Jennie terdiam. Ia melihat Rose yang berlalu pergi darinya. Tanpa ucapan pernyataan atau menjelaskan. Dia benar-benar gadis tenang. Tidak ada urat kening yang nampak. Rose yang jinak saat temannya Wendy menyuruh Rose kembali ke kelas.
Jennie berbalik. Ia berlari kecil menyusul Rose yang hampir sampai masuk ke gedung sekolah.
Lisa melihat mereka pergi. Wendy melirik wanita ini yang menatap juga dirinya. Wendy juga diam kali ini. Dia tidak kenal dengan Lisa. Makanya dia ikutan berlalu masuk ke gedung sekolah menyusul kedua sejoli ini.
" Rose, kamu marah?"
"...."
" Hubby!" Jennie berlari lagi. Langkah kaki Rose cepat bahkan mengambil langkah besar.
" Rose,....kok gitu? Kamu kan pacarku sekarang. Lisa baru mau jadi calon." Jelas Jennie. Lagi-lagi Rose bungkam.
Sepatunya melangkah naik ke atas tangga sambil diikuti oleh Jennie yang sesekali berlari mendekatinya.
" Hubby jahat! Nanti aku nangis!"
"...."
" Rose!!!!!"
" Apa!!?" Bentak balik Rose yang berhenti mendadak, menatap marah Jennie di dekatnya. Wanita ini terhentak kejut saat Rose balik membentaknya.
" Kamu nggak ngomong apa-apa sama aku! Tiba-tiba aku dengar dari orang lain!!"
" Kan...itu... Lisa..."
" Masa bodoh dengan Lisa! Aku nggak tau itu orang siapa!"
"..." Jennie perlahan merunduk. Dadanya sesak dan dia menahan tangisan. Rose sepertinya tidak tau. Dan egonya mulai menguasai diri.
" Kamu aja nggak cinta aku. Ya kan?"
"...."
" Kamu terpaksa! Kemarin bilang gitu."
" Kan...ke-kemarin..."
" Kalau kamu bilang duluan sama aku, nggak bakal aku ganggu kamu!"
" Tapi...aku nggak---"
" Pantas orang tuamu berfikir dua kali saat melihat ku!" Jennie terdiam lagi. Rose mengakhiri pertengkarannya dengan sekali kalimat lengkap yang menyayat hati.
Wendy melihatnya dari jauh. Dia tidak berani mendekat namun ia memperhatikan. Melihat sekitar, ada beberapa siswa yang menonton pertengkaran kedua orang itu. Wendy jadi tidak enakan sekarang. Pertengkaran tidak harus jadi tontonan!
" Udahlah. Kalau kamu capek sama aku, jujur aja. Aku maksa karena aku pikir kamu benar-benar tidak mempunyai seseorang." Rose berbalik. Ia berjalan meninggalkan Jennie yang mengangkat kepalanya, memperhatikan kepergian Rose.
Tangan kanan Jennie mengangkat. Ia mengusap matanya agar tidak meneteskan air mata lagi. Wanita itu berbalik sambil berjalan pelan untuk turun ke lantai 2.
Mendekati Wendy yang akan ia lalui untuk turun ke bawah tangga.
" Kamu nangis?"
" Aku kelilipan." Jawab Jennie berlalu melewati Wendy.
Wendy membuang singkat nafasnya. Ia pun berjalan menuju kelas untuk kembali mengikuti pelajaran.
----
Bel pulang sekolah sudah bunyi 15 menit yang lalu. Jennie berhenti di tangga depan, melihat mobil Rose yang berjalan namun melewati dirinya. Rose meninggalkan Jennie. Dia benar-benar marah. Biasanya Rose yang sering mengikuti Jennie. Tapi kali ini tidak. Rose meninggalkan Jennie di sekolah.
Jennie juga mengerti apa salahnya. Dia jadi melangkah turun ke bawah tangga untuk pulang menggunakan taxi.
" Jennie." Panggil seseorang. Itu Nayeon yang keluar dari mobil, mendekati Jennie yang berhenti berjalan di pinggir trotoar.
****
" Ma, Jennie nggak mau tunangan sama Lisa."
" Memangnya Mama maksa?" Tanya balik Mama Kim. Jennie memperhatikan Mamanya.
" Mama nggak maksa. Waktu Rose ke rumah, Mama pikir kamu nyaman sama Rose daripada sama Lisa. Yaudah, sekarang tinggal Jennie aja yang milih. Mama cuman cari seseorang yang bisa jaga kamu sayang. Kalau kamu merasa terlindungi sama Rose, nggak papa kok. Mama setuju."
" Tapi... Lisa gimana Ma?"
" Nanti Mama bilang sama orang tua Lisa."
Jennie mengangguk pelan. Ia membuang pelan nafasnya sambil memikirkan Rose yang sangat marah padanya sekarang.
Malam ini hp Jennie kosong. Ada sih yang chat. Nomor Lisa nyempil di kolong chatting-an Jennie. Tapi dia maunya Rose. Biasanya Rose spam panjang kalau tidak di balas Jennie. Bahkan sampai Calling puluhan kali sampai Jennie mengangkat nya.
Sebelum tidur, Rose ingin mendengar kabar Jennie dulu. Apa dia bahagia, senang, sedih atau kesal padanya!
Begitulah aktivitas Rose pada Jennie. Tapi sekarang sudah tidak lagi. Jennie yang malam spam banyak pada Rose. Jangankan di balas, read aja tidak! Online aja nggak! Gimana Jennie tau keadaan Rose sekarang!?
Bruk! Jennie membanting tubuhnya di kasur. Ia berguling sana sini memegang hp dan ia perhatikan.
" Ihh!!! Si Doja bikin kesel!!" Ucapnya tidak sabaran.
" Ngambeknya lama!"
Hp di banting menjauh oleh Jennie. Ia memeluk bonekanya dan ia remas kecil.
" Uh! Giliran gini aja baru butuh Rose!" Umpat nya pada diri sendiri.
Memang iya. Jennie anaknya plin-plan. Pengen nabok rasanya. Kalau cemburuan dia yang paling nge-gas. Kalau salah juga Rose yang ngalah.
Serba salah semenjak Rose pacaran dengan Jennie. Dosa Jennie, berasa Rose yang nanggung! Tapi karena sayang dan cinta, rela saja Rose di omel tiap harinya. Malah makin cinta dengan bumbu kemarahan Jennie.
" Hubby jahat!!!!!!" Teriak Jennie di kamar sambil guling sana sini di atas kasurnya.
" Aahhh~~~Hubby~!!! Maaf~~i love you more~~hiks....hiks..."
Saatnya Jennie yang berkorban. Dulu Rose, sekarang gantian gimana rasanya Rose menanggung beban ocehan Jennie 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect | Chaennie [Completed]
Fanfiction" Paan coba! Gitu doang di sukain!!" " Ihhh!!! Awas lo temakan omongan sendiri. Ntar lo suka sama Rose gimana!?" " Nggak bakal!!!"