5 : siapa namamu?

1.9K 44 1
                                    

"saranghae" Bisik Taeyong ditelinga Nida.

Taeyong tersenyum, ia memberi kecupan di kening nida. Dan senyuman merekah dibibir Nida, bahkan senyuman itu tak sanggup untuk dibiarkan saja. Taeyong memeluknya dengan begitu hangat.

Dengan suasana di tepi pantai, membuat angin semakin kencang dan menjalarkan rasa dingin ditubuh mereka. Namun, berkat pelukan itu menjadi sebuah obat kehangatannya.

"Oppa, ingatlah bahwa apapun yang terjadi jangan tinggalkan aku." Ucap Nida didada Taeyong.

Taeyong tersenyum, ia membelai rambut Nida.

"Ne nida-ah" Taeyong mencium pucuk kepala Nida. "Hmm rasanya aku semakin terbiasa dengan panggilan oppa dari mulutmu. Hehe" ledek Taeyong.

"Ya! Kau tau aku benar-benar berusaha untuk terbiasa memanggil kau oppa" Nida mendongak ke wajah Taeyong diselah-selah pelukan hangat mereka.

"Ck! Yasudah panggil aku sesuka kau saja! Aku tidak akan memaksamu memanggilku oppa!" Taeyong melepaskan pelukannya dan ia berjalan menjauh dari Nida.

"Ya ya! Apa kau marah? Ah jinjja?!" Nida mencoba mengejar Taeyong.

Namun, Taeyong yang peka Nida sedang mencoba mengejarnya ia malah berlari menjauh dari Nida.

"Aniya!!" Pekik Taeyong.

"Ya!! Yoongi-ah" pekik Nida kembali.

Taeyong tersenyum ke arah Nida, pertansa bahwa Taeyong sedang menjahili Nida. "Kejar aku! Wleee" Taeyong menjulurkan lidahnya ke arah Nida dan ia berlari dengan tertawa.

"Ah jinjja! Ya kau menyebalkan!" Nida mengejar Taeyong dengan tatapan sebal.

*Bruuughh*

Taeyong terjatuh.

Iya, ia terjatuh dari atas ranjang kamarnya. Padahal dialam mimpinya ia jatuh diatas pasir pantai yang sedang asik bermain dengan Nida.

"Ah.. aku gila!" Erang Taeyong. Ia bangkit dari lantai dan melihat seisi kamarnya, ranjang kamar milik Yuta dan Doyoung sudah terisi pemiliknya.

Lalu ia berjalan keluar kamarnya. Ia menuruni anak tangga dan menuju ke dapur. Suasana dorm gelap, lampu-lampu sudah dimatikan. Dan ia melirik arloji yang terpampang di dinding dapur, dan ternyata sudah pukul 03.30 pagi.

Ia sudah tidur terlalu lama sejak kepulangannya dari London kemarin. Ia mengambil minuman air putih dan menenggaknya.

"Ah aku sudah benar-benar gila" ucap ia setelah merampungkan minumnya. Ia melangkah, bermaksud ke arah ruang tengah.

"Kamjjagiya!" Pekik Taeyong karena ia terkejut akan kedatangan Jaehyun yang secara tiba-tiba.

"Ya!" Pekik Taeyong kembali ke arah Jaehyun.

"Mwoya?! Aku tidak bermaksud mengejutkanmu. Aku hanya haus" ucap Jaehyun, dan ia pun berlalu dari hadapan Taeyong.

Taeyong melanjutkan langkahnya, lalu ia melemparkan tubuhnya ke atas sofa super besar milik dorm ini. Dan ia menatap langit-langit ruang tengah, mencerna kembali mimpi tadi. Begitu sempurna, seperti nyata namun pahitnya adalah itu hanya mimpi.

Jaehyun selesai minum, ia bermaksud kembali ke kamarnya. Namun ia malah melihat Taeyong yang sedang rebahan diatas sofa.

"Mimpi perempuan itu lagi?" Tebak Jaehyun.

"Ne" jawab Taeyong singkat.

"Coba kau ke psikiater. Tanyakan, ada apa dengan dirimu. Ini hampir 2 tahun kau seperti itu" Saran Jaehyun.

Not Dream (NC 21++)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang