Dengan berat, Franc menghela nafasnya, dan memalingkan pandangannya dari Dervla, lalu ia berkata, "Itu bukan ide, yang bagus. Dengan kita pindah dari sini, maka itu akan membuat mereka, jadi semakin yakin, kalau kita lah pembunuhnya".
"Jadi, kita harus tetap tinggal di sini?" tanya Dervla.
"Benar sekali, kita harus tetap tinggal di sini, agar mereka tidak semakin curiga" jawab Franc, sambil menatap Dervla.
"Lalu, apakah kita akan tetap mencari mangsa, seperti biasanya?" tanya Dervla kembali.
Franc pun langsung menghela nafasnya dengan kasar, dan menatap ke depan, "Kalau soal itu, akan kupikirkan lagi, karena kita tidak boleh, membuat mereka jadi semakin curiga" katanya.
Namun Dervla hanya mengganggukkan kepalanya saja, tanpa mengatakan apa-apa lagi.
*************************
Kini, waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore. Dan saat ini, Dervla sedang berjalan menuju hutan, untuk menemui Joe, karena ia berpikir, mungkin Joe mempunyai solusi, untuk masalah, yang sedang ia dan Franc hadapi. Sedangkan Franc, ia sedang tertidur, di rumah kakek dan neneknya, yang ia tempati bersama dengan Dervla. Ya, Franc memang tertidur kembali, karena ia mengatakan pada Dervla, kalau tadi ia terbangun, karena mendapat penglihatan, tentang ketiga pria itu, yang datang ke rumahnya.
Setelah sampai di depan hutan, Dervla pun langsung melangkah masuk, tanpa merasa ragu, atau takut sedikit pun. Padahal, ia sudah berjanji pada Franc, untuk tidak menemui Joe lagi. Tapi ia malah datang ke hutan itu, untuk menemui Joe, karena menurutnya, Joe bisa memberikannya solusi.
Dervla pun terus saja melangkah, memasuki hutan itu, dengan kedua matanya, yang sibuk memperhatikan sekitar.
"Semoga saja, Joe ada di sekitar sini" batinnya, sambil terus memperhatikan sekitarnya.
Namun tiba-tiba, langkahnya langsung terhenti, saat ada sepasang tangan, yang menutup matanya, dari belakang.
"Apakah kau Joe?" ucapnya, sambil meraba-raba, sepasang tangan itu.
Tapi seseorang yang berada di belakangnya, hanya diam saja, tanpa mengatakan apa pun, bahkan ia tak menyingkirkan kedua tangannya, dari kedua matanya Dervla.
"Joe, ini kau kan? Jangan bercanda, karena aku datang ke sini, memang ingin menemui mu" ujar Dervla.
Seseorang itu pun langsung melepaskan tangannya, yang menutupi kedua matanya Dervla, lalu ia berkata, "Ingin menemuiku? Bukankah, pasanganmu itu, melarangmu untuk menemuiku?".
Segera Dervla membalikkan tubuhnya, dan dapat ia lihat, seseorang itu, yang memanglah Joe. Sebuah senyuman pun mulai terukir di wajahnya Dervla, lalu ia berkata, "Iya, ia memang melarangku, untuk menemuimu. Namun ada sesuatu, yang ingin kukatakan padamu".
Dahinya Joe pun langsung mengerut, setelah mendengar, apa yang baru saja Dervla katakan, "Sesuatu yang ingin kau katakan? Apa?" tanyanya.
Dervla pun langsung menundukkan kepalanya, dan mengulum senyumnya, "Apakah di sini aman, untuk menceritakannya?" tanyanya, yang malah berbalik tanya pada Joe.
Mendengar apa yang baru saja Dervla katakan, membuat Joe langsung memperhatikan sekitar, seakan sedang memastikan, kalau di hutan itu, memanglah aman, dan tak ada orang lain, selain mereka berdua, "Kurasa aman, karena semenjak aku berada di sini, aku belum pernah melihat orang lain, selain dirimu" jawabnya.
"Syukurlah, kalau begitu" ujar Dervla, sambil mengangkat kepalanya, dan menyunggingkan senyuman.
"Lalu, apa yang ingin kau katakan?" tanya Joe kembali.
Namun Dervla tak menjawabnya, dan malah menarik tangannya Joe, sehingga membuat Joe, menjadi bingung, dan mengerutkan dahinya kembali.
Dervla pun terus saja menarik tangannya Joe, tanpa mengatakan apa-apa.
"Dervla, kita mau ke mana?" tanya Joe, yang terlihat semakin bingung.
"Kita cari tempat yang nyaman, untuk mengobrol" jawab Dervla, yang terus saja berjalan, sambil menarik tangannya Joe.
"Yang nyaman? Di mana?" tanya Joe kembali.
To be continue. . .
![](https://img.wattpad.com/cover/214977523-288-k439819.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire vs Wolves [COMPLETE]
Vampiros~ Sequel of Tueur de Vampire ~ (Disarankan untuk membaca cerita pertamanya dulu, yang berjudul "Tueur de Vampire") Setelah pindah ke Italia, Dervla dan Franc pun melanjutkan kehidupan mereka, sebagai seorang vampir, di tengah-tengah kehidupan para m...