan mendekati mereka. "Halo, kak Younghoon."

Lisa yang menoleh, menatap seorang perempuan berambut panjang hitam. Manis dan cantik, tipe yang tidak membosankan. "Halo, Lia."

Mata Lisa bergerak, menatap Younghoon dengan cepat. Tatapan matanya berteriak oh, ini yang namanya Lia. Lisa ikut tersenyum pada Lia. "Halo, Lia aku Lisa he he."

Lia hanya mengangguk sambil senyum malu-malu. "Duluan ya, kak. Hati-hati!"

"Kamu juga hati-hati!" Balas Lisa heboh bikin Lia menahan senyum. Younghoon sudah berjalan keluar wilayah kampus, tujuannya stasiun kereta.

Setelah itu Lisa langsung menyenggol lengan Younghoon. "Hoh! Cie-cie! Itu Lia yang kemarin chat-an sama lo 'kaannn?"

Mata Lisa bersinar, "Hayo, lo ke kafenya sama Lia juga yaaa?"

Younghoon menghela napas. "Iya, sama Lia."

Langkah Lisa berhenti. Aneh, kenapa tadi dadanya terasa sakit ya?

"Ngapain diem? Buruan sini." Teriak Younghoon yang berada lima meter dari Lisa.

Perempuan itu tersadar dan berlari ke arah Younghoon. "Abis benerin tali sepatu, maaf."

Younghoon melirik ke sepatu Lisa dan berlutut. "Apaan yang dibenerin sih? Masih berantakan gini."

Apa ini? Bukan kali pertama Younghoon mengikat tali sepatu Lisa, tetapi kenapa sekarang jantungnya berdetak lebih kencang? Aneh.

"Dah." Ujar Younghoon sambil berdiri. Lisa masih bengong, "Yue, malah bengong lagi."

Tangan Younghoon mengusak rambut Lisa. "Ayo, ah. Jangan bengong mulu."

Younghoon menarik tangan Lisa, seperti biasanya. Akan tetapi, kali ini membuat Lisa merasakan sesuatu yang berbeda. Jantungnya jadi berdebar kencang dan sentuhan Younghoon membuat wajahnya memanas. Di tempatnya, Younghoon melirik ke tengkuk Lisa yang berpendar terang. Ia menunduk dan mengeratkan genggamannya.

🙊-amel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🙊
-amel

kisah tentang namaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang