XII

1.5K 53 0
                                    

#Sadi plot

Setelah mengirim alamat rumah fandy pada zeni aku teringat soal reoni yang diadakan lusa, aku pun berinisiatif untuk menelfon adikku sayang imanda. Sudah lama sekali aku tidak bertemu dengannya. Kalau dia luang aku ingin meminta dia untuk menemuiku seperti biasanya.

Sayangnya Saat ku telfon nomor ima sedang tidak aktif. Aku tidak mencoba lagi karena aku yakin kalau hpnya sudah aktif dia pasti akan menelfon balik. Tapi hari ini dia belum juga menelfonku balik. Sudah sejak semalam nomornya tak aktif. Sebenarnya aku juga risau memikirkan hal itu, tapi aku harus tetap profesional.

Hari ini aku pulang ke rumah untuk mengambil baju yang akan ku gunakan sebagai dress code acara hari selasa. Sambil pulang aku melewati kampus, yang lengang karena memang aktivitas mahasiswa sedang libur hari ini. Aku coba membuka kotak WhatsApp messenger mengecek terakhir dilihat dan ima belum juga online sejak ku telfon kemarin.

_____

Dirumah sepi, seperti biasa ibu pasti ada di polres. Hanya ada pembantu yang sedang membersihkan halaman.

"Masak apa bik?" Tanyaku

"Tadi bibi beli jagung muda udah di tumis mas" jawab bibi

Aku sampai di rumah sekitar jam 8 dan yang pasti dengan perut keroncongan. Segera saja aku masuk dan mengambil makan di ruang makan.

Usai makan aku masuk ke kamar dan mencari baju warna hijau yang aku ingin pakai di acara reoni besok selasa.

Tidak lama aku berada di rumah, karena rumah juga sepi dan membosankan aku lebih memilih untuk kembali ke kossan saja.

______

Apalagi yang aku kerjakan di kossan kalau libur selain tidur. Sambil menunggu telfon dari ima aku bermalas-malasan di kamar.

_______

Ini hari senin, sudah 2 hari ima tak memberi kabar dalam keadaan hp tidak aktif. Aku akan mendatangi rumahnya kalau nanti pukul 8 dia tidak juga mengirimiku pesan.

Aku sudah bersiap ke rumah sakit karena ada jadwal ketemu dengan pasien. Sudah rapi dengan jas putih dan wangi dari rambut sampai ujung kaki.

Tiba tiba hpku berdering tanda pesan masuk.

'Hp ima 2 hari eror nggak bisa di hidupin, baru kena hari ini' begitu isi pesan singkat ima padaku.

'besok ada acara reoni, kamu datang kan? Kakak mau ngobrol sama kamu' balasku. Dia hanya membalas 'ok' dan percakapan kami pun selesai. Aku melanjutkan aktivitas dan segera berangkat ke rumah sakit.

_____

Dia lobi aku sempat bertemu dengan fandy dia seperti sedang terburu-buru. Pasti telat ngampus lagi. Begitulah kebiasaannya kalau bangun kesiangan.

"Fandy jangan lupa" teriakku

"Iya iya" teriak fandy balik padaku sambil berlari menuju pelataran parkir mobil.

Setelah absen aku masuk ke ruanganku dan sekilas melihat ruang zeni yang sepi. Aku mengetuk 2 kali tapi tidak ada sahutan sehingga aku memutuskan untuk kembali ke ruanganku sendiri karena pasienku sudah menuggu di depan pintu.

Ini adalah pasienku sejak lama, dia mengidap kanker meskipun begitu semangatnya untuk hidup sangatlah besar. Maka dari itu aku selalu meluangkan waktu untuk menjadi tempat dia curhat sekaligus dokter pribadinya. Kehidupan yang bergelimang harta tidak mampu membeli seluruh hidupnya. Katanya, dia lelah harus berjuang dengan uang tidak seperti orang pada umumnya yang bisa hidup meski tanpa uang. Hidupnya tergantung sampai kapan dia bisa bertahan dengan obat obatan.

