9

66 11 0
                                        

The Brightest Lion|09

***


Kali ini rasanya Bella benar-benar ingin makan orang, Ia geram sekali. Bagaimana tidak dari pagi tadi Ia dibuat geram oleh semua orang. Apa memang semua orang berencana membuatnya marah? Apalagi Ia harus menahan sakit di perutnya akibat PMS. Sekarang kalian bayangkan sudah perut sakit sekali seperti diremas kencang ditambah mood dibuat hancur siapa yang tidak emosi.

Dan lagi, apa Rey lupa dengan tanggal PMS-nya, dari tadi Rey sibuk dengan game di smartphone miliknya, tidak memperhatikan Bella yang sedang kesakitan. Ingin sekali Bella membanting ponsel Rey sampai hancur kalau Ia terus berhadapan dengan Rey,

Sreekk..
Suara tarikan kursi membuat pandangan Rey teralihkan namun hanya sekejap selanjutnya fokus lagi dengan game nya, "mau kemana?"

"Toilet." Sahut Bella jutek, Rey tidak sadar hanya mengangguk sekilas. Dan itu membuat Bella tambah geram.

Umpatan dan keluhan tidak henti-hentinya keluar dari bibir Bella di sepanjang koridor menuju ke toilet, itu membuat orang yang berpapasan urung menyapanya karena tidak ingin kena semprot juga.

"Dasar Rey bego! Ga peka banget! Mana nih perut sakit banget lagi."

"Lagian ngapain sekolah gak dipulangin aja sih, free class udah jam dua lagi. Ihhhh...anjir lah!!"

Sampai dari toilet yang cukup luas dan tentu saja bersih karena kerja keras dari Pak Sugik yang tidak pernah telat membersihkan. Bella membasuh mukanya di wastafel selanjutnya menatap pantulan dirinya di cermin besar didepannya. Saat Ia hendak kembali ke kelasnya, samar-samar Ia mendengar suara isak tangis disusul suara teriakan cempreng setelahnya dari salah satu bilik kamar mandi.

"Gak usah nangis!! Mana temen Lo itu hah?! Gak ada saat Lo butuh dia, mending Lo jadi antek Gue kan!!" Bella seperti mengenal suara ini, ini suara Angel?

Plaakk..
Tamparan keras diterima gadis yang sudah terisak dengan darah keluar dari hidung dan sudut bibir nya.

"Hiks...hiks.." rasanya sudut bibirnya saat perih untuk mengucapkan kata, tidak ada lagi yang bisa Ia lakukan selain menangis.

Dengan mantap Bella melangkahkan kakinya ke depan bilik yang sedang tertutup rapat pintunya,

"Isi lagi!!" Iya Bella yakin sekali itu suara adik kelasnya, Angel yang sangat terdengar mutlak. Selanjutnya terdengar bunyi guyuran air, ini tidak bisa dibiarkan.

Brakk...
Dengan keras Bella menendang pintu kamar mandi, tidak perduli dengan satu antek Angel  yang menjaga pintu tadi jatuh tersungkur.

"Anjing! Apa-apaan nih?!" Teriak Bella murka karena melihat Gledish -teman adiknya- miris apalagi darah segar mengalir dari hidungnya.

Mata Angel dan geng nya melotot melihat Bella berdiri didepannya dengan wajah penuh amarah.

"JAWAB BITCH!!" Jangan salahkan Bella sudah berucap kasar didepan adik kelasnya, Bella maju memeluk Gledish yang sedang lemas seperti sudah tidak kuat untuk berdiri.

Plaakk...
Tanpa melepas rangkulannya pada Gledish, tangan mulus Bella berlari ke pipi kanan Angel dan kedua temannya yang sedang berdiri berjajar. Sementara Gledish menyembunyikan wajahnya di dada Bella karean mendengar bunyi tamparan yang sangat keras.

Tidak puas dengan satu tamparan, tangan Bella terangkat kembali menampar pipi kiri mereka bertiga, sampai darah segar keluar dari sudut bibir mereka.

"Awhh..." rintih Angel saat rambut lurusnya ditarik begitu saja oleh Bella.

"Jangan sok berkuasa! Gue paling gak suka ada diskriminasi disini! Dan apa-apaan Lo mainnya sama yang lemah, cari lawan yang sebanding sama Lo! Denger itu!!" Ucap Bella penuh penekanan pada Angel dengan tanpa perasaan Bella mencampakan begitu saja rambut Angel yang Ia genggam. Sudah mood nya rusak dibuat kesal karena adegan didepannya, selamat untuk Angel telah membangunkan sedikit jiwa iblisnya.

THE BRIGHTEST LION [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang