The brightest lion|20
***
Lean membuka matanya perlahan, menggelengkan kepala merasa sedikit pusing. Dimana dia? Kenapa tangan dan kakinya terikat di kursi?
"Shit!" Umpat Lean. Jadi orang tadi menculiknya. Tapi siapa?
Click..
Lean memalingkan mukanya ketika cahaya terang menyorot wajahnya. Selanjutnya diikuti lampu-lampu diatasnya yang ikut menyala.
Mata Lean menangkap beberapa orang berpakaian serba hitam dengan masker dan topi yang berjalan kearahnya, tidak. Tapi membentuk posisi melingkar mengelilinginya. Tanpa ada ketakutan sedikitpun yang terpancar dari wajahnya, Lean menatap orang yang melingkarinya.
"Apa yang kalian lakukan?" Suara bariton dari arah depan namun Lean tidak bisa melihat siapa yang berbicara karena terhalang seseorang.
"Kalian tidak boleh memperlakukan tamu saya seperti ini. Ck." Orang tadi menyingkir barulah Lean dapat melihat siapa yang tadi bersuara. Dia Rafa yang sedang tersenyum kearahnya.
"Maafkan anak buah Om, Leandra." Ucap Rafa dengan nada sok menyesal sambil melepaskan ikatan pada tangan dan kaki Lean.
Lean menatap Rafa bingung, "Sekali lagi maaf Lean. Kamu boleh pergi. Ck memang anak buah saya tidak bisa menyambut orang dengan baik." Mengangkat sebelah alisnya, perlahan Lean melangkah menjauh. Saat tangan Lean hendak meraih knop pintu..
Doorr
"Akhh.." sial! Lean merasa sakit di kakinya. Menatap darah yang berlumuran di kakinya lalu menatap Rafa yang tengah berjalan kearahnya dan meniup ujung senapannya.
"Hahaha,, tidak semudah itu sayang." Rafa mengangkat dagu Lean menghadapkan ke arahnya.
"Brengsek!"
Plaakk..
Tangan Rafa yang masih memegang senjata di tamparkan ke wajah Lean. Begitu keras sampai Lean merasa darah menetes dari pelipisnya.
"Om gak suka ada gadis yang mengumpat sayang, jadi jangan mengumpat pada Om." Ucap Rafa tajam mengangkat dagu Lean dengan ujung pistolnya.
Memalingkan wajahnya, Lean menatap Rafa penuh peringatan lalu tersenyum miring, "Emang Lo pantes di gituin, Sialan!"
Plaakk..
Lagi. Kali ini kelewat keras sampai Lean tidak bisa menjaga keseimbangan dirinya akibat kakinya yang tertembak.
"Bawa dan ikat Dia. Dan lagi, tutup mulutnya yang suka mengumpat itu." Ucap Rafa memerintah anak buahnya.
"Arghh...sialan. Jangan sentuh Gue, Brengsek!" Sekuat tenaga Lean memberontak namun apa daya tenaga Lean kalah dengan dua orang yang membawanya.
Rafa kembali menghampiri Lean yang sudah diikat di kursi dengan darah mengucur di pelipis dan kakinya.
Braakk..
Rafa yang hendak berucap terurung karena suara pintu di buka paksa dari arah belakangnya.
"Lean!" Itu Deon. Ya Deon Antariksa. Keksihnya.
Sedikit info, bagaimana Deon menemukan Lean disini. Karena tanpa sepengatahuan siapapun Deon meletakan chips di jam tangan yang dipakai Lean. Jam tangan pemberian Deon. Sebuah chips yang akan menunjukan dimana Lean berada bahkan juga bisa menyadap suara di sekitarnya. Dan tadi Deon sempat mendengar suara Rafa tanpa berfikir panjang Deon pergi ke rumah rahasia milik Rafa dan ternyata benar. Melihat gadisnya terikat dengan darah mengucur dari pelipis dan kakinya amarah Deon
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BRIGHTEST LION [COMPLETED]
AçãoIni bukan tentang sang raja hutan, Ini cerita tentang dua bersaudara yang menyimpan begitu banyak rahasia. Bella Aldebaran, si cantik yang mampu membalikan seratus delapan puluh dejarat hidup seseorang dengan kecakapan dan daya fikirnya, Dia bagai D...