#64

165 15 1
                                    

"Aku sudah memindahkannya. Karena kemarin siang, Rebecca datang ke sini, dan ingin membawa pergi, tengkoraknya Franc" jawab Xandre, sambil menundukkan kepalanya.

Mendengar jawabannya Xandre, membuat Dervla begitu terkejut, dan membulatkan kedua matanya, "Apa?! Ia datang ke sini, dan ingin membawa pergi, tengkoraknya Franc?" ucapnya, dan Xandre langsung mengganggukkan kepalanya, "Tapi kenapa, ia ingin melakukan hal itu?" tanyanya, sambil mengerutkan dahinya.

"Katanya, agar tidak ada satupun, yang bisa menghidupkan Franc kembali. Karena ia tidak ingin, Franc dimiliki oleh wanita lain, terutama dirimu" jawab Xandre.

Dervla pun langsung menghela nafasnya dengan kasar, dan memalingkan pandangannya, dari Xandre, "Brengsek! Sepertinya, ia memang harus diberi pelajaran, agar tak mengulanginya lagi" ucapnya, yang terlihat begitu kesal.

"Tidak perlu" ucap Xandre, yang langsung mengangkat kepalanya, dan menoleh ke arah Dervla, sehingga membuat vampir itu, segera menoleh ke arahnya, dan mengerutkan dahinya, "Kau tidak perlu memberinya pelajaran, karena kemarin aku sudah membalas perbuatannya. Yaitu dengan menyerangnya, dan membuat wajahnya menjadi hancur, karena cakaranku. Ditambah, dagunya juga robek, karena aku gigit, dan menarik dagingnya. Dan bukan hanya itu saja, aku juga menggigit bahu, serta kakinya" sambungnya, sambil mengingat hal tersebut, yang kemarin siang ia lakukan pada Rebecca.

Kedua matanya Dervla pun kembali membulat, setelah mendengar apa yang baru saja, Xandre katakan, "Kau melakukan hal itu padanya?" ucapnya.

"Iya, aku melakukan hal itu padanya. Dan sebenarnya, tadinya aku berniat untuk menghabisinya, tapi ia malah langsung melarikan diri, dan terlihat begitu ketakutan" jawab Xandre, sambil mengganggukkan kepalanya.

"Tapi, apakah hal itu, akan membuatnya menjadi jera?" tanya Dervla, sambil mengerutkan dahinya.

"Ya, semoga saja" jawab Xandre, sambil menggangguk-anggukkan kepalanya.

"Baiklah, lalu sekarang di mana kau taruh, tengkoraknya Franc?" tanya Dervla kembali.

"Di ruang bawah tanah, aku sengaja menyimpannya di sana, dan menaruhnya di dalam sebuah peti mati. Dan semoga saja, Rebecca tak mengetahui hal tersebut" jawab Xandre, sambil memalingkan pandangannya, dari Dervla.

Namun Dervla hanya diam saja, sambil terus menatap Xandre, dari samping.




************************




Dervla melangkahkan kakinya, di jalan yang sudah begitu sepi, dan hanya seorang diri saja. Ya, Dervla memang keras kepala, meskipun Xandre sudah melarangnya, untuk tidak keluar, dari rumahnya Joe, tapi tetap saja, ia keluar secara diam-diam, dan tanpa sepengetahuan Joe. Padahal, dirinya sedang berada dalam bahaya, karena Rebecca sedang mengincarnya, dan ingin membunuhnya. Namun, Dervla tidak merasa takut sedikitpun, dan tak memperdulikan hal tersebut. Dan bisa saja, tiba-tiba Rebecca menyerangnya, dan langsung membunuhnya, saat ia sedang seorang diri, seperti ini.

"Hai gadis cantik, kau mau ke mana? Kenapa hanya seorang diri saja?"

Ia pun langsung menghentikan langkahnya, saat mendengar suara seseorang, yang berasal dari depannya. Segera ia mengangkat kepalanya, dan melihat dua orang pria, yang terlihat sedang mabuk.

Melihat hal tersebut, membuatnya menghela nafasnya dengan kasar, dan memalingkan pandangannya, "Bukan urusan kalian, dan sebaiknya jangan menghalangi jalanku" ucapnya, dengan datar.

"Jangan galak-galak seperti itu, nanti kau jadi terlihat semakin cantik" ujar salah satu, dari kedua orang pria itu, yang kemudian tertawa, dan diikuti oleh temannya.

Dervla pun kembali menghela nafasnya dengan kasar, dan berjalan melewati dua orang pria itu. Namun tiba-tiba, salah satu dari kedua orang pria itu menahan tangannya, sehingga membuat langkahnya, langsung terhenti.

"Kau mau ke mana, cantik? Kenapa terlihat buru-buru sekali?" ucap pria itu, sambil menatap Dervla, dari samping.

"Lepaskan tanganku, jika kalian masih ingin hidup!" ujar Dervla, sambil menatap pria itu dengan tajam, dan berusaha untuk melepaskan cengkraman, tangan pria itu.

"Wah, ternyata kau memang galak juga ya?" ucap pria yang satunya lagi, yang berada di sebelah kanannya Dervla.

"Hey, lepaskan wanita itu?!" ucap seseorang pria, yang berasal dari belakang sana, sehingga membuat mereka, langsung menoleh.

"Luke?" ucap Dervla, saat melihat seorang pria itu, yang merupakan Luke, mantan kekasihnya.

Luke pun segera berjalan menghampiri Dervla, dan kedua orang pria itu. Lalu ia menonjok wajah, salah satu pria itu, sehingga membuatnya terjatuh.

"Dervla, cepat pergi dari sini!" ujar Luke, sambil menatap Dervla.

"Baik, terima kasih Luke" ucap Dervla, sambil mengganggukkan kepalanya, dan segera beranjak pergi.

Beberapa saat kemudian, Dervla pun terus saja berjalan, dan sesekali menoleh ke belakang, untuk memastikan kalau Luke berhasil memukuli, dua orang pria itu, yang sedang mabuk.

"Kalau saja Luke tidak datang, maka kedua orang pria itu, pasti sudah menjadi santapanku, malam ini" batinnya, sambil terus berjalan, dan menundukkan kepalanya.











To be continue. . .


______________________________________


Hallo semuanya, maaf ya cerita ini baru bisa dilanjut lagi, karena ada beberapa hal, penyebab cerita ini baru bisa dilanjut.

Saya juga mau mengucapkan terima kasih, buat kalian yang masih setia nungguin cerita ini. Sekali lagi, saya minta maaf ya readers, udah buat kalian nunggu

Okey, itu dia part 64 nya, next partnya akan saya publish nanti malam atau besok ^^

Vampire vs Wolves [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang