"Ayah"
Mereka pun langsung menoleh ke arah pintu, saat mendengar sebuah suara. Dan dapat mereka lihat, seorang anak perempuan berumur 5 tahun, yang sedang berdiri di sana.
"Kemarilah, nak" ujar Count pada anak perempuan itu, sambil menyunggingkan senyuman.
Anak perempuan itu pun langsung berjalan masuk, dan menghampiri Count. Lalu ia memeluk kakinya Count, dan menatap ke arah Dervla, Franc, dan juga Xandre, "Ayah, siapa mereka?" tanyanya, yang kemudian mendongak, untuk menatap Count.
Dengan senyuman yang masih terukir di wajahnya, Count pun mengusap kepala anak perempuan itu, dan berkata, "Mereka adalah tamu ayah. Ayo, perkenalkan dirimu pada mereka".
Anak perempuan itu langsung mengganggukkan kepalanya, dan berdiri tegak, di depannya Count, "Selamat datang, di puri ayahku. Dan perkenalkan, namaku Daniela Countanescu. Panggil saja, Niela" ujarnya, sambil membungkukkan tubuhnya, dan menyunggingkan senyuman.
Sebuah senyuman pun langsung terukir di wajahnya Dervla, lalu ia berkata, "Salam kenal juga Niela, nama mu begitu cantik, dan kau terlihat begitu menggemaskan".
"Terima kasih, tapi kau juga cantik" jawab anak perempuan itu, yang bernama Niela.
"Tuanku, jadi Niela adalah anakmu?" ujar Xandre, yang beralih menatap Count.
Count pun langsung mengganggukkan kepalanya, dan menyunggingkan senyuman, "Benar, Niela adalah anak saya. Lebih tepatnya, anak saya dan Anna. Tapi saya tidak yakin, jika ia akan mengakui Niela, sebagai anaknya, padahal ia sendiri, yang mengandungnya" jawabnya, sambil mengusap kepalanya Niela. Ya, anak perempuan itu memanglah anak Count, dan juga Anna.
"Niela, kemarilah, aku ingin mengobrol lebih dekat denganmu" ujar Dervla.
Tanpa merasa ragu, atau pun takut, Niela pun langsung berjalan menghampiri Dervla, dan berdiri di dekatnya, "Siapa nama mu? Kau terlihat begitu cantik" ucapnya, sambil mengusap pipinya Dervla, dengan tangan mungilnya.
Dervla pun kembali menyunggingkan senyuman, dan mengusap tangannya Niela, yang berada di wajahnya, "Namaku Dervla. Dan kau juga begitu cantik, Niela" jawabnya.
"Tuanku, apakah Niela sudah menjadi seorang vampir?" tanya Xandre kembali.
"Benar, Niela sudah menjadi vampir, sejak berada di dalam kandungan ibunya. Maka dari itu, ia tumbuh dengan begitu cepat. Namun pertumbuhannya, akan berhenti saat ia memasuki, usia 20 tahun" jawab Count, sambil tersenyum dan menatap ke arah Dervla, dan Niela.
"Terima kasih, dan senang dapat bertemu denganmu" ucap Niela, sambil menyunggingkan senyuman, sehingga gigi-giginya yang tajam, jadi menonjol keluar.
"Itu berarti, anakku dan Dervla, juga akan bertumbuh dengan cepat?" tanya Franc, pada Count.
Count pun langsung mengganggukkan kepalanya, tanpa melepaskan pandangannya, dari Dervla dan Niela, "Benar, bahkan kandungannya akan segera membesar. Dan, jika bayi yang berada diperutnya sudah lahir, maka ia akan bertumbuh dengan cepat juga, seperti Niela" jawabnya.
Namun Franc hanya mengganggukkan kepalanya saja, sambil menatap Dervla, dan Niela.
"Sebaiknya, malam ini kalian bertiga, menginap di sini saja, biar saya siapkan, dua kamar untuk kalian. Dan besok malam, baru kalian pergi ke kastil, yang akan menjadi, tempat tinggal kalian" ujar Count.
Segera Xandre menggelengkan kepalanya, dan berkata, "Tidak usah tuanku, kami tidak ingin merepotkanmu".
Sebuah senyuman pun kembali terukir di wajahnya Count, lalu ia beralih menatap Xandre, dan berkata, "Tidak apa-apa, saya tidak merasa direpotkan sama sekali. Dan lagipula, kalian adalah tamu saya, jadi sudah sepantasnya, saya melayani kalian, dengan sangat baik. Apalagi jika mengingat, kalian baru saja menempuh perjalanan yang panjang, untuk sampai di sini".
"Benar, sebaiknya kalian menginap di sini dulu. Dan lagipula, aku masih ingin mengobrol dengan dia" sahut Niela, sambil memeluk Dervla, dari samping, sehingga membuat Franc dan Xandre, menjadi sedikit bingung.
Perlahan, Dervla membalas pelukannya Niela, dan mengusap punggungnya, "Iya, kami akan menginap di sini, untuk malam ini" katanya, sehingga membuat Franc, menjadi terkejut, dan langsung menatapnya.
"Baiklah, kalau begitu saya pamit undur diri dulu, karena saya akan menyiapkan dua buah kamar, untuk kalian" ujar Count, sambil membungkukkan tubuhnya, dan berjalan keluar, dari ruang makan itu.
"Dervla, kenapa kau menerima tawarannya?" ujar Franc dengan pelan, sambil menatap Dervla.
"Franc, tidak ada salahnya, kita menginap di sini, untuk malam ini" ucap Dervla.
"Benar, dan lagipula ayahku tidak terima penolakan" sahut Niela, yang masih memeluk Dervla.
Namun Franc hanya menghela nafasnya dengan kasar, sambil memalingkan pandangannya.
Xandre yang melihat hal tersebut pun, langsung mengusap bahunya Franc, dan berkata, "Tenanglah Franc, Count tidak akan melakukan hal yang buruk, pada kita. Dan lagipula, kita tidak salah. Jadi tidak mungkin, jika ia berniat jahat, pada kita".
To be continue. . .
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire vs Wolves [COMPLETE]
Vampir~ Sequel of Tueur de Vampire ~ (Disarankan untuk membaca cerita pertamanya dulu, yang berjudul "Tueur de Vampire") Setelah pindah ke Italia, Dervla dan Franc pun melanjutkan kehidupan mereka, sebagai seorang vampir, di tengah-tengah kehidupan para m...