#12

492 33 0
                                    

Pisau itu menancap pada pintu, karena pria itu berhasil menghindar. Lalu ia segera berlari menuju jendela, dan berdiri di sebelah sana. Kemudian, ia segera membuka jendelanya, dan naik ke atas sana.

"Lebih baik aku mati, dari pada di bunuh oleh kalian" ujar pria itu, sambil menoleh ke arah Dervla dan juga Franc. Dan tanpa berpikir panjang lagi, ia pun langsung melompat ke bawah. Dan. . .

Bhuk. . .

Terdengar suara sesuatu yang besar, yang terjatuh ke bawah sana. Dervla dan Franc pun, segera berjalan menuju jendela, dan melihat ke bawah.

Dan dapat mereka lihat, pria itu yang sudah tergeletak, dengan kepala yang berlumuran darah, dan tubuhnya yang kejang-kejang, karena sudah mendekati ajalnya. Melihat pemandangan tersebut, membuat Franc menghela nafasnya dengan kasar, dan berkata, "Dasar bodoh, kenapa malah bunuh diri?".

"Lalu bagaimana?" tanya Dervla, yang kemudian menoleh ke arah Franc.

"Kita harus melihat dari sini, bagaimana keadaan di bawah sana. Jika sepi, maka kita bisa lanjutkan pemburuan kita, tapi jika sebaliknya, maka kita harus segera pergi, dan kembali ke rumah" jawab Franc, tanpa menoleh ke arah Dervla.

Dervla pun hanya mengganggukkan kepalanya saja, dan kembali melihat ke bawah, untuk memperhatikan keadaan sekitar.

Tak lama kemudian, Franc mengganggukkan kepalanya, dan menoleh ke arah Dervla, "Sepertinya, kita bisa lanjutkan pemburuan kita, karena di bawah sana, begitu sepi" ujarnya.

"Ya sudah, ayo kita pergi dari rumah ini. Sebelum penghuni yang lain terbangun" ajak Dervla.

Namun Franc hanya mengganggukkan kepalanya saja, tanpa mengatakan apa-apa. Dan kemudian, mereka berdua segera melompat, dari jendela tersebut, secara bergantian.





***********************





Dervla berjalan memasuki kamarnya Franc, dan melihat vampir yang dicintainya, sedang termenung di dekat jendela kamarnya. Melihat hal tersebut, membuat Dervla menghela nafasnya dengan kasar, dan berjalan menghampirinya.

"Pasti sedang ada yang kau pikirkan, ya?" ujar Dervla, sambil memegang bahunya Franc.

Franc pun langsung menoleh ke arah Dervla, dan mengganggukkan kepalanya, "Iya, aku sedang memikirkan Xandre. Dan sepertinya, aku harus kembali ke Perancis, untuk mencari Xandre" jawabnya.

Kedua matanya Dervla pun langsung membelalak, setelah mendengar jawabannya Franc. Lalu ia menggelengkan kepalanya, dan berkata, "Tidak! Kau tidak boleh kembali ke sana, Franc. Karena di sana, sudah tidak aman, dan jika kau kembali ke sana, maka sama saja, kau ingin menghampiri ajalmu sendiri. Dan aku tak mau hal itu terjadi, karena aku tak ingin, kehilangan dirimu".

Dengan berat, Franc menghela nafasnya, dan memalingkan pandangannya, dari Dervla, "Tapi, aku harus tetap kembali ke sana, karena kakakku masih berada di sana" katanya.

"Tidak Franc! Kau tidak boleh ke sana, kumohon. Tetaplah berada di sini, bersama denganku. Karena aku tak ingin, sesuatu yang buruk, terjadi padamu. Apalagi, jika kau sampai bertemu, dengan pemburu vampir itu" ujar Dervla, sambil menatap Franc, dengan tatapan memohon.

"Tapi kakakku masih berada di sana, Dervla. Dan aku takut, kalau mimpiku itu, memang benar-benar terjadi" ucap Franc, tanpa menoleh ke arah Dervla.

Dervla pun langsung terdiam seribu bahasa, ia tidak tahu, harus mengatakan apa, agar vampir yang dicintainya, mengurungkan niatnya untuk kembali ke Perancis, dan mencari kakaknya.

"Saat matahari sudah mulai tenggelam nanti, aku akan segera bergegas, untuk pergi ke Perancis" ujar Franc, yang masih menatap, ke luar jendela kamarnya.

"Franc, kumohon kau pikirkan lagi, niatmu itu. Apa kau yakin, ingin kembali ke sana? Bagaimana jika nanti, kau bertemu dengan pemburu vampir itu? Dan apa kau tega, meninggalkanku seorang diri?" ucap Dervla, tanpa melepaskan pandangannya, dari vampir yang dicintainya itu.

Perlahan, Franc menoleh ke arah vampir yang ia cintai itu, dan melihat raut wajahnya Dervla, yang sedang menatapnya, dengan tatapan memohon. Melihat hal tersebut, membuat tatapannya Franc, langsung berubah menjadi sayu, tidak seperti tadi, yang penuh dengan kecemasan, dan juga amarah.
Dan perlahan, ia pun menarik Dervla ke dalam pelukannya, dan berkata, "Baiklah, aku tak akan kembali ke sana. Karena tidak mungkin, jika aku meninggalkanmu seorang diri di sini, dan tidak mungkin juga, jika aku mengajakmu untuk kembali ke sana. Sebab itu sama saja, aku membawamu masuk, ke dalam bahaya".

Mendengar apa yang baru saja Franc katakan, membuat Dervla dapat bernafas dengan lega, karena vampir yang dicintainya, tidak jadi kembali ke negaranya, untuk mencari kakaknya, yang hilang. Tapi meskipun begitu, Dervla tetap saja merasa khawatir, pada kakaknya Franc, yang saat ini, tidak tahu berada di mana.













To be continue. . .

Vampire vs Wolves [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang