39 : Winter in Seoul

626 26 4
                                    

Suasana Seoul kini sedikit lengang dari hiruk pikuk berkat jam yang sudah tengah malam. Nida dan Taeyong membelah jalanan menuju apartemen kecil milik Nida untuk mengantarnya pulang.

Saat perjalanan, butiran salju turun dengan indahnya. Nida melihat butiran putih itu lewat kaca depan, dan ia menoleh ke arah kaca samping. Kemudian ia membuka kaca mobil, tangannya ia ulurkan ke luar dan merasakan dinginnya butiran salju yang tiba ditelapak tangannya.

"Salju kali ini datangnya terlambat" ucap Nida dengan sembari memperhatikan butiran-butiran salju yang berada ditangannya.

"Globalisasi" jawab Taeyong dengan cuek.

Namun sebenarnya ia sesekali melirik Nida yang tersenyum melihat salju-salju ditangannya.

"Yeppuda" ucap Nida memuji putihnya salju.

"Apa hanya kata-kata itu yang kau tahu saat salju turun pertama kalinya?"

"Ne" Nida tersenyum dengan menoleh ke Taeyong kali ini.

"Bahkan kau mengatakan sama persis seperti didalan mimpi" Taeyong menyeringai.

Nida tiba-tiba diam, kemudian ia membuang butiran-butiran salju yang berada ditangannya lewat jendela yang masih terbuka.

"Ya!! Tutup jendelanya, ini sangat dingin tanganmu bisa membeku!" Ucap Taeyong dengan nada kesal.

Nida pun buru-buru menutup jendela kaca mobil. Dan kembali menatap jalanan di depannya.

Namun, ia menoleh untuk menatap Taeyong yang fokus menyetir. Dan ia menghela nafas panjang, sepertinya ia ingin menanyakan sesuatu yang serius terlihat ia tiba-tiba menjadi gugup.

"Apa dia kekasihmu?" Tanya Nida secara tiba-tiba.

*deg*

Jantung Taeyong terasa terhenti, nafasnya sedikit tercekik atas pertanyaan yang tiba-tiba keluar dari mulut Nida.

"Nugu?" Taeyong mencoba berpura-pura bodoh, sebenarnya ia tahu Nida akan bertanya seperti itu setelah melihat dirinya hampir tidur dengan wanita cantik.

"Tzuyu" ucap Nida singkat, mata Nida berkata seolah-olah ia berharap jawabannya bukan. Sebenarnya mental di dirinya belum siap mendengarkan jawaban dari Taeyong.

"Aniyo"

Nida membuang nafas dengan keras, bahunya menurun. Ia terlihat begitu lega mendengar jawaban Taeyong.

"Dia kekasih Jaehyun, aku dan kau dijebak olehnya. Dan setelah kejadian itu mereka putus" jelas Taeyong tanpa menoleh ke arah Nida, karena ia fokus dengan jalanan.

Nida menyudutkan bibirnya, benar ia tersenyum dan kemudian menoleh ke arah jendela agar Taeyong tak melihat wajah bahagianya.

"Aku harap laki-laki brengsek itu bukan kekasihmu" ucap Taeyong.

Nida menoleh, ia menggerutkan dahinya sembari berpikir siapa maksud dari Taeyong itu.

Tak lama, mereka telah sampai di depan gedung apartemen kecil. Nida melepaskan sabuk pengaman dan setelah itu dia menoleh ke arah Taeyong.

"Gamshamnida" Nida menunduk dan kemudian berpamitan ke arah Taeyong.

"Jika dia kekasihmu, aku harap kau tak terlalu mencintainya. Aku tak ingin melihatmu terluka" ucap Taeyong.

Nida pun menghela nafas, dia segera turun dari mobil. Taeyong juga ikut turun dari tempat duduknya. Kini mereka berjarak dari sudut mobil, Taeyong melihat punggung Nida yang kini membelakanginya.

Nida menoleh ke arah Taeyong, "lalu bagaimana jika kau yang melukaiku?" Tanya Nida.

Taeyong menghela nafasnya, dia menunduk mendengar pertanyaan Nida yang membuat ia berpikir secara spontan.

Not Dream (NC 21++)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang