Setelah selesai ibadah pagi, mereka berempat makan mi ayam di depan aprilmaret. Mobilnya Jaehyun parkir tak jauh dari mereka. Lisa meraih teh botol miliknya, terkikik geli melihat Jungkook yang kepedasan. "Muka li merah banget."
Jungkook mendengus, "Si Jaehyun kampret emang." Tatapan tajam pada Jaehyun yang menatap polos, pura-pura tak paham. "Gak usah sok polos, lu naro sambel di bawah mi ayam gue!"
Setelah mendengar itu Jaehyun tertawa. "Lah udah tau pedes masih dilanjutin. Salah lo lah."
"Ya, sayang mi ayamnya kalo ga diabisin. Ah, asli perut gue panas." Setelah itu Jungkook lari ke dalam aprilmaret, mi ayamnya habis sama seperti perutnya yang habis ini berteriak.
Sembari menunggu Jungkook, Jaehyun melipir ke tukang cilok sementara Lisa masih menghabiskan mi ayam ditemani Younghoon. Gadis itu menoel lengan Younghoon, "Hoon, abisin baksonya. Gue kenyang."
"Tadi mah mending gak usah pake bakso." Kata Younghoon sambil memakan bakso di mangkuk Lisa. Pemiliknya hanya tertawa. Saat itu ponsel Younghoon bergetar, menampilkan notifikasi obrolan masuk. Lisa sempat melirik karena ada nama asing di sana.
"Lia siapa?" Tanyanya, penasaran. Notifikasi yang muncul bukan cuma satu soalnya, jadi Lisa penasaran.
Younghoon melirik ke arah ponselnya dan membalikkan layarnya, menutup sepenuhnya. "Maba."
Senyuman jahil muncul di bibir Lisa dengan tangannya yang menoel lengan Younghoon. "Cie, akhirnya ya."
"Paan sih." Balas Younghoon cuek. "Cuma maba doang."
Lisa terkekeh, tertawa melihat tingkah Younghoon yang tak biasa. "Iya, cuma maba."
Jaehyun datang bersamaan dengan Jungkook. "Yuk, cabut. Ke rumah lo dulu Lis baru nonton." Ujar Jaehyun sambil makan cilok.
Lisa mengangguk. Setelah mengucapkan terima kasih, empat sahabat itu melangkah menuju mobil. Lisa menyenggol lengan Jaehyun, matanya melirik memperingati. "Kata Ayah kalau ke rumah nanti mau ngobrol."
Jaehyun yang ingin membuka pintu mobil langsung berhenti bergerak. "Hah?" Panik dan langsung mengulang ingatan pesan yang ia kirim semalam. "Bentar, nanti kita beli pempek dulu sama nasi bebek."
Dua makanan favorit Minho harus dibawa, biar jinak. Lisa terkikik, geli melihat wajah pucat Jaehyun tadi. Lisa duduk di belakang, bareng Jungkook. Lelaki itu menyandarkan kepalanya di bahu Lisa sambil memperlihatkan video lucu.
"E, ini kating gue namanya Rowoon. Baru putus dia terus kemaren nanyain lo." Jungkook menunjukkan foto laki-laki berkacamata. "Mo ngajak kenalan katanya."
"Boleh." Jawaban Lisa membuat Jaehyun menginjak pedal rem secara tiba-tiba. Jungkook sampai terjatuh ke lantai mobil, sementara Lisa ditahan agar tak jatuh oleh Jungkook. Tangan Jungkook melingkar di perut Lisa, menahan agar tak jatuh sementara tubuhnya sudah di lantai mobil. Untung saja Jaehyun dan Younghoon menggunakan sabuk pengaman, jadi tak terpental.
"Astaga! Jaehyun!" Kesal Lisa, jantungnya berdebar kencang. Masih syok, sementara Jungkook kembali duduk di samping Lisa. "Kenapa sih? Bikin syok aja, untung di belakang kosong."
Jaehyun menghembuskan napasnya, menenangkan diri. "Lo yang kenapa? Kok tiba-tiba mau dikenalin ke cowok?"
Younghoon melirik ke arah Lisa, keduanya saling bertukar kata tanpa ucapan. "Sini, gantian. Gue yang nyetir." Kata Younghoon lebih pada perintah.
Jaehyun mengangguk, ia sadar kalau saat ini dirinya tak bisa fokus pada jalanan. Jungkook menggaruk pelipisnya, rasa tak nyaman memenuhi perjalanan mereka sampai rumah. Seperti malam ini mereka tak jadi menonton.
KAMU SEDANG MEMBACA
kisah tentang nama
Fiksi PenggemarMenemukan jodoh harusnya mudah sebab inisial nama pada tubuhmu akan bersinar ketika jodoh berada di sekitarmu. Hanya saja, untuk seseorang seperti Lalisa yang memiliki inisial di bagian leher, hal mudah itu menjadi luar biasa sulit.