Chapter 21

5 3 0
                                    


Friday,13 03 2020

Sudah 15menit, Fanda,Faki dan Galang menunggu Stella keluar dari mobil. Entah karena apa Stella duduk di mobil selama itu, padahal kita tinggal masuk ke rumah menemui Oma.

"Stell.." panggil Fanda dengan menggedor kaca mobil.

Tanpa diduga, Faki membuka pintu mobil sebelah dan duduk disamping Stella.

Galang dan Fanda hanya menunggu, karena mereka tahu persis, Stella pasti luluh dengan kata Faki, ya meskipun kita sama sekali tidak tahu mengapa Stella bersikap aneh.

"Panda, lu cemburu ya?" Ledek Galang yang sedang makan kacang goreng pemberian pak Tana.

"Engga,"

"Tinggal bilang 'iya' aja kenapa?" Paksa Galang. Galang menatap Stella iba, karena cintanya bertepuk sebelah tangan. "Apa si?!"

"Ampunn.." ucap Galang sambil menahan sakit karena lengannya yang berlemak dicubit Fanda dengan begitu keras.

Tanpa kata, Fanda mengambil sebungkus kacang goreng yang sedang di makan Galang. Akhirnya, mereka seperti anak kecil yang makan snack ketika harus menunggu orang tuanya berdiskusi.

______

"Apa yang mengganggu pikiranmu?" Faki menatap Stella dengan tatapan hangat, bertanya namun tidak memaksa Stella harus menjawab.

"Apa karena kerusakan mobil ini?" Selidik Faki.

"Ayo temui Oma." Hanya itu yang terucap dari mulut Stella dan melenggang pergi ke rumahnya.

"Stella, tungguin.." teriak Fanda memkikkan.

"Aissh.." komentar Galang sambil menutup telinganya.

Faki keluar dari mobil dengan muka yang kurang senang, mungkin itu alasan karena tidak bisa tahu apa yang sedang Stella rasakan.

"Gapapa, ntar juga dia cerita kok." Ucap Galang seolah mengerti semuanya, tetapi itulah sisi baik Galang meskipun terlihat sering bercanda namun hatinya peka terhadap perasaan orang disekitarnya.

"Omaa.." panggil Stella manja, bahkan Faki yang mendengarnya merasa gemas.

Galang tersenyum simpul, Fanda hanya memainkan rambut curly-nya dan duduk manis di sofa panjang ruang tamu Oma.

"Iyaa La, ada tamu ini." Ucap Oma sambil berjalan ke arah Stella, dab dibelakangnya terlihat wanita jangkung dengan setelan warna merah mencolok mata, siapa lagi kalau bukan Arnetta.

Mata tajam Stella menunjukan amarah, hatinya benar-benar tak nyaman menatap wanita yang katanya melahirkan dirinya.

"Hey, darling?" Sapa Arnetta ramah, selama ini memang tidak ada amsalah antara keduanya, namun bagi Stella tidak berbicara dengan Arnetta membuatnya lebih nyaman.

"Hallo tante," sapa Fanda ramah, Fanda terlihat antusias bertemu Arnetta untuk kali pertamanya.

"Stell, mama kamu cantik banget mirip model." Bisik Fanda kepada Stella, "Gak." Ketus Stella.

"Galak banget si lagi dapet lu ya?" Sindir Fanda dengan muka manyun yang dibuat-buat.

"Ssttt.." lirik Galang ke arah Fanda yang mencoba berbisik namun suaranya bukan sebuah bisikan, mirip sama ibu-ibu komplek yang sedang nge-gosip.

"Senang bertemu kalian, teman baiknya Stella ya? Oh kamu Fanda ya, kamu imut sekali," ucap Arnetta dengan nada yang bukan seperti pujian tapi ucapan manis untuk pencitraan.

"Omaa.. maafin Stella, tadi ada problem dijalan, kaca mobil sebelah kanan pecah Oma." Rengek Stella, cara Stella menyampaikan kerusakan mobil terlihat seperti anak 5tahun yang memecahkan gelas.

"Kamu ga papa sayang?" Ucap Arnetta terlihat khawatir. Padahal jelas-jelas Stella ingin berbicara dengan Oma dan memotong pembahasan Arnetta, namun public speaking Arnetta sudah high class sepertinya.

"Gapapa." Ketus Stella, kini Oma menatap Stella dengan rasa kasih sayang yang terlihat tulus, seraya berkata dan mengelus rambut halus Stella "Hubungi tantemu, biar dia yang mengurusnya."

"Oke Oma." Kini muka Stella lebih enak dilihat, Stella tersenyum dan mengedipkan matanya ke Faki tanda beres, namun karena tertangkap mata Galang dan Fanda  keduanya justru bersiul riya "ciyeeee.." kini Galang tertawa keras bahkan sampai lupa ada Oma dan Arnetta bersamanya.

"Potek hatikuu.." ucap Fanda sambil menepuk-nepuk bahu Galang.

"Apaan si kalian?" Ucap Stella dengan meredam rasa malu yang menggerogoti tubuhnya.

"Muka lu, merah kaya tomat." Canda Galang tak berhenti.

"Bukan, kepiting rebus lebih merah lagi, iya kan Fak?" Ledek Fanda kepada Faki yang sedari tadi diam dan menyembunyikan senyum manisnya.

"Sudah,sudah, Oma mau pergi sama Mamanya Stella kalian main aja disini ya, tunggu Oma pulang." Ucap Oma sambil berusaha berdiri.

"Oma mau kemana?" Tanya Stella penasaran.

"Ada urusan yang harus Oma urus, gapapa ya La, ga lama kok."

"Oma hati-hati ya, Ma jagain Oma!" Pinta Stella.

Arnetta mengangguk tanda setuju.

"Bye-bye" ucap Oma sambil melambaikan tangannya, kebiasaan Oma kalau pergi seperti itu, entah kepada Stella ataupun siapa saja tanpa kecuali.

"Bye-bye Oma." Ucap kami bersamaan.

_____

Rest BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang