Saat ini, Dervla dan Franc sedang berada di dalam kamarnya Dervla, dan sedang berbincang-bincang bersama.
"Franc, kalau aku boleh tahu, kenapa kau tidak mau dihidupkan kembali?" ujar Dervla, yang sedang menyandarkan kepalanya, di atas dada bidangnya Franc.
"Karena aku tidak ingin, hidup untuk yang ketiga kalinya. Kau tahu kan? Kalau menjadi seorang vampir bukanlah keinginan, ataupun pilihanku. Karena saat itu, aku tak diberikan pilihan" ucap Franc, sambil mengusap kepalanya Dervla.
Segera Dervla mendongakkan kepalanya, dan menatap vampir, yang dicintainya itu, "Iya aku tahu, dan masih mengingat hal itu. Tapi, kenapa kau bisa berpikiran seperti itu? Apakah itu berarti, kau sudah tak mencintaiku lagi, dan ingin meninggalkanku?" ucapnya.
Sebuah senyuman pun, langsung terukir di wajahnya Franc, lalu ia kembali mengusap kepalanya Dervla, dan berkata, "Kata siapa, aku sudah tak mencintaimu lagi? Bukankah kau tahu, kalau aku sangat mencintaimu? Dan, kalau aku sudah tak mencintaimu lagi, maka aku akan membiarkan Joe, untuk merebutmu dariku. Tapi buktinya, aku tak pernah sekalipun, membiarkan Joe untuk melakukan hal itu".
Dengan kasar, Dervla menghela nafasnya, dan memalingkan pandangannya, dari Franc, "Iya, tapi dengan kau tidak mau dihidupkan kembali, maka sama saja, kau merelakanku untuk Joe. Karena jika tidak ada dirimu, maka Joe jadi lebih leluasa, untuk mendekatiku" katanya.
"Tapi kenyataannya, Joe tidak semakin mendekatimu, kan?" ujar Franc, dengan satu alisnya yang terangkat, dan disertai senyuman, yang masih terukir di wajahnya.
Dervla pun langsung mendongak untuk menatap Franc sesaat, lalu ia menghela nafasnya dengan kasar, "Ya sudah, lupakan tentang hal itu" katanya, yang kembali memalingkan pandangannya, dari Franc, "Dan, ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu" sambungnya.
"Sesuatu? Sesuatu apa?" ucap Franc, dengan dahinya yang ia kerutkan.
"Kenapa kau bisa mengatakan seperti itu pada Xandre, apakah kau dapat penglihatan, jika dirimu akan mati, karena dibunuh oleh Rebecca?" tanya Dervla, yang kembali mendongak, dan menatap Franc.
Mendengar apa yang baru saja Dervla katakan, membuat Franc langsung terdiam, dan mendadak jadi patung, sehingga membuat Dervla menjadi bingung, dan mengerutkan dahinya.
"Franc, kenapa kau diam saja?" ucap Dervla, sambil mengoncangkan tubuhnya Franc.
Franc pun langsung tersadar dari lamunannya, dan menghela nafasnya, dengan kasar, "Iya, aku mengatakan seperti itu pada Xandre, karena aku dapat penglihatan, kalau Rebecca hidup kembali, dan membunuhku pada suatu malam. Namun, aku mencoba menepis penglihatan tersebut, dan tidak memperdulikannya. Bahkan aku beranggapan, kalau hal itu tidak akan terjadi. Tapi ternyata aku salah, karena hal itu benar-benar terjadi, dan Rebecca benar-benar membunuhku, hanya karena tidak bisa memilikiku" tuturnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire vs Wolves [COMPLETE]
Vampir~ Sequel of Tueur de Vampire ~ (Disarankan untuk membaca cerita pertamanya dulu, yang berjudul "Tueur de Vampire") Setelah pindah ke Italia, Dervla dan Franc pun melanjutkan kehidupan mereka, sebagai seorang vampir, di tengah-tengah kehidupan para m...