"Ah maaf, silahkan lanjutkan ceritamu" ujar Dervla, sambil menundukkan kepalanya.
"Kejadian itu, memang terjadi 20 tahun yang lalu, di saat aku masih berusia 24 tahun. Waktu itu, aku sedang menikmati indahnya malam, di dekat api unggun yang kubuat, tapi tiba-tiba, sesosok monster yang begitu mengerikan datang, dan langsung menerkam, dan menggigit bahuku. Dan tentu saja, aku mencoba untuk menyingkirkannya, namun sayang, tenagaku tak cukup kuat darinya. Tapi tiba-tiba ibuku datang, sehingga membuat monster itu, langsung melarikan diri, dan meninggalkanku yang tak berdaya, karena luka di bahuku begitu serius, dan aku yang masih shock, atas kejadian tersebut. Lalu ibuku membantuku untuk berdiri, dan membawaku masuk ke dalam rumah. Dan setelah itu, ia mengobati lukaku, dan berusaha untuk menyelamatkanku, agar aku tak berubah menjadi werewolf, saat bulan purnama nanti. Namun sayang, ibuku mengatakan, kalau ia sudah terlambat untuk menyelamatkanku, karena air liur dari monster itu, sudah mengalir di dalam tubuhku. Lalu ia mengatakan, kalau aku akan berubah, menjadi seperti monster itu juga, yang merupakan seorang werewolf. Saat itu, aku begitu terkejut, dan tak percaya begitu saja. Karena aku tak pernah percaya, dengan yang namanya vampir, atau pun werewolf. Namun saat bulan purnama tiba, aku merasakan sesuatu yang sangat aneh pada tubuhku, aku merasakan tubuhku, yang terasa panas, dadaku yang terasa begitu sakit, dan juga jantungku, yang berdebar begitu kencang, seakan ingin lepas, dari tempatnya. Lalu pada saat itu, aku langsung keluar dari rumah ibuku, dan masuk ke dalam hutan. Dan di dalam hutan itu lah, aku pertama kalinya, menjadi seorang werewolf, dan mulai mencari mangsa pertamaku, yang merupakan manusia. Esoknya, ibuku menceritakan padaku, kalau ternyata werewolf yang menggigitku itu, adalah ayah tiriku, ia sengaja melakukan hal itu, karena ia dendam pada ibuku, sebab karena ibuku lah, ia menjadi seorang werewolf" tutur Joe, sambil menatap ke depan, dan kembali teringat, dengan kejadian tersebut.
"Ayah tirimu? Ia menjadi werewolf, karena ibumu? Itu artinya, ibumu adalah seorang penyihir, yang diceritakan oleh Count Dracula? Dan ayah tirimu, adalah seorang werewolf pertama? Ia dikutuk oleh ibumu menjadi seorang werewolf, karena ia memakan bayinya secara hidup-hidup, sebab ia tahu, kalau nantinya, anak itu akan menjadi seorang penyihir, seperti ibunya" ujar Dervla, sambil menatap Joe, dengan dalam.
Joe pun langsung beralih menatap Dervla, dan mengganggukkan kepalanya, "Benar Dervla. Dan setelah ayah tiriku, berubah menjadi seorang werewolf, ibuku pergi meninggalkannya, dan hidup seorang diri, selama hampir 200 tahun. Lalu ia kembali menikah, dengan seorang manusia biasa, dan memiliki seorang anak, yaitu diriku. Dan setelah aku menjadi seorang werewolf, ibuku mentransfer seluruh kekuatannya padaku, agar aku bisa awet muda, dan bisa hidup jauh lebih lama, seperti dirinya. Namun hal tersebut, malah membuatnya menjadi lemah, dan mulai sakit-sakitan. Dan di saat ia tahu, kalau hidupnya tak akan lama lagi, ia mengajariku cara membuat sebuah ramuan, agar aku tak sadarkan diriku, saat bulan purnama, meskipun aku tetap menjadi seorang werewolf. Dan hal tersebut, karena ia tidak mau, aku menjadi seorang pembunuh yang kejam, seperti ayah tiriku. Maka dari itu, setiap bulan purnama, aku selalu menyuntikkan ramuan itu, pada diriku, agar aku tak sadarkan diri, dan tak ada satu pun orang, yang ku lukai" tuturnya.
Mendengar ceritanya Joe, membuat Dervla jadi merasa begitu kasihan, padanya. Lalu ia meraih tangannya Joe, dan berkata, "Maafkan aku Joe, aku tidak tahu, jika ceritanya begitu memilukan".
Sebuah senyuman pun mulai terukir di wajahnya Joe, lalu ia menggenggam tangannya Dervla, yang berada di tangannya, "Tidak apa-apa, Dervla. Kini aku sudah merasa lega, karena aku sudah berbagi kisahku, pada dirimu" katanya.
Dervla pun ikut menyunggingkan senyuman, dan mengganggukkan kepalanya, "Baiklah. Tapi apakah, kau mewarisi kekuatan ibumu juga? Yaitu, menjadi seorang penyihir?" tanyanya.
"Tentu, tapi aku sangat jarang menggunakannya. Dan ia juga sempat mengajariku, cara menghipnotis" jawab Joe, sambil menatap manik matanya Dervla.
"Hipnotis?" ujar Dervla, dan Joe langsung mengganggukkan kepalanya, "Itu artinya, kau bisa menghipnotis, seperti yang dilakukan oleh bangsaku?" tanyanya.
"Benar, aku bisa menghipnotis, seperti yang bangsamu lakukan" jawab Joe, yang masih menatap, manik matanya Dervla.
Namun Dervla hanya mengganggukkan kepalanya saja, tanpa mengatakan apa-apa.
"Lalu bagaimana ceritanya, kau bisa bertemu, dengan Count Dracula?" ujar Joe, yang kini mulai bertanya, pada Dervla.
Dervla pun langsung menghela nafasnya, dan menundukkan kepalanya, "Karena, aku, Franc, dan Xandre, ingin meminta sebuah tempat, yang bisa kami tinggali, di negerinya. Sebab, saat mengetahui, kalau kau ingin membunuh Franc, Xandre jadi begitu khawatir, kalau kau akan melakukan hal itu, saat bulan purnama, di saat kekuatanmu, sedang mencapai puncaknya. Maka dari itu, ia menyuruhku dan Franc, untuk pergi dari sana" tuturnya.
Mendengar ceritanya Dervla, membuat Joe langsung tertawa, dan menggeleng-gelengkan kepalanya, "Mana mungkin, aku melakukan hal itu, di saat bulan purnama. Justru saat bulan purnama, aku malah tak sadarkan diri, karena efek dari ramuan, yang dibuatkan oleh ibuku" katanya.
Segera Dervla menoleh ke arah Joe, dan menatapnya dari samping, "Maafkan Xandre, ya? Karena ia telah berpikiran seperti itu, padamu" ucapnya, sambil memegang bahunya Joe.
Joe pun langsung mengganggukkan kepalanya, dan menyunggingkan senyuman, "Iya, tidak apa-apa Dervla, aku dapat memakluminya. Karena ia, sangat menyayangi adiknya. Jadi wajar saja, jika ia berpikiran, seperti itu" katanya.
"Terima kasih Joe" ucap Dervla, sambil menyunggingkan senyuman, dan masih menatap Joe, "Tapi, apakah kau masih berniat, untuk membunuh, Franc?" tanyanya.
To be continue. . .

KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire vs Wolves [COMPLETE]
Vampiri~ Sequel of Tueur de Vampire ~ (Disarankan untuk membaca cerita pertamanya dulu, yang berjudul "Tueur de Vampire") Setelah pindah ke Italia, Dervla dan Franc pun melanjutkan kehidupan mereka, sebagai seorang vampir, di tengah-tengah kehidupan para m...