________

Aku sudah pasti berangkat dengn zeni, maka dari itu aku bersiap lebih awal untuk menjemputnya. Dia juga sudah berdandan dan memakai dress code yang sama untuk acara reoni ini, aku begitu terkagum melihat kecantikannya saat mengenakan gaun selutut berwarna hijau yang ada bulu bulunya. Dia begitu menawan dan elegan. Tak sabar rasanya segera menggandeng tangannya untuk memasuki gedung utama kampus.

" Sadi, zeni baru datang? Tuh lihat udah rame banget" sapa fandy dari kejauhan saat kami berdua memasuki gedung.

"Eh lihat anak kampus nggak? Adek gue" tanyaku balik pada fandy.

Kami kemudian sibuk mengobrol dengan teman teman lama. Zeni juga setia menemaniku mengobrol dengan abras, tina, fandy, jeo, dan banyak lagi teman teman.

Aku melihat seorang gadis manis yang lugu sedang bingung mencari seseorang. Dari baju yang dia pakai berwarna putih dapat di indikasikan kalau dia adalah mahasiswa kampus ini. Siapa lagi kalau bukan imanda.

"Manda!!" Teriakku yang spontan membuat seluruh teman yang sedang mengobrol di sekitarku menoleh tak terkecuali dia yang ku panggil. Dengan tersenyum dia menghampiriku.

Tapi tiba tiba wajahnya berubah setelah melihat fandy. Kenapa?

"Udah lama kak?" Sapanya padaku. Sekarang tersisa kami berempat saja.

"Kenalin ini zeni. Kalian belum pernah ketemu sama sekali kan?" Kataku di sambut jabat tangan mereka

"Kalau ini kamu nggak mungkin nggak kenal. Pak dosen fandy yang ganteng sendiri" lanjutku

Fandy hanya mengangguk begitupun ima yang hanya tersenyum. Aku sibuk mengobrol dengan zeni ketika tanpa sadar fandy dan ima hanya diam kaku.

"Aku ke kamar mandi dulu ya sayang" zeni meminta ijin.

"Ok. Eh kok diem aja sih. nggak usah canggung ma, dia ini sahabat baik kakak. Lo kalo jadi dosen galak ya? Adek gue sampe kaku begitu" aku bicara berlajut lanjut

Fandy dan ima hanya tersenyum. Entahlah mereka begitu kikuk sekali. Tak berapa lama ima pun pergi bersama zaura sahabatnya. Tinggalah aku dan fandy. Kami mulai asik mengobrol.

"Adek gue kenapa ya?" Tanyaku pada fandy

"Ya mana gue tau! Lu ogeb banget itu kan adek lo malah nanya ke gue" jawabnya ketus

Kami pun tertawa. Reoni sangat meriah karena dosen dosen juga ikut hadir, kami bertemu bu may, bu sella, pam rudi yang sudah pensiun. Mereka memang terlihat lebih tua tapi gaya mereka tetap saja tidak berubah.

________

Aku sedang berjalan melewati kamar mandi putri ketika aku mendengar suara zeni seperti sedang bertengkar di dalam. Aku pun mendekat dan memanggilnya dari luar.

"Sayang.. zeni? Kamu di dalam berantem sama siapa? Sayang?" Panggilku dengan suara agak keras supaya zeni bisa mendengarnya

Beberapa menit kemudian hening dan terdengar bunyi kran yang di hidupku kemudian di sebentar di matikan lagi dan zeni keluar.

"Kamu sama siapa di dalam?" Tanyaku lagi

"Nggak ada, aku tuh habis nelfon sepupuku, masak dia mau minjem uang lagi orang yang lalu aja belum di kembalikan. Aku kan sebel" jelasnya

"Ohh, yaudah lah biarin aja ya sayang. Yuk kita kembali ke gedung" kataku sambil menata rambutnya yang berantakan.

Dia tersenyum dan menggandeng tanganku, kami berlalu kembali ke gedung dan menikmati acara reoni bersama sama.

dokter tampan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang