6

73 11 0
                                        

The Brightest Lion|06

****


Bel pulang sekolah berbunyi, murid SMA Garuda berhamburan ingin segera mengistirahatkan otaknya dari rumus-rumus, tulisan panjang dan apalah itu yang ngebikin otak berpikir keras.

Tidak terkecuali dua kakak beradik ini, Bella dan Lean.

"Lean, Gue pulang sama Rey yak." Pamit Bella pada adik kecilnya.

"Lah gue sama siapa?" Lean menunjuk dirinya.

"Ya sama-" ucapan Bella terpotong karena rangkulan lengan kekar di bahunya.

"Hai Babe. Jadi pulang sama Gue kan?" Siapa lagi kalau bukan Reyhan Bilton Nagara.

"Jadi kok." Ucap Bella sambil mengelus rahang tegas Rey membuat Lean memutarkan kedua matanya jengah.

"Ck. Pergi sono kalian! Mual Gue liat kalian mesra-mesraan gini." Lean memperagakan ekspresi pura-pura mual.

"Lo telvon Ken suruh jemput Lo. Dia pasti mau, apa sih yang gak buat Lean. Dadah~" Bella berjalan dengan Rey merangkul pundaknya. Lihatlah, urat malu mereka sudah putus bagaimana bisa mereka ciuman bibir di koridor ya walaupun hanya kecupan tapi kan- ah sudahlah!!

Lean berjalan kesal menuju gerbang sekolah, Ia tambah kesal karena Ken tidak mengangkat telvonnya.

"Ck. Anyink banget sih!!" Kesal Lean sampai mengumpat. Lean mengerutu kesal sampai bunyi klakson didepannya membuat perhatiannya teralihkan.

"Nungguin siapa?" Dia Deon, bertanya sambil membuka kaca mobilnya.

"Jemputan." Jawab Lean dengan masih kesal.

"Masuk!! Gue anterin." Perintah Deon.

"Eh gausah." Tolak Lean.

"Gapapa, biar Gue bisa tambah deket sama Lo. Masuk sendiri apa Gue masukin nih." Deon sudah melepas sealtbet-nya.

"Iya iya ini masuk."

"Gitu dong nurut." Deon menepuk kepala Lean sambil tersenyum Lebar.

"Pake sealtbelt-nya." Suruh Deon pada Lean yang sedari tadi menggerutu kesal.

"Gak mau orang-" Ucapan Lean terhenti karena tiba-tiba Deon mendekatkan tubuhnya, dekat sekali membuat Lean bergemetar.

"Tinggal pake aja apa susahnya sih." Ternyata Deon hanya memakaikan sealtbelt, Lean kira Deon akan- ah sudahlah fikiran Lean mulai halu.

"Orang putih kalo blushing keliatan banget ya. Tambah gemes tau gak."

"Apaan sih. Ayo jalan." Ucap Lean mengalihkan pandangannya.

Cup
Lean melotot karena tiba-tiba Deon menciumnya, hanya pipi tapi mereka kan tidak memiliki ikatan apa-apa, enak saja Deon main menciumnya begitu.

"Ready go to home My princess." Deon menjalankan mobilnya. Lean tidak menjawab ucapan Deon, hanya melarikan matanya ke jendela sampingnya. Apa-apaan Deon, pintar sekali membuatnya salting. Tunggu, sejak kapan Lean salting? Aahh Lean sudah ada perasaan dengan Deon jangan-jangan?

***

Sampai dari kediaman Aldebaran, Deon memberhentikan mobilnya.

"Makasih Deon." Deon mencekal tangan Lean sehingga Lean yang ingin turun terurung.

"Kenapa?" Tidak menjawab tangan Deon malah memegang pipi Lean, mendekatkan wajahnya semakin dekat dan terus mendekat sampai--

Tok...tok...tok...
Suara ketukan kaca belakang Lean memberhentikan aksi Deon. Lean yang sedari tadi menahan nafasnya langsung menghembuskan nafasnya kasar. Lean lantas keluar diikuti Deon setelahnya.

THE BRIGHTEST LION [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang