#Ima plot
Aku melompati jendela kamar dan mengendal untuk keluar rumah. Tak ada yang tahu untungnya. Meski aku tidak tau harus kemana tapi minimal aku hafal nomor bang fandy. Aku berlari ke counter hp terdekat dan meminjam hp disana.
"Bang fandy, jemput ima di depan toko roti pak eddy sekarang bang penting" tak tanggung tanggung aku langsung menelfon bang fandy supaya dia bisa menjemputku di depan toko pak eddy.
Setelah mengucapkan terimakasih pada mbak mbak penjag counternya aku berjalan ke depan toko roti yang ku maksud di telfon.
Meski suara masih serak, hidung tersumbat, mata merah dan muka sembab aku tak peduli. Aku harus ketemu bang fandy untuk membuat rencana menyelesaikan semuanya.
______
Tak berapa lama bang fandy datang dengan mobil, dan Aku segera masuk. Kasihan sekali melihat bang fandy dengan muka merah merah dan beberapa di balut perban karena sobek. Aku begitu cemas.
"Dek, pipi kamu kenapa?" Tanya bang fandy membuyarkan lamunanku.
"Kamu di tampar sama sadi? Astaga, sini biar aku obatin"
Dengan sigap bang fandy mengambil kotak obat dan mengoleskan sebuah salep ke pipiku yang sangat nyeri apalagi setelah di beri salep, nyerinya bertambah dua kali lipat. Aku hanya meringis pipiku terasa bengkak dan sulit di gerakkan. Merahnya memang semakin merata seperti darah yang tak bisa keluar karena pelindungnya masih kuat. Untung kakakku sendiri atau kalau tidak sudah ku laporkan polisi si sadi itu.
"Makasih ya bang" kataku setelah sekian lama
"Sekarang sadi pasti menentang hubungan kita ya?" Dia bertanya
Sebuah pertanyaan yang dia sendiri sudah tahu jawabannya, jadi aku cukup mengangguk untuk memberinya kepastian.
"Kamu gimana?" Dia melanjutkan.
"Bang, aku nggak akan biarin hubungan kita selesai. Abang harus miliki aku. Bang fandy harus berjuang untuk ngabulin amanah papanya abang, dan kali ini bang fandy nggak sendiri. Ada ima yang ikut berjuang bareng sama bang fandy" kataku meyakinkan
Aku meremas tangannya yang juga luka luka sedikit. Dia tak kalah ikut menunjukkan rasa sayangnya dengan memeluk.
"Keluar! Heh!" Kami berdua kaget mendengar seseorang menggedor jendela mobil bang fandy. Aku menoleh dan menemukan wajah kak sadi penuh emosi. Kami berdua di paksa untuk turun, dan meski awalnya aku punya ide untuk kabur bang fandy membuatku menghadapi masalah secara langsung.
Kami keluar dan mereka hampir saja kembali berantem lagi, untunglah tempat umum sehingga banyak orang membantu untuk melerai. Kak sadi menarik tanganku untuk ikut dia pulang kerumah sementara bang fandy mengikuti kami.
"Kakak nggak akan pernah ijinin kamu berhubungan lagi sama lelaki pengkhianat ini! Mulai sekarang kamu akan kakak kurung di kamar!" Kak sadi menarik tanganku lagi sampai di depan kamar. Dia melemparku masuk ke kamarku dengan kasar dan menguncinya dari luar.
Aku tak bisa lagi mendengar apa yang kak sadi dan bang fandy lakukan karena sepertinya mereka bicara di teras. Aku tak boleh menyerah. Masih ada telfon rumah yang bisa ku gunakan untuk menghubungi bang fandy.
Aku segera menyambar telfon kecil di kamarku sisa harapanku yang juga harus pupus karena kakak memutus sambungannya.
_______
Sejak kemarin aku tidak di ijinkan keluar kamar bahkan tidak di beri makan. Meski setidaknya kamarku masih indah tidak monoton, sehingga membuat moodku sedikit kadang membaik meski jika aku teringat soal bang fandy dan kak sadi semua juga jadi hancur lagi.
Sejak kemarin aku seharusnya sudah masuk kampus tapi entah sampai kapan aku di kurung di kamarku sendiri seperti ini.
"Pliis saya mohon kak, nggak papa saya di kunci di dalam kamar sama ima deh saya cuma pengen ketemu ima" tak ku sangka aku mendengar suara zaura
Apa benar zaura ada di luar kamarku? Kalau benar iya aku sungguh kedatangan peri yang membawa senyumku kembali
Tak berapa lama dugaanku terbukti benar, ibu membuka pintu kamarku di ikuti zaura. Dia segera masuk dan ibu mengunci kami berdua di dalam kamar. Sebenarnya aku sedikit merasa kecewa dengan keputusan kak sadi dan ibu yang mengurungku di kamar ini tapi jika ada zaura menemaniku maka selama apapun aku di dalam kamar itu tidak akan membosankan.
"Lo bawa apa an?" Tanyaku antusias
"Tenang aja... Gue bawa yang pertama makanan banyak banget niiih roti roti dari pacar kesayangan lo, em terus gue juga bawa hp buat lo ini juga dari pacar kesayangan lo. Gue bawa laptop buat kita nonton film dan gue bawa banyak kabar dari kampus. Oh iya gue hampir lupa, pak fandy bilang lo suruh cepet kirimin dia pesan kalo lo udah pegang hpnya terus lo suruh banyak makan supaya nggak sakit. Emmm cocuuuuuuit amat ciiih pacar lo jadi ngiri deh gue" zaura bicara panjang sekali sampai aku bingung.
Aku hanya menangkap satu pesan yaitu segera mengirimi bang fandy pesan singkat.
Sembari ngemil banyak makanan dan buah pemberian bang fandy bersama zaura yang sibuk lihat lihat alat makeupku aku sibuk berkirim pesan dengan bng fandy sebagai bentuk melepas rindu selama hampir sehari semalam tidak saling mendengar kabar.
Bang fandy baik dan cerdas, dia tau saja kalau aku tidak diberi makan dan hpku hancur berantakan. Dia juga cerdik mengirim zaura sebagai kotak posnya. Kan kalau zaura yang datang orang rumah pasti sama sekali tak curiga.
Setelah puas ngemil aku meminta zaura agar menghidupkan laptopnya dan menonton film bersama.
"Lo tau, berita soal kak sadi itu viral jadi trending topik di setiap pembicaraan mahasiswa kampus tau ma" zaura mulai mengeluarkan gosip panasnya
"Terus apa lagi?" Tanyaku santai karena sudah menduga hal itu.
"Hubungan pacaran lo sama pak fandy jadi trending topik nomor dua setelah isu hot kak sadi" dia melanjutkan
"Terus?" Kataku sambil ngemil
"Zeni datang ke kampus nyari lo tapi nggak ketemu dan bikin dia berantem sama pak fandy" dia kembali melanjutkan
"Terus terus?" Kataku lagi
"Lo terus terus aja sih?! Mana komentar lo?" Kali ini zaura mulai nyolot.
Aku hanya tersenyum "aku udah nebak itu semua za, berita lain kenapa?" Usulku kemudian
"Mau berita lain? Ok. Anak buah lo, anak kelas lo tadi nyariin lo karena banyak tugas. Mereka pada ngeluh karena banyak banget tugas ketua kelas yang harus mereka handel" kali ini berita yang bikin aku jadi tertawa lepas.
" Makasih ya za, lo bener bener sahabat sejati gue gila gue salut sama lo" kataku memuji
"Bentar, ini jadinya gue sahabat sejati lo atau lo gila?" Dia mencoba melucu untuk membuatku tertawa
KAMU SEDANG MEMBACA
dokter tampan
RomanceNovela - rampung Jangan beri obat yang langsung sembuh, nanti aku tidak sering bertemu dengan kamu lagi