12 • my initial

3K 718 51
                                    

Jaehyun merebahkan tubuhnya di atas kasur kamar Younghoon. Tentu saja setelah meminta pemiliknya mengganti sprei dan sarung bantal. "Hoon, kapan lo mau ngasih tau Lisa?"

Tangan Younghoon berhenti mengetik. Tak ada jawaban, membuat Jaehyun mengubah posisinya menjadi duduk. "Makin lama lo pendem, makin terluka Lisa nantinya."

"Gue gak tahu, Jae." Aku Younghoon. Ia memutar kursi, menghadap Jaehyun. "Gue pengen ngasih tahu, tapi di sisi lain gue belum siap dia tahu. You know how much I like, no. I love her right? Gue pengen dia ngerasain segala emosi yang ketahan sama inisial ini. Gue gak mau karena inisial ini, pilihan dia jadi terbatas. Sebisa mungkin gue mau perasaan Lisa ke gue ada bukan karen inisial."

Jaehyun menggaruk kepalanya, mencoba berpikir agar kata-katanya bisa sampai ke Younghoon. "Coba aja dulu ngobrol sama Lisa. Lo gak akan tahu kalau gak nyoba, Hoon. Tell her."

Younghoon tak menjawab, kembali memutar kursi menghadap meja. Dia tidak merasa bahwa itu pilihan terbaik. Jaehyun hanya menatap punggung Younghoon kemudian mendekat dan menepuk pundak sahabatnya. "Pikirin deh, mending lo kasih tau Lisa sekarang. Mending Lisa tau dari mulut lo sendiri daripada orang lain. Dia bakal lebih sakit kalau tahu dari orang lain."

Jaehyun membuka pintu kamar. "Gue balik ya."

Pintu tertutup dan tinggal Younghoon sendiri. Ia menyandarkan punggungnya di kursi, kepalanya sekarang sakit. Bagaimana pun, Younghoon tahu ketika ia merahasiakan bahwa dirinya pasangan inisial Lisa, hal itu akan menyakiti sahabatnya. Younghoon tak pernah berniat merahasiakan, egonya menahan untuk tak mengatakan.

Ia baru lima belas ketika inisialnya muncul di bawah tulang selangka kirinya. Hari itu Younghoon baru selesai ganti seragam—setelah bermain basket—dan ia mendengar Lisa berada di UKS. Younghoon berlari menuju UKS dan Lisa duduk di kursi. Bu Taeyeon tengah mengobati lutut dan hidung gadis itu ditutup kapas.

Lisa menoleh, memberikan tanda V dengan jari. "Yo." Katanya dengan suara sengau.

Taeyeon langsung memukul paha Lisa, memarahi. "Jangan ngomong dulu, nanti kapasnya lepas."

Lisa nyengir dan Younghoon menghela napas, lega karena tak separah yang ia kira. "Kenapa dia Bu?"

Taeyeon selesai memasang pleater luka dan menoleh. "Jatuh di tangga kantin. Nih, kamu bantu dia pulang."

Younghoon mengangguk dan Lisa melebarkan tangannya. "Gemblok."

"Emang nyusahin." Gerutunya, namun tetap melakukan yang Lisa minta.

Younghoon berjongkok dan Lisa naik ke punggungnya. "Tas lo di kelas?" Tanya Younghoon dan Lisa mengangguk.

Keduanya melangkah di koridor yang masih ramai oleh para murid. Bisikan dan tatapan iri mengikuti sampai Younghoon mendudukkan Lisa di depan bangku dekat gerbang. "Tunggu sini, gue ambilin tas di kelas lo."

Lisa mengangguk dan Younghoon langsung berlari menuju kelas. Saat berada di lantai tiga, dadanya terasa panas, membuat Younghoon terduduk sambil memegang dadanya. Rasa panas yang kemudian berubah menjadi hangat ke seluruh tubuh. Setelahnya Younghoon kembali melangkah untuk mengambil tas Lisa.

"Kok pucet? Kenapa?" Tanya Lisa pada Younghoon.

Younghoon menggeleng dan kembali menggendong Lisa di punggung. Tasnya ia pakai di depan sedangkan Lisa memakai tasnya sendiri.

"Hoon," panggil Lisa pelan. "Gue pengen jatuh cinta. Entah sama pasangan inisial atau orang asing. Gue pengen jatuh cinta dan pacaran. Tapi, kalau gue udah punya pasangan inisial gimana? Apa saat ketemu kami akan saling jatuh cinta?"

Younghoon diam. Tak tahu harus menjawab apa. Ucapan Lisa menyakiti dirinya. Kalau boleh, Younghoon ingin pasangan Lisa adalah dirinya. Atau bahkan jika bukan dirinya, ia akan berusaha agar Lisa menyukainya.

Setelah sampai di rumah Lisa dan menaruh gadis itu ke kasur, ia langsung pamit. Namun, langkahnya terhenti saat melihat cermin di pintu kamar Lisa. Bagian dada kirinya bersinar dan ketika ia menurunkan kemeja seragamnya, ia bisa melihat inisial di sana. LS dan ketika ia menoleh Lisa sedang membuka sepatunya.

"Lo langsung pulang?" Tanya Lisa.

Younghoon yang masih berdiri dan mengangguk dengan kaku. "Ganti perbannya kalau abis mandi. Gue duluan." Pamitnya.

"Okei. Hati-hati Hooney!" Seru Lisa dengan senyum lebar.

Younghoon tak membalas dan langsung berlari menuju halte bus. Dadanya berdebar kencang untuk dua alasan berbeda. Satu karena berlari dan dua karena mengetahui pasangan inisialnya adalah Lisa. Sekarang Younghoon harus bagaimana?

Ia menggenggam seragamnya erat. Tidak. Tidak ada yang berubah. Lisa tetap sahabatnya dan perasaannya pada Lisa juga tak berubah karena inisial ini. Satu-satunya yang akan berubah adalah reaksi gadis itu. Younghoon mengusap wajahnya, frustasi. Apa yang akan Lisa katakan jika tahu dirinya adalah pasangan inisial gadis itu?

Sementara sisi egois Younghoon ingin Lisa segera jatuh cinta pada dirinya tanpa ada ikatan inisial. Seperti dirinya yang jatuh cinta pada Lisa jauh sebelum inisial di tubuhnya muncul.

Kadang rasa egois saat mencintai terlebih dahulu itu merugikanTapi di sisi lain gak bisa disalahkanKarena dasarnya, manusia ingin dicintai lebih dari ia mencintai seseorang dan ini yang ada dalam diri Younghoon-amel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kadang rasa egois saat mencintai terlebih dahulu itu merugikan
Tapi di sisi lain gak bisa disalahkan
Karena dasarnya, manusia ingin dicintai lebih dari ia mencintai seseorang dan ini yang ada dalam diri Younghoon
-amel

kisah tentang namaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang