V

2.2K 85 2
                                    

#Ima plot

"dari mana aja sih ma?! Kamu tuh ya, akhir akhir ini sering banget pulang sore. Udah gitu kamu selalu nolak diajak makan di rumah. Kamu sebenernya kenapa sih!"

Baru saja aku pulang dan masuk kamar, zaura sahabat baik dan terdekatku tiba tiba masuk ke kamar tanpa mengetuk pintu. Untunglah aku tidak sedang bermain hp.

"Ngga kok aku cuma lagi pengen ngerjain tugas tugas yang numpuk aja" bohongku sungguh bagus

"Ok, kalo kamu bener ngerjain tugas boleh dong aku nyontek?"

Lah mampus, dia malah memalak contekan padaku. Aku diam sejenak berusaha berfikir cara mengalihkan pembicaraan zaura.

"Oh ya za, kamu tau? Tadi kak sadi datang ke kampus nemuin aku"

Dulu zaura selalu antusias kalau aku membicarakan kak sadi. Bukan karena apa, dia suka dengan sikap kak sadi yang ramah dan murah senyum. Katanya dokter idaman.

"Oh, terus?"

Mungkin dia sedikit kecewa. Sudah sejak mas fandy menjadi dosen di kampus, perhatiannya teralihkan. Tapi aku terus mencoba berbicara supaya dia tidak curiga.

"Dia cerita kalau pak fandy mengkhianatinya soalnya dia pacaran sama kak zeni"

"Apa apa?! Aku nggak salah denger nih? Nggak mungkin lah ma pak fandy kayak begitu sama sahabat sendiri. Dia pasti di fitnah"

Aku merasakan nada pembelaan yang zaura berikan untuk mas fandy. Benarlah dia sudah menjadi pengagum rahasianya.

"Aku di kasih tau kak sadi. Ya kali kak sadi ngawur bilang begitu, orang dia lihat sendiri si dokter zeni itu meluk meluk mas eh pak fandy"

"Ah itu mah pasti direncanakan. Sekarang gini deh ma, pak fandy sama kakakmu itu sahabatan sejak SMA, mana mungkin dia nikung sahabat sendiri. Sedang dia tau kalau kakakmu sudah suka sama si siapa tuh si zeni itu sejak dulu"

"Kamu suka ya sama dosen itu?? Hayoo ngaku aja.. ngebelain sampe segitunya"

"Ihh apa sih kamu tuh. Ya kalo pun aku suka sama pak fandy nggak akan mungkin juga kesampean jadi pacarnya apalagi isterinya"

"Iya bener tuh. Soalnya dia pernah bilang dia dijodohin sama temen seangkatan kita namanya manda"

"Manda? Tunggu deh ma, setahu aku di kampus kita nggak ada yang namanya manda apalagi satu angkatan kita"

"Ya aku juga gatau sih"

"Loh tunggu deh, kok kamu bisa tahu sedalam itu masalah pribadi dia? Jangan jangan kamu deket lagi sama dia! Iya kan!"

"Aduuuuh nggak gitu za. Kemarin pas aku setor KTI, dia sedikit cerita gitu sama aku. Orang dia minta tolong supaya aku bantu kasih tahu si manda kalo pak fandy suka sama dia"

"Ooooh"

Hampir saja terbongkar rahasiaku. Dasar imanda, kalo ngomong suka nyerocos sampe keluar semuanya. Salahnya sih si zaura enak banget buat ngegibah. Apalagi soal cowok. Untung dia nggak sekamar sama aku, atau kalau nggak aku bisa bisa 24 jam bergibah ria sama dia.

"Udah ah aku mau mandi"

Aku menghentikan pembicaraan supaya tidak jadi panjang lebar dan menuju kamar mandi untuk mandi.

Usai mandi, ketika aku masuk kamar lagi aku sudah tidak menemukan zaura. Anak anak yang lain juga pasti sibuk di kamar. Ah malas aku keluar kamar, lebih baik diam di kamar dan menunggu pak fandy menelfon. Eits kenapa aku jadi memanggilnya pak? Ah pasti karena kebiasaan membicarakan mas fandy dengan zaura tadi. Tidak lama kemudian telfon yang ku tunggu tunggu pun datang juga. Dengan cepat aku mengangkatnya, rasanya rasa rinduku terobati dengan mendengar suara mas fandy.

dokter tampan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang