XI

1.6K 58 2
                                    

#Zeni plot

Aku senang karena sekarang aku sudah berpacaran dengan sadi dan membuat mereka berdua kembali berteman. 3 rencana awalku berjalan dengan mulus. Aku sangat berterima kasih kepada tina, semua atas idenya yang andalan.

"Eh zen, lo denger kabar hot nggak?" Tina tanpa permisi memasuki ruanganku.

"Apa?!" Tanyaku sewot karena dia tak mau ketuk pintu dulu.

"Fandy punya pacar mahasiswa namanya manda. Anak kedokteran 1" itu seperti sebuah petir yang langsung menyambar emosiku.

"Lo jangan ketipu hoax!" Jawabku masih coba menahan amarah

"Lo lihat sendiri di akun gosip" jawabnya yang menbuatku segera mencari ponsel dan membuka akun gosip.

Disana foto foto seorang gadis bahkan beberapa foto menunjukkan gadis yang kepergok sedang bersama fandy semakin membakar emosiku. Aku melempar ponsel ke sembarang arah, berteriak tak jelas karena emosiku yang tak teratur.

"Aduuuuh zeni zeni tenang dulu kita bisa singkirin dia tapi lo harus tenang dulu zen" kata tina menenangkanku.

Tapi aku masih belum bisa benar benar tenang. Dia bahkan pernah mengataiku seperti beruang kutub kalau ngamuk.

"Gimana caranya!" Tanyaku penuh emosi

"Pertama kita cari tau siapa itu manda terus kita singkirin dia dari dunia ini. Gimana?!" Usul tina

Aku masih penuh emosi tapi setidaknya usul tina bisa masuk ke dalam otakku. Kami segera keluar untuk mencari tahu informasi sebanyak banyaknya soal siapa sebenarnya si manda ini. Pencarian di mulai dari kampus, tempat paling pas karena di kampus yang juga kampusku dulu dengan mudah aku menemukan siapa itu manda. Anak kelas kedokteran 1 yang memiliki nama lengkap imanda selama angkasa dia adalah putri almarhum dokter asman seorang dokter profesional yang bukan lain adalah ayah dari sadi angkasa. Jadi manda ini adalah adik perempuan sadi. Selain itu aku juga mendapat alamat rumah kontraknya di sebuah kampung dengan rumah yang standart rendah tanpa halaman. Dia siapa sih sebenarnya! Bagaimana bisa sampai menarik hati fandy?

Aku ingin bertemu dengan manda saat itu juga sebenarnya tapi tina mencegahku.

"Aku harus ketemu dia sekarang!" Kataku

"Ngapain sih zen! Nggak penting tau nggak sih! Mending kita susun rencana buat dapetin si fandy karena kalau kamu bisa dapetin fandy maka urusan sama si manda juga bakal selesai kan?!" Sergahnya

Aku pun menuruti usulnya. Kami kembali ke rumah sakit dan memikirkan cara agar fandy menikah denganku. Sejak menjadi dosen dia memang jarang ada di rumah sakit kalau tidak hari hari temu janji dengan pasiennya.

Aku dan tina masih sibuk berfikir masing masing di ruanganku ketika si sadi masuk ke ruanganku tanpa mengetuk pintu juga. Sialan! Kenapa sih tina dan sadi sama sama nggak punya hati!

"Haii sayang, aku bawa bunga buat kamu" dia menyerahkan sebuah buket bunga yang ada boneka Doraemon kecil didalamnya.

Mau tak mau aku terpaksa harus tersenyum dan bersikap romantis padanya, meskipun jujur aku sangat jijik bersikap begini pada sadi. Ingin rasanya segera ku usir keluar ruangan eh, dia malah sibuk ngoceh tak penting.

"Kamu mau makan nggak?" Tawarnya padaku sok manis.

"Emm gimana ya sayang, aku tadi habis makan di luar sama tina. Maaf ya sayang" tolakku tak kalah manis

"Ooh, yaudah syukurlah kalau kamu udah makan"

"Kamu nggak makan?"

"Tau kalo kamu udah makan aja aku udah langsung kenyang"

Aduuuuh memang dia pikir dia bisa seperti fandy yang kalau ngegombal bikin cewek meleleh? Hahahaha ngimpi kali ya! Kalau dia yang bilang malah terdengar norak sungguh. Kalau bukan karena fandy aku juga tak mau harua berpura pura menjadi pacar si sadi yang jelek kumel dan norak ini. Lagian aku pasti bisa dapetin cowok yang ya setara lah sama fandy minimal satu tingkat di bawah dia nggak kayak si sadi yang ibarat 1 banding 10 sama si fandy. Sejak kuliah juga sebenarnya fandy yang tenar si sadi mah cuma numpang tenar nempel nempel ke fandy.

"Aku ke kantin dulu ya" kata sadi setelah beberapa lama

Aku tersenyum manis sekali sambil mengangguk. Katanya denger aku udah makan dia langsung kenyang tapi beberapa menit kemudian dia kelaparan juga. Emang sok sok an jadi cowok bucin. Dia itu nggak pantas sama sekali untuk bersikap seperti itu apalagi sama aku yang nggak level sama sadi.

"Tin, gimana dong caranya?" Aku segera merecoki tina yang sedari tadi sibuk menahan tawa melihatku harus bersikap sok manis di depan sadi.

"Iya iya bentar gue mikir dulu"

"Dari tadi mikir mulu sih!"

"Aha.. gue dapet rencana, kita manfaatin sadi untuk ngedeketin fandy" kata tina yang tokcer

"Caranya?"

"Dia kan tau rumahnya fandy. Biar lo di kasih tau ntar lo deketin emaknya fandy. Pepatah bilang kalo anaknya nggak dapet lo harus pake pintu belakang. Pintu dapur namanya, yaitu ngedeketin emaknya buat dapetin anaknya" jelasnya

"Emang nggak ada cara yang lebih instan apa?" Tanyaku

"Di samping itu lo terus Pepet sadi supaya lo bisa adu domba mereka lagi" dia menambahkan

Senyumku merekah sembari memeluk tina dengan manja dan mengucapkan terimakasih. Ritual kami seperti biasa.

Aku buru buru keluar ke kantin lebih tepatnya, mendekati sadi bermanis manis manja dengannya supaya dia bisa memberikan alamat fandy kepadaku.

Saat kami sedang berduaan tiba tiba abras datang dengan membawa sebuah undangan.

Abras, tina mereka berdua adalah sepasang kekasih yang aku dengar sedang merencanakan pernikahan tapi tidak mungkin secepat ini. Mereka berdua juga satu kampus denganku dulu.

"Ada undangan reoni akbar di kampus besok lusa. Kalian datang kan? Dress code nya warna hijau sesuai warna angkatan kita. Eh di, bakal ketemu sama dedek dedek emes nih" jelas abras sembari menyerahkan undangan untuk kami berdua

"Maksudnya?" Si bodoh sadi masih saja oon

"Mahasiswa mahasiswanya nggak libur, mereka diajak juga buat ngikut acara reoni ya makanya kita bisa kenalan sama dedek dedek emes" dia kembali menjelaskan hanya untuk menjelaskan pada sadi yang bego

"Ah, gue udah serius sama zeni. Nggak bakal gue cari cari lagi, lo juga ras bukannya udah mau nikah sama tina sih!" Jawab sadi sok jadi lelaki gentelmen

Padahal aku jijik mendengar kalimatnya. Harusnya dia bersyukur karena besok berarti dia masih mendapat kesempatan untuk menemukan jodohnya barangkali yang nyantol di acara reoni.

Abras kemudian berlalu dan kini waktuku untuk kembali merayunya untuk mendapatkan alamat rumah fandy yang selama ini tidak di ketahui dimana tempatnya karena secerdas cerdasnya aku selalu berhasil di kibuli oleh fandy yang berpindah pindah apartemen.

"Iya iya sayang, udah jangan manja gitu sama aku ntar aku kirim alamat rumah dia ya" jawab sadi setelah beberapa lama

Aku pun tersenyum dan segera pergi dari kantin karena sudah sangat tak tahan sebenarnya berlama lama di kantin satu meja bahkan bermesraan dengan si sadi ini

dokter tampan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang