51 - UNGKAPAN

711 35 0
                                    

"Sembunyi boleh, asalkan jangan lupa caranya kembali."

-Dave Maxime-

***

Kedua orang itu melangkah dengan terburu-keburu ke sebuah kamar VVIP di rumah sakit megah ini. Joni langsung membuka pintu begitu mereka sampai.

"Marcell?"

Laki-laki yang terbaring di atas tempat tidur itu menoleh seketika saat pintu terbuka. Di sana dia melihat dua orang dengan raut wajah yang sama-sama panik, namun wajah gadis itu yang terlihat menarik di mata Marcell.

Langsung saja Joni dan Syana masuk. Joni menghujami Marcell dengan pertanyaan beruntun, sekalian meraba tubuhnya apabila ada luka.

"Dih, lo apaan, sih?!" gerutu Marcell menepis tangan Joni yang menggerayanginya. "Jangan nafsuan, njir!"

Seketika Joni melepas pegangannya dari Marcell yang kebetulan tengah meraba area paha Marcell. "Sembarangan aja sih. Gue masih normal!"

"Lagian juga main raba-raba aja."

Sementara Syana hanya tersenyum kecil menahan tawanya. Ternyata Marcell bisa akrab juga dengan orang lain. Selama ini yang Syana tahu, Marcell adalah pribadi yang kaku dan dingin, teman-teman bergaulnya juga merupakan orang-orang yang kaku juga. Marcell sering berinteraksi dengan mereka ketika sedang mabuk saja, selebihnya mereka benar-benar tak saling bertegur sapa.

Syana juga tak pernah sebelumnya melihat ada orang yang begitu hangat perlakuannya pada Marcell kecuali orang ini, tanpa takut meraba paha Marcell. Anehnya Marcell sama sekali tidak marah. Syana saja yang terlalu dekat dengan Marcell suka dibentak.

"Tu-Tuan gak apa-apa?" Syana akhirnya bersuara. Sungguh, perlu keberanian luar biasa besar untuk mengucapkan kata-kata terbata itu.

Marcell langsung terdiam dari omelannya kepada Joni. Mata pandanya menatap ke arah Syana, gadis itu langsung menunduk ketika mata Marcell bertubrukan dengan matanya. Marcell tersenyum getir. Masih ada rasa takut Syana terhadap dirinya? Berarti, usahanya menghindari gadis itu belum memberikan hasil. Gadis itu tetap tak beranjak dari rasa takutnya.

"Gue gak kenapa-napa. Makasih udah panik."

Baik Syana maupun Joni langsung mengerutkan keningnya.

"Maksud gue makasih udah dateng."

Saat ini Marcell benar-benar ingin menendang Joni saking malunya dia karena salting, padahal Syana tampak biasa saja. Tak ada yang gadis itu tunjukkan selain tubuhnya yang gemetar.

Tahan dulu, Marcell tak harus memperbaikinya sekaligus. Dia harus menghilangkan rasa takut Syana terhadapnya dengan perlahan. Mengajak gadis itu mengobrol ringan mungkin adalah pilihan yang tepat. Selain itu Marcell harus bertindak ramah terhadapnya."

"Oh iya." Marcell kembali bersuara. "Lo kesini-"

"Weh! Kami kesini ngebut banget, Coy. Awalnya gue yang panik karena lo gak pulang-pulang dari sekolah, gue kira kemana. Terus gue kasih tau Syana, dia bilang lo suka clubbing terus kita