12

7.4K 546 11
                                    

"Hiks, dimana? Di-dimana a-aku?" lirih seorang pemuda kecil yang tengah berjalan menyusuri jalan, yang tidak ia ketahui.

"Tuan muda!!"

Teriakan kencang itu membuat ia berhenti berjalan.

Pemuda itu menoleh, ia terlihat menyedihkan.

Kaosnya yang sudah robek, rambutnya yang berantakan, dan wajahnya yang penuh dengan luka lembam.

"Natsu-sama! Hiks, hiks." teriak pemuda itu lirih.

Wanita paruh baya yang dipanggil Natsu—Nihatsu Yakari— menyesuaikan tingginya dengan pemuda dihadapannya.

"Tuan muda, akhirnya saya menemukan anda.. Anda baik-baik saja?" ucap Natsu lirih.

Pemuda itu menggeleng pelan lalu memeluk Natsu dengan erat.

"Hiks, aku— ta-takut sekali Natsu-sama.. hiks, orang tuaku.."

Deg.

Napas Natsu terasa sesak.

"Oh, Tuan muda. Gomenne, saya tidak bisa melakukan apapun. Tuan muda tolong, dengarkan saya. Saya akan memberikan anda nasihat. Pergilah sejauh mungkin dari sini. Ada sekelompok penjahat yang mengincar anda. Apapun yang Tuan muda lakukan, semoga Tuan muda akan baik-baik saja. Tuan muda, rahasiakan marga anda. Nama anda kini adalah Naruto Uzumaki. Ingatlah nasihat saya selalu, Tuan muda."








"Aakkkhh!"

Napas Naruto memburu, ia mimpi buruk lagi.

"Sialan. Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Naruto pada dirinya sendiri.

Kenapa ia tidak bisa mengingat apapun tentang masa lalunya?

Apakah selama ini mimpi itu adalah potongan dari masa lalunya?

Entahlah... Naruto sama sekali tidak ingat apapun.

"Ukh, kepalaku sakit. Sebaiknya aku siap-siap." ucap Naruto sembari memegang kepalanya. Ia turun dari ranjang dan melakukan ritual paginya.











"Astaga Teme?!"

Teriakan Naruto membuat Sasuke tersentak.

"Berisik Dobe, jangan teriak-teriak seperti itu." Nanti tenggorokan mu sakit, sayang. lanjut Sasuke dalam hati.

Naruto mengerucutkan bibirnya kesal.

"Bagaimana aku tidak teriak kalau kau tiba-tiba saja sudah berdiri di depan pintu apartemenku tanpa izin. Dan lagi, BAGAIMANA KAU BISA MASUK DASAR KAU SIALAN!!" teriak Naruto histeris.

Sasuke buru-buru menutup kedua telinganya rapat-rapat.

"Mudah, aku hanya menebak password apartemen mu saja." ucap Sasuke santai.

Ukh,

ingin rasanya ia melayangkan satu pukulan saja—iNgIn sEkaLi Ia MEmUkuLnYa SaMPaI mATI—|

"Cuih, minggir." ucap Naruto melewati Sasuke.

Duk.

Tanpa aba-aba, Sasuke menarik tangan Naruto dan memeluk tubuhnya erat.

"Ihh! Teme lepaskan! Nanti aku terlambat ke sekolah!!" teriak Naruto memberontak.

SasuNaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang