16 : terikat II

1.7K 40 2
                                    

Nida bangun dari mimpinya semalam.  Ia melihat  jendela kamarnya yang terbuka, dinginnya angin musim gugur merasuk ke dalam tubuhnya. Lalu ia melihat kasur yang disebelahnya telah kosong,  menandakan bahwa Nunu telah pergi untuk berangkat ke kampusnya. Ia kemudian berdiri, dan melihat arloji bergambar teddy bears dimeja kerjanya lalu menunjukan pukul 10 pagi.

Ia keluar dari kamar, menuju ke dapur kemudian membuat sebuah kopi untuk membuat dia merasa lebih sadar. Dan ia tiba-tiba memikirkan Nunu, ia sangat jarang bertemu dengannya walaupun satu rumah. Mereka saling sibuk, Nida yang pulang kerja tak tentu tak dapat betegur sapa dengan Nunu yang biasanya pulang tengah malam. 

Lalu kemudian ia bersiap, dan menuju ke kamar mandi. Ia menyalakan shower, mandi air hangat memang pas di musim seperti ini. Guyuran air dari atas rambutnya membuat ia tiba-tiba memikirkan mimpi tadi. Mimpi yang sama terus menerus dengan orang yang sama juga.  Ia melihat dirinya sendiri dipantulan cermin kamar mandi.

Didalam lubuk hatinya yang paling dalam saat ia melihat dirinya sendiri seperti ini, ia sering merasa bahwa tidak mungkin Taeyong akan mau dengan dirinya. Lihatlah, Taeyong adalah idol dengan kepopuleran yang tak diragukan lagi. Sementara itu, dia adalah wanita biasa.

Ia memang tak memungkiri, bahwa sebenarnya memang ada laki-laki yang menyukai dia di kantor. Namun, entah mengapa dirinya masih sangat tak mau kehilangan perasaannya terhadap Taeyong. 

Setelah beberapa saat ia merampungkan mandinya, kini ia telah bersiap menuju tempat syuting. Kali ini ia mengenakan cardigan panjang, dan ia balut dengan rok bahan berwarna cream yang pendeknya diatas lutut, lalu ia kenakan sebuah turtle neck berbahan rajut dengan warna cokelat tua memang paling pas musim gugur menggunakan turtle neck. Lalu ia mengenakan sneakers berwarna abu-abunya dengan merk ternama.  Totebagnya melengkapi penampilan Nida. 

Ia berjalan keluar menuju ke halte subway, arloji ditangannya menunjukan pukul 11 pagi. Rambut hitam miliknya terjuntai kebawah, ia hanya mencatok rambutnya tadi jadi terlihat lurus. 

Dia sebenarnya tidak terlalu menyukai musim gugur, selain dingin dan ia merasa bahwa jalanan sangat kotor dan berantakan berkat dedaunan yang jatuh.

*tiiiinnn*

Tiba-tiba terdengar suara kelakson mobil dibelakang Nida yang berhasil membuatnya terkejut. Nida menoleh ke arah mobil itu, dan siap akan memarahinya terlihat wajah Nida yang sudah kesal. 

Mobil berwarna putih dengan merek Marcedes Benz E-class persis disamping Nida, padahal dirinya sudah berjalan ditepi jalanan dan sesuai dengan aturan.

"yaa!!" Nida memekik ke arah mobil itu. 

Tak lama kaca jendela mobil itu terbuka, terlihat seseorang yang menyetirnya.

"annyeong Nida-ssi" laki-laki itu tersenyum, terlihat matanya menyipit saat ia tersenyum walaupun ia mengenakan kacamata hitam tapi Nida masih bisa menebaknya. 

"Dowoon-ssi?" Nida menatap wajahnya yang menyapa dari luar jendela. 

"ne, masuk ke mobil. Akan aku antar ke kantor" ucap dia menawarkan. Dan tiba-tiba ia turun dari kursi sopir dan berjalan menuju ke arah Nida.

"ah any, aku bisa pakai subway" Nida tersenyum menolak, padahal jika ia diantar bisa menghemat waktu dan uangnya. 

Kali ini mereka saling berhadapan, Dowoon terlihat menunduk agar bisa melihat wajah Nida itu.

"Gwaenchana, aku juga ada jadwal di SBS. Jadi bisa sekalian, kajja" Dowoon memegang pergelangan tangan Nida dan menuntunya. 

Lalu ia membukakan pintu mobil miliknya untuk Nida, Dowoon tersenyum ke arah Nida dan memberikan kode untuk segera masuk.

Not Dream (NC 21++)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang