Part 5

4.5K 304 9
                                    

Farrel menepati janjinya untuk menjemputku saat jam pulang kantor.
Sebelum itu, sepanjang hari aku memikirkan bagaimana cara untuk membuat dia menjauh. Dan akhirnya aku mempunyai ide, aku ingin membuatnya ilfeel padaku.
Selama ini kan dia hanya melihat diriku yang baik-baik. Maklum saja, sebelum aku tahu Farrel brondong aku sedikit jaim padanya.

Sebenarnya yang aku takutkan itu, kalau Eros, Ririn dan ibu-ibu komplek tahu pasanganku lebih muda, bisa-bisa aku di tuduh memperdaya brondong manis. Duh Gusti.. jadi bahan gosip lagi deh nanti.

"Makan dulu ya, beb. Aku lapar." Farrel menyambutku yang baru saja keluar dari kantor. Heran deh sama dia, kenapa setiap bertemu denganku selalu lapar.

"Sejak kapan nama aku berubah jadi Bebi?" jawabku ketus.

Dia hanya nyengir lebar, sambil memakaikan helm di kepalaku.

"Kamu tambah cantik kalau marah begitu"

What? ini bocah kesambet apa ya. Padahal aku sengaja enggak memakai bedak, gincu dan alis kebanggaanku. Benar-benar tanpa make up apa pun. Dan dia bilang aku cantik sekarang?
Gagal deh buat dia ilfeel. Oke! masih ada rencana selanjutnya.

Dengan gerakan tiba-tiba dia membuka jaket yang ia kenakan, lalu memakaikannya di pinggangku. Aku hanya melongo melihat tingkahnya yang ajaib.

"Tutupin ya, besok-besok jangan pakai rok lagi. Nanti susah naik motornya."

"Hemm.." sahutku singkat.

Masalahnya teman-teman kantorku sudah banyak yang keluar kantor, pasti mereka akan meledekku nanti, jadi aku ingin cepat-cepat pergi dari sini.

"Leonyyyy....."

Nah kan mak lampir datang. Aku hafal betul suara sok imut si Ajeng ini. Pasti ada udang di balik rempeyek.
Ajeng senyum-senyum malu pada Farrel. Cih dasar pencitraan. Mentang-mentang sekarang dia sudah tahu kalau Farrel sepupunya Wisnu. Pasti dia pura-pura kalem.

"Halo Farrel.."

"Iya Kak Ajeng..."

Aku langsung menoleh ke arah Ajeng, mendengar dia di panggil kakak oleh Farrel, kok aku berasa merinding disko.

"Kenapa lo? mau di panggil kakak juga?" Ajeng cengengesan, mengetahui arti dari tatapanku barusan.

Aku hanya mendengus kesal padanya.
"Sudah yuk pulang."

"Siap bos." Farrel meletakkan tangannya di kepala.
Dih, memangnya dia pikir aku tiang bendera! sampai di beri hormat begitu.

Dengan cepat, aku naik ke motor Farrel, meninggalkan Ajeng yang masih senyum-senyum sambil melambaikan tangannya padaku.
Farrel melajukan motornya dengan kecepatan sedang, ada benarnya juga Farrel memberikan jaketnya padaku, naik motor ninja menggunakan rok memang menyiksa sekali.

Tidak berapa lama, ia menghentikan motornya di sebuah kedai nasi goreng.

"Ini tempat favorit aku, kamu cobain deh." ujar Farrel.
Aku mengedarkan pandangan, memang ramai sih, dan tempatnya juga asyik untuk nongkrong. Ya.. selera anak muda banget.

Seorang waittress cantik memberikan daftar menu ke meja kami, dia tersenyum manis pada Farrel dan menyapanya akrab.

"Halo Kak Farrel, mau pesan apa?"

Farrell menyebutkan pesanannya, kemudian memberikan buku menu itu padaku.

"Kamu mau pesan apa, beb?" tanya Farrel.

Reaksi waittress itu terlihat terkejut. Haha. Ketahuan sekali kalau dia menaruh hati pada Farrel.

Aku menyebutkan pesananku, yaitu nasi goreng seafood spesial porsi jumbo, dengan es teh manis porsi besar juga.
Mata waittress itu melebar menatapku, mungkin dia heran ada wanita yang bisa makan sebanyak itu.
Ya.. aku memang sengaja. Karena ini rencanaku selanjutnya. Untuk membuat Farrel menjauh padaku.

My Brownis (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang