Dervla membuka kedua matanya, dan mengedarkan pandangan, ke seluruh ruangan. Dan ia mendapati dirinya, yang berada di dalam kamarnya. Namun tiba-tiba, ia merasa begitu haus, dan juga lapar. Bahkan rasa tersebut, sama seperti, saat ia baru pertama kali, menjadi seorang vampir.
"Ah, aku begitu lapar, dan juga haus" gumamnya. Dan kemudian, ia segera bangkit, dari posisinya.
Namun tiba-tiba, kedua matanya langsung membelalak, saat ia melihat, perutnya yang buncit, seperti orang yang sedang hamil.
"Perutku? Kenapa tiba-tiba seperti ini?" ucapnya, sambil memegangi perutnya. Lalu ia terdiam sejenak, seakan sedang berpikir.
Dan beberapa saat kemudian, ia segera bangkit dari tempat tidurnya, dan berjalan keluar dari kamarnya. Lalu ia memasuki kamarnya Franc, dan melihat Franc, yang masih tertidur dengan lelapnya. Melihat pemandangan tersebut, membuatnya langsung menghentikan langkahnya, dan menghela nafasnya.
"Ternyata Franc masih tidur, padahal aku ingin menanyakan, tentang perutku ini padanya" batinnya.
Dan kemudian, ia berjalan keluar dari kamarnya Franc, dan menuruni anak tangga, dengan perlahan-lahan, sambil memegangi perutnya.
Setelah tiba di lantai satu, ia pun terus saja berjalan, dan melewati ruang keluarga, "Apa sebaiknya, aku cari mangsa di hutan saja, ya? Aku tak tahan, jika harus menunggu, sampai malam tiba" ucapnya.
Dan saat sampai di dekat pintu rumahnya, ia pun menghentikan langkahnya, dan menoleh ke belakang, seakan memastikan, kalau Franc belum terbangun, "Franc, aku pergi ke hutan sebentar. Maaf, aku tidak sempat izin padamu" batinnya. Dan kemudian, ia segera membuka pintu, dan melangkah keluar. Setelah sampai di luar, ia kembali menutup pintunya, dan berjalan menuju pintu pagar.
Namun setelah sampai di dekat pintu pagar, ia menghentikan langkahnya, dan memperhatikan sekitar, seakan sedang memastikan, kalau tidak ada seorang pun, yang melihatnya. Setelah ia merasa cukup aman, ia pun segera membuka pintu pagar, dan melangkah keluar. Lalu ia tak lupa menutup, dan mengunci pintu pagarnya kembali.
15 menit kemudian. . .
Dervla baru saja tiba di sebuah hutan, yang biasa ia datangi. Dan tanpa merasa ragu sedikit pun, ia langsung berjalan memasuki hutan itu, dengan kedua matanya, yang sibuk memperhatikan sekitar.
Ia pun terus saja berjalan memasuki hutan itu, dan berharap, bisa memukan seekor hewan, yang bisa jadi mangsanya. Namun tiba-tiba, langkahnya terhenti saat ia melihat seekor rusa, yang berada tak jauh, di depannya.
Melihat pemandangan itu, membuatnya menyunggingkan seringaian, dan segera bersiap, untuk menerkam rusa tersebut. Dan saat rusa itu sedang lengah, ia pun langsung berlari menghampirinya, dan menerkamnya, bak seekor harimau, yang tengah kelaparan.
Dervla dan Rusa itu pun, terjatuh ke tanah. Lalu tanpa lama-lama berpikir, Dervla langsung menggigit leher rusa itu, dan menghisap darahnya, sehingga membuat hewan itu, meringis kesakitan, dan berusaha melepaskan diri. Namun sayang, tenaganya tak cukup kuat, dari Dervla.
"Dervla?"
Dervla langsung melepaskan gigitannya, pada leher rusa itu, saat mendengar, namanya yang dipanggil oleh seseorang. Lalu ia menoleh ke arah sumber suara, dan dapat ia lihat, Joe yang sedang berdiri, tak jauh di belakangnya.
"Joe" ucapnya, sambil menghapus sisa darah, yang berlumuran di sekitar mulutnya. Lalu ia pun segera bangkit, dari posisinya.
Joe pun segera berjalan menghampiri Dervla, dan berdiri di dekat vampir, yang ia cintai itu. Namun dahinya langsung mengerut, saat ia melihat, perutnya Dervla, yang menjadi buncit, "Dervla, kenapa perutmu menjadi buncit, seperti ini?" tanyanya, yang beralih menatap Dervla.
Sebuah senyuman pun, mulai terukir di wajahnya Dervla, lalu ia mengusap perutnya, dan berkata, "Kurasa saat ini, aku sedang mengandung, anaknya Franc".
"Apa?!" ucap Joe, yang terlihat begitu terkejut, dengan kedua matanya, yang membulat sempurna.
Melihat reaksinya Joe, membuat Dervla jadi sedikit terheran, lalu ia berkata, "Kenapa kau begitu terkejut?".
Segera Joe menggelengkan kepalanya, dan menyunggingkan senyuman, yang tipis, "Tidak apa-apa, aku hanya terkejut saja" katanya, sambil mengusap tengkuknya, "Dan itu artinya, kau dan Franc, sudah melakukan hubungan itu?" tanyanya.
"Benar sekali, aku dan Franc, sudah melakukannya" jawab Dervla, dengan senyuman, yang terukir di wajahnya.
Joe pun langsung mengepal tangannya kuat-kuat, dan menyunggingkan senyuman, yang terpaksa, "Syukurlah, aku senang mendengarnya" dustanya. Ya, ia memang sengaja berbicara seperti itu, agar Dervla tidak curiga padanya. Namun di dalam hatinya, ia berkata, "Franc, ingin rasanya aku memukul wajahmu, saat ini juga. Sungguh, aku tidak rela, kau telah melakukan hal tersebut, pada seorang vampir, yang kucintai".
To be continue. . .

KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire vs Wolves [COMPLETE]
Vampiro~ Sequel of Tueur de Vampire ~ (Disarankan untuk membaca cerita pertamanya dulu, yang berjudul "Tueur de Vampire") Setelah pindah ke Italia, Dervla dan Franc pun melanjutkan kehidupan mereka, sebagai seorang vampir, di tengah-tengah kehidupan para m...