Perlahan, Dervla membuka kedua matanya, dan mengedarkan pandangan, ke seluruh ruangan. Dan ia mendapati dirinya, yang tengah berada, di dalam kamarnya. Lalu ia segera menoleh ke sebelahnya, dan tak melihat, Franc yang tak berada, di sana.
Melihat hal tersebut, membuat Dervla menjadi bingung, dan segera bangkit, dari posisinya, "Ke mana Franc? Kenapa tidak ada?" ucapnya, sambil mengerutkan dahinya. Dan kemudian, ia terdiam sejenak, dan menundukkan kepalanya.
Beberapa saat kemudian, Dervla menghela nafasnya dengan kasar, saat ia mengingat, kalau tadi pagi, ketika belum tidur, ia dan Franc sempat berdebat, sehingga membuat Franc, tidur di dalam kamarnya.
Mengingat hal tersebut, membuat Dervla langsung menjadi murung, dan mengusap wajah, dengan telapak tangannya, "Aku baru ingat, kalau tadi pagi, aku dan Franc sempat berdebat, dan bertengkar. Sehingga membuat Franc, menjadi marah padaku" ucapnya.
Dan kemudian, ia segera bangkit dari tempat tidur, dan berjalan keluar, dari kamarnya. Lalu ia berjalan di lorong yang besar, dan memperhatikan sekitar, yang begitu sepi.
"Franc ke mana, ya? Apa ia masih tertidur, di kamarnya?" ucapnya, sambil terus berjalan, dan memperhatikan sekitar.
"Dervla?"
Ia pun langsung menghentikan langkahnya, saat mendengar, suaranya Xandre yang berasal, dari belakangnya. Segera ia menoleh ke belakang, dan melihat Xandre, yang tak jauh di belakangnya, "Ahh Xandre, aku pikir siapa" katanya, sambil membalikkan tubuhnya.
"Kau baru bangun?" ucap Xandre, sambil berjalan menghampiri Dervla.
"Iya, aku baru bangun" jawab Dervla, sambil mengganggukkan kepalanya, "Oh ya, Franc ke mana? Apakah kau melihatnya?" ucapnya.
"Tadi aku sempat mengobrol dengannya, lalu aku meninggalkannya, ke kamar. Dan aku tak tahu, di mana dia sekarang" jawab Xandre, sambil mengidikkan kedua bahunya.
"Mengobrol? Mengobrol tentang apa?" tanya Dervla, sambil mengerutkan dahinya, dan terlihat mulai penasaran.
Dengan kasar, Xandre menghela nafasnya, dan memalingkan pandangannya, dari Dervla, "Tentang dirimu, yang ternyata mencintai Joe" jawabnya.
Mendengar jawabannya Xandre, membuat Dervla begitu terkejut, dan membulatkan kedua matanya, "Lalu, apa setelah itu, ia pergi keluar?" tanyanya kembali.
Xandre pun kembali menggidikkan kedua bahunya, dan menggelengkan kepalanya, "Aku tidak tahu, karena saat aku meninggalkannya, ia sedang terpaku, dan mendadak jadi patung" jawabnya.
Namun Dervla hanya diam saja, sambil menundukkan kepalanya. Tapi di dalam hatinya, ia mulai merasa khawatir, dan berpikir ke mana-mana. Dan ia takut, jika Franc melakukan suatu hal, yang bisa membahayakan dirinya.
*************************
"Benar Franc, Dervla memang mencintaiku juga. Tapi ia mengatakan, kalau ia lebih mencintaimu, dan hanya ingin, bersama denganmu" ujar Joe, sambil mengganggukkan kepalanya. Ya, saat ini Franc memang sedang berada, di dalam rumahnya Joe. Dan, saat tadi Xandre meninggalkannya, ia langsung pergi keluar, untuk ke rumahnya Joe.
"Tapi, aku jadi takut, jika suatu saat, ia pergi meninggalkanku, dan memilih untuk bersama denganmu" ucap Franc, sambil menundukkan kepalanya.
Sebuah senyuman pun langsung terukir di wajahnya Joe, lalu ia menoleh ke arah Franc, dan berkata, "Kau tak perlu takut, dengan hal itu. Karena kuyakin, hal itu tidak akan pernah terjadi. Dan lagipula, aku tak akan pernah, mencoba untuk merebutnya kembali darimu".
"Aku tahu, jika kau tidak akan pernah, mencoba untuk merebutnya kembali dariku. Tapi yang kutakutkan adalah, ia meninggalkanku dan lebih memilih, untuk bersama denganmu" ujar Franc, yang masih menundukkan kepalanya.
Joe pun kembali menyunggingkan senyuman, dan menepuk bahunya Franc, "Sudahlah Franc, kau tidak perlu memikirkan hal itu. Karena hal tersebut, hanya akan membuat hubunganmu dengan Dervla, menjadi renggang. Sebaiknya, jika kau pulang nanti, kau minta maaf padanya, dan bicarakan padanya, dengan baik-baik" tuturnya, sambil menatap Franc, dari samping.
Segera Franc mengangkat kepalanya, dan menyunggingkan senyuman, "Terima kasih Joe, kau sudah mau mendengarkan ceritaku, dan memberikan saran. Dan maaf, aku sudah berpikiran buruk, tentang dirimu" ucapnya.
Mendengar apa yang baru saja Franc katakan, membuat Joe kembali menyunggingkan senyuman, dan mengganggukkan kepalanya, "Tidak apa-apa Franc, aku dapat mengerti. Karena aku tahu benar, kalau kau sangat mencintai Dervla. Maka dari itu, kau mengkhawatirkan hal tersebut" katanya, sambil menepuk bahunya Franc kembali, "Dan, jika suatu saat, Dervla datang padaku, dan mengatakan, ingin hidup bersama denganku, maka aku akan menolaknya, dan akan memberinya nasehat, agar tetap bersama denganmu. Karena aku juga tak ingin, jika kalian berdua, sampai berpisah. Sebab, Dervla hanya bahagia, jika bersama denganmu, Franc. Dan, kebahagiaannya Dervla, adalah kebahagianku juga, meskipun ia bahagianya, bersama denganmu" sambungnya.
Sebuah senyuman pun kembali terukir di wajahnya Franc, setelah mendengar, apa yang baru saja Joe katakan. Sungguh, ia tak menyangka, jika Joe akan mengatakan, hal itu. Dan ia berharap, semoga saja Joe bisa bersikap seperti itu, jika suatu saat, Dervla benar-benar pergi meninggalkannya, dan memilih untuk melanjutkan hidupnya, bersama dengan Joe.
To be continue. . .

KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire vs Wolves [COMPLETE]
Vampire~ Sequel of Tueur de Vampire ~ (Disarankan untuk membaca cerita pertamanya dulu, yang berjudul "Tueur de Vampire") Setelah pindah ke Italia, Dervla dan Franc pun melanjutkan kehidupan mereka, sebagai seorang vampir, di tengah-tengah kehidupan para m...