Tak terasa, malam pun telah tiba. Dan saat ini, Dervla dan Franc, baru saja sampai, di sebuah pemakaman, yang menjadi tempat peristirahatan terakhir, neneknya Dervla.
"Jika datang ke pemakaman ini, aku jadi teringat, saat pertama kali, kita bertemu" ujar Franc, yang berjalan di belakangnya Dervla, dan memperhatikan ke sekitar, yang begitu sepi, dan juga gelap. Karena saat ini, waktu sudah menunjukkan, pukul setengah 12 malam.
Mendengar apa yang baru saja Franc katakan, membuat Dervla langsung terkekeh, dan menoleh ke arah Franc, sesaat, "Benar, aku juga merasakan hal itu, setiap kalicdatang ke tempat ini" katanya, yang terus saja berjalan.
Tak lama kemudian, Dervla menghentikan langkahnya, dan segera berjongkok, saat ia tiba di sebuah makam, yang merupakan makam neneknya, "Nek, lihatlah. Siapa yang datang bersama denganku" ucapnya, sambil menyunggingkan senyuman, dan memegang batu nisan, makam neneknya.
Franc pun ikut menghentikan langkahnya, dan berdiri di belakangnya Dervla, "Hallo, selamat malam, nek. Perkenalkan, saya adalah Franc, dan saya adalah pasangannya Dervla" ucapnya, sambil menyunggingkan senyuman, dan memegang bahunya Dervla.
"Kurasa, tanpa kau mengatakannya, nenekku pasti sudah mengetahuinya" ujar Dervla sambil terkekeh, dan menoleh ke arah Franc.
"Tidak apa-apa, memangnya tidak boleh?" ucap Franc, dengan satu alisnya, yang terangkat.
Namun Dervla hanya terkekeh saja, dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Lalu ia kembali menatap makam neneknya, dan berkata, "Nek, kau jangan khawatir. Karena kini, aku telah menemukan pangeranku. Dan, aku begitu bahagia, saat bersama dengannya. Bahkan, saat ini aku dan Franc, sudah memiliki seorang anak, yang bernama Draven. Dan kau tahu? Ia sangat tampan, dan begitu mirip, dengan Franc".
Mendengar apa yang baru saja Dervla katakan, membuat Franc langsung terkekeh, dan berjongkok di belakangnya, Dervla, "Benar nek, kini Dervla sudah bahagia, bersama denganku. Dan aku berjanji padamu, untuk selalu mencintai, menjaga, dan melindungi, cucu kesayanganmu ini. Karena aku juga sangat menyayangi, dan mencintainya" tuturnya, sambil memegang batu nisan, makam neneknya Dervla.
Dervla pun langsung terkekeh, setelah mendengar, apa yang baru saja, dikatakan oleh Franc, "Tapi kau harus tahu nek, terkadang Franc itu begitu menyebalkan. Namun tetap saja, aku sangat mencintainya, dan ingin terus bersama dengannya" ucapnya, sambil menoleh ke arah Franc.
Namun Franc hanya terkekeh saja, dan mengacak rambutnya Dervla, dengan gemas. Lalu ia menoleh ke belakang, dan melihat sebuah makam, yang dulu pernah ia duduki, saat pertama kali, bertemu dengan Dervla, "Kau masih ingat, dengan makam itu?" ujarnya, sambil menunjuk ke makam tersebut.
Segera Dervla menoleh ke belakang, dan menatap sebuah makam, yang berada, tak jauh di belakangnya Franc, "Tentu saja, aku masih mengingatnya" ucapnya, sambil mengganggukkan kepala, "Dulu, aku begitu terkejut, saat melihatmu yang sedang duduk, di makam itu. Tapi, setelah dirimu tiada, aku datang ke sini, untuk mencurahkan isi hatiku, pada nenekku. Namun tiba-tiba saja, aku mendengar suaramu, dan saat aku menoleh ke makam itu, aku tak menemukan dirimu di sana. Dan aku menyadari, kalau itu hanya perasaanku saja" sambungnya.
Bibirnya Franc pun langsung terangkat, setelah mendengar, apa yang baru saja Dervla katakan. Lalu ia mengusap kepalanya Dervla, dan berkata, "Pasti saat itu, kau sedang memikirkan diriku, kan? Jadi, kau mendengar suaraku".
"Benar, bahkan saat itu, aku sedang bercerita pada nenekku, tentang dirimu yang telah mati, dan dibunuh oleh Rebecca" ucap Dervla, sambil menundukkan kepalanya.
Franc pun kembali menyunggingkan senyuman, dan menarik Dervla, ke dalam pelukannya, "Sudah, jangan bersedih lagi. Karena kini, aku telah bersama denganmu lagi. Dan lagipula, tidak baik bersedih atau menangis, di tempat peristirahatan terakhir, orang yang kita sayangi. Karena hal tersebut, akan membuatnya menjadi sedih, dan menangis juga" ucapnya, sambil mengusap kepalanya Dervla, dengan lembut.
Namun Dervla hanya menggangguk saja, dan menyandarkan kepalanya, pada dada bidangnya Franc.
To be continue. . .

KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire vs Wolves [COMPLETE]
Vampiros~ Sequel of Tueur de Vampire ~ (Disarankan untuk membaca cerita pertamanya dulu, yang berjudul "Tueur de Vampire") Setelah pindah ke Italia, Dervla dan Franc pun melanjutkan kehidupan mereka, sebagai seorang vampir, di tengah-tengah kehidupan para m...