Part 13

3.8K 262 12
                                    

🌸🌸🌸

"Perhatian...!" seru Pak Gio, saat siang hari sebelum jam istirahat tiba.

Dia kini berdiri di tengah ruangan, seperti seorang guru yang hendak memberikan pengumuman pada muridnya. Sontak seluruh staf kini menghentikan kegiatannya. Menatap bos kami yang katanya tampan mirip Vino G Bastian. Itu sih menurut mereka, Wati in the genk. Kalau bagiku, jelas Farrel lebih tampan. Mirip Teejay Marquez, imut tampan dan ramah.

"Begini, saya akan mengundang kalian semua makan malam, sebagai bentuk apresiasi atas pekerjaan kalian yang baik bulan ini." lanjut Pak Gio.

Sorak riuh kembali terdengar dari teman-teman kantorku. Astaga! mereka benar-benar seperti anak SD. Sangat tidak elegan!
Sebagai senior yang baik, aku diam saja menanggapi dengan anggun perkataan Pak Gio tadi. Malu kan kalau sampai di lihat sama anak magang.

"Waktunya malam ini, kita bertemu di restoran X. Nanti kalian langsung datang saja ke sana ya, saya sudah booking tempat."

"Siap pak." sahut mereka serentak.

Setelah berkata seperti itu, Pak Gio kembali memasuki ruangannya, meninggalkan para staf yang kini langsung mengobrol dengan sesama rekan karena jam istirahat sudah tiba.

"Beb..." Farrel kini sudah berada di sampingku. Gerak cepat sekali dia!
"Nanti malam kamu ikut ke sana?"

"Hemm, mungkin. Kenapa?"

"Nggak usah ikut aja. Kalau mau makan di Resto X gak usah nunggu sama Pak Gio, aku juga bisa traktir kamu sama yang lain juga." ucap Farrel.

Duh nih cowok mulai deh sombongnya. Mentang-mentang anak sultan.

"Lo harus ikut, Le." tiba-tiba Ajeng datang ikut menimpali pembicaraanku dengan Farrel.
"Tau gak, yang gue dengar nih dari sumber yang terpercaya, malam ini Pak Gio mau bawa tunangannya."

"What? katanya lo, dia bujang."

"Ya emang bujang, kan dia belum nikah. Kenapa? jangan bilang lo kecewa. Dasar gak bersyukur!" kata Ajeng lagi.

Aku melirik ke arah Farrel yang sekarang sudah memasang tampang badmood.

"Ya gak lah. Kan gue udah punya calon suami. Ya gak beb?" aku menggandeng tangan Farrel, yang membuat senyum Farrel merekah saat itu juga.

"Ya udah. Kita datang aja. Nanti kamu bareng aku." sahut Farrel kemudian.

"Duh jadi nyamuk lagi deh gue. Emang ya kalian itu. Cepat nikah gih!" sungut Ajeng kesal, sambil berlalu meninggalkan kami.

Ya.. bukannya kami tidak ingin cepat menikah. Setelah aku menerima lamaran Farrel, akhirnya aku dan Farrel sepakat untuk menikah setelah dia lulus magang. Sekitar empat bulan lagi. Kalau hanya sampai lulus magang aku masih bisa menunggu, lain halnya jika harus menunggu sampai dia lulus kuliah. No!
bisa jadi perawan tua nanti.

Untuk acara lamaran resmi akan di langsungkan bulan depan, mami Farrel sudah menelepon keluargaku kemarin. Kalau mereka akan datang kembali melamar secara resmi, nanti setelah papinya Farrel pulang. Karena papi Farrel sedang dinas ke luar kota.
Aku hanya berharap, semoga acara kami lancar. Tidak ada halangan yang berarti sampai hari itu datang.

🌸🌸🌸🌸

Di restoran X

Malam ini aku, teman-teman dan para staf kantor lainnya berkumpul di meja yang telah di pesan oleh Pak Gio. Hampir semua staf datang ke restoran ini. Karena dengan bos yang dulu, tidak pernah ada acara makan seperti ini. Sekitar lima belas menit menunggu akhirnya Pak Gio datang.

My Brownis (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang