5

86 11 0
                                        

The Brigtest Lion|05

***

Pagi hari seperti biasa, mentari yang bersinar cerah suara keributan dari para pelayan dan bodyguard yang sudah sibuk dengan aktifitasnya masing-masing. Tidak terkecuali Bella dan Lean.

Mereka berdua juga sibuk dengan aktifitasnya pagi ini. Sebenarnya sama saja dengan aktifitas pagi-pagi lainnya tidak ada yang beda, mandi, bermain handphone dan bersiap untuk kesekolah. Bedanya hari ini mereka berdua berakhtifitas dengan tubuh yang terluka, yah bekas luka yang kemarin.

Kenapa tidak ambil cuti saja? Ambil cuti atas alasan apa? Terluka karena berkelahi dengan musuh? Atau karena sudah membunuh banyak orang? Ayolah, walaupun ayahnya donatur besar di sekolahnya sekolah itu juga tetap tertib untuk menindak lanjuti murid yang sudah melanggar kriminal dan tindakan mereka sudah melanggar kriminal. Bersyukur saja ayah nya adalah orang yang sudah kebal akan hukum. Kalau ada yang berani menyeret anaknya ke jalur hukum bisa dipastikan orang itu akan antah berantah. Tidak adil!! Siapa peduli!

Dan saat ini, Aldebaran family sedang berkutat dengan piring dan sendok di meja makan, seperti biasa tidak ada yang berani bersuara saat makan.

"Kalian yakin mau sekolah?" Tanya Yura setelah menyelesaikan makannya.

"Ya." Sahut Bella dan Lean berbarengan.

"Lean, perut kamu emang udah gak sakit? Tangan kamu juga Bella?" Yura yang tetap memastikan keadaan kedua anaknya.

"Sedikit. Mami jangan khawatir kayak Papi tuh b aja." Lean mengalihkan pembicaraan dengan mengikutsertakan Papinya. Berharap Papinya mau meyakinkan Maminya.

"Yura jangan khawatir. Kamu kayak gak pernah lihat mereka begini. Bukannya udah biasa ya kan?" Tangan Leo yang mengelus jemari istrinya terhempas begitu saja. Leo menelan ludah siap-siap mendapat omelan panjang.

"Sudah biasa katamu? Astagah Leo kamu ini gimana. Dari kemarin kayak gak ada khawatir-khawatirnya sama keadaan anakmu. Udah biasa apanya, mereka gak pernah terluka sendiri seperti ini-"

"Udah siang. Kalian cepat ke sekolah. Aku berangkat kerja dulu ya honey." Leon mengecup bibir Yura sekilas lalu berjalan diikuti kedua anaknya yang cengengesan.

"Leo aku belum selesai ngomong." Kesal Yura pada suaminya.

"Aku ada metting honey. Nanti saja kalau aku sudah pulang ya. Bye love you honey!" Teriak Leo dari luar rumah.

"Love you honey..honey honey palamu itu. Gak anak gak bapak sama aja." Cibir Yura kesal sendiri. Seandainya tidak ada orang sudah Yura lempar piring ini ke muka Leo.

***

Sampai disekolah, Bella dan Lean turun dari mobil. Kali ini mereka berdua diantar oleh sopir. Takutnya kalau mereka memaksa berangkat sendiri Mommy kesayangan mereka akan mengomel panjang lebar.

Bella berjalan dengan Lean dibelakangnya. Menurut Lean tidak ada yang beda suasana sekolah tetap begini saja, termasuk-

"BELLA LO SEKOLAH? AAAA GUE KIRA LO GAK SEKOLAH." Ya termasuk itu. Suara cempreng yang selalu menyambutnya. Siapa lagi kalau tidak Arabel, lihat apa dia tidak merasa malu suara membahananya itu membuat banyak mata menyorot padanya.

"Lean? Lo sekolah." Suara lembut dari arah belakang membuat Lean menoleh. Dia Gledish.

"Tuh Kak! Nanya tuh kayak Gledish lembut. Jan teriak-teriak." Tutur Lean pada Ara.

"Terserah Gue dong adek kecil. Mulut-mulut Gue juga." Kesal Ara pada Lean.

"Udah masuk kelas yuk!" Ajak Bella dan di angguki semuanya.

THE BRIGHTEST LION [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang