11; Music Festival

454 78 4
                                    

Waktu istirahat yang biasa dulu Jisung habiskan di rooftop sekarang berubah. Lelaki itu jadi sering pergi ke kantin semenjak adanya Chaeryeong sebagai temannya.

Jisung bahkan tak ragu untuk menggenggam tangan Chaeryeong selama berjalan di koridor kantin karena sanking senangnya memiliki teman. Gadis itu pun hanya mencoba memaklumi perlakuan nya.

Lelaki itu bahkan tak peduli dengan semua tatapan sinis. Kalaupun Jisung jelaskan, orang-orang tidak akan paham makna kebahagiaan menurut Jisung.

"Chaer, gue seneng.." ucapnya lembut.

Chaeryeong tersenyum kecil, "seneng kenapa?"

"Karena lo." Jisung terdiam sejenak dan itu berefek sangat over pada tubuh Chaeryeong. "Makasih karena lo mau bertahan sama sikap gue dan omongan orang lain tentang ini semua."

Untuk kesekian kalinya Chaeryeong merasa sangat bersalah karena pernah melakukan hal yang salah pada Jisung. Matanya mulai memanas, hingga satu tetes berhasil lolos tanpa diminta.

"Lo kenapa Chaer?"

Gadis itu segera mengusap air matanya, "aku gak papa, sung. Cuma kelilipan debu."

"Sini gue tiupin." wajah mereka sekarang hanya berjarak lima centi.

Ayolah, Chaeryeong hanya ingin mengelak agar Jisung percaya kalau dirinya tidak menangis. Tapi apa yang dilakukan Jisung sekarang benar-benar membuat Chaeryeong gugup sekaligus malu.

Malu karena banyak orang-orang yang menatap mereka seakan mengintimidasi. Sadar akan itu, Jisung segera menjauhkan tubuh mereka seperti semula.

"Maaf, chaer"

"Gak papa."

"Emm, jadi ke kantin kan?"

"Jadi dong.. Ayo cepetan, aku laper."

Setibanya di kantin, Jisung langsung memesan kan karena ia sudah hafal dengan pesanan Chaeryeong. Gadis itu pun tak keberatan sama sekali.

"Malem nanti, lo ada acara gak?" tanya Jisung.

Chaeryeong tampak berfikir sejenak, "gak ada kayaknya. Kenapa?"

"Jalan-jalan sama gue, mau dong?"

"Mau gak ya?? Oke deh.. Jam tujuh, sip?"

"Oke tuan putri!" Jisung langsung mendapat cubitan kecil di perutnya.

🌿🌿🌿

Malam itu sebelum Jisung datang menjemput, sudah ketiga kalinya Chaeryeong mengeluarkan isi lemarinya hanya untuk mencari baju yang cocok.

Namanya juga perempuan, selalu labil dalam memilih pakaian.

"YA AMPUN CHAERY! KAMAR UDAH KAYAK GUDANG.. Kamu ngapain sih?" seru Minho yang tiba-tiba muncul.

Gadis itu mendengus kasar dengan kedatangan kakaknya yang sangat menggangu. Karena kesal, Chaeryeong pun mendorong tubuh Minho untuk keluar kamar.

"Baru juga mau masuk, main usir aja.." dengus Minho diluar kamar.

Chaeryeong memijit pelipisnya pelan, mata nya tak sengaja mengarah ke jam dinding yang menunjukkan pukul enam lewat empat puluh. Ia panik dan langsung memakai baju yang menurut nya bagus.

Selesai dengan itu semua Chaeryeong segera keluar rumah dan tak lupa pamit dengan kedua orang tuanya. Dan di luar sana Jisung ternyata sudah bertengger diatas motornya.

My Beauty; Han JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang