10

74 11 0
                                    

The Brightest Lion|10

***


Bella keluar dari ruang BP berbarengan dengan yang lainnya. Didepan sudah ada Rey, Key, Ara, Edward dan Alvano menunggu Bella.

"Lo nggak papa?" Tanya Rey menangkup pipi Bella khawatir. Bella berdecih mengempaskan jemari Rey.

"Ngapain nanya-nanya? Perduli." Bella melenggang masih kesal dengan Rey yang tadi mencuekinya. Semuanya mengernyit lalu tersenyum yang menurut Rey sangat menjengkelkan.

"Mampus Lo ditinggalin!" Ejek Alvano seraya merangkul Rey.

"Mampus gak dapet jatah!" Edward ikut-ikutan mengejek, lalu setelahnya kedua kunyuk itu mendapat geplakan masing-masing dari kekasihnya.

"Mulutnya!" Peringat Ara membuat Edward berpindah merangkulnya dan mencium pipi Ara sekilas.

Begitupun Alvano mengandeng jemari lentik Key, "Dah lah yuk lah. Biarin Rey, salah sendiri bangunin macan tidur."

Rey tetap berdiri terdiam dengan sorot mata yang sangat mengenaskan, "Mampus selamat menimakmati Abang Ipar gue." Lean terkikik, Deon pun ikut membisikan sesuatu, "Bang bujuk gih, gak dapet jatah Lo ntar."

"Kak! Ayok ngapain masih disitu?" Pangil Lean tidak sabaran, "Comming babe!!" Deon menepuk pundak Rey sebagai bentuk semangat namun tetap dengan senyum yang menjengkelkan.

"Gue pulang duluan ya, Bang!" Pamit Regha membuat Rey tersadar lalu mengangguk, "Ati-ati tong!!"

Rey meletakan tangannya di pinggang lalu menggeleng, "Gila beneran gak dapet jatah nih Gue ntar." Lalu berlari mencari keberadaan Bella. Membelikan Bella ice cream se-pabriknya mungkin akan membuat Bella tidak lagi marah padanya.

Berlarian Rey mencari keberadaan Bella, di kelasnya, Kelas Lean, taman belakang, setiap sudut sekolah bahkan sampai ke toilet perempuan Rey masuki demi mencari Bella. Dan sekarang Rey tengan berdiri di pinggir lapangan menetralkan nafasnya yang tersenggal.

"Gila bini Gue turunan jin apa sih? Cepet banget ngilangnya. Kemana juga Dia, untung cinta." Rey mengipasi tubuhnya dengan tangannya. Bahkan kancing kemeja sekolahnya sudah terlepas semua. Tapi Dia memakai kaos putih polos sebagai penutup tubuhnya enak saja Dia mau memamerkan roti sobek-nya bisa dipotong dua kali dengan Bella. Oke lupakan itu!

Rey menyisir rambut tebalnya kebelakang, "Bego banget. Kok Gue gak nyari ke rooftop ya." Rey berlarian menuju lift, manja kan ada tangga. Ogah banget Rey harus mencapai atap lantai lima gedung ini dengan tangga, dia bukan atlet ya.

"Sial, gue dah banyak masang lift masih aja penuh semua!!" Gerutu Rey kesal. Rey kembali berlari menuju lift pribadi milik ayahnya, persetan dengan Ayahnya toh beliau sedang ada rapat di sekolah sebelah.

Sampai dari lantai teratas, Rey lantas menaiki tangga menuju rooftop. Dan benar, gadisnya- ralat wanitanya sedang berdiri di pinggiran menyenderkan lututnya di pembatas rooftop membelakangi Rey.

Rey memeluk leher Bella dari belakang menyembunyikan wajahnya di leher putih, jenjang nah harum milik kekasihnya membuat Bella terkejut.

"Maafin Gue dong, jangan diem gini." Suara Rey lirih dengan nafas yang masih menderu di leher Bella.

Bella tetap diam tidak bergerak sedikitpun. Rey yang tidak mendapat respon dari Bella beralih menciumi tengkuk Bella mengucapkan kata 'Maaf' berulang kali. Sampai akhirnya Bella menggeliat kegelian.

"Lepas ihh geli!" Bella memukul lengan Rey yang mengalung di depan lehernya.

"Maafin dulu baru gue lepas!" Ucap Rey tidak mau kalah. Bella menghenbuskan nafas pelan, "iya iya dimaafin. Lepas ih!!"

Rey melepas rangkulannya seraya tersenyum, "gitu dong. Kan jadi cantik." Ucap Rey mencium pipi Bella sekilas.

THE BRIGHTEST LION [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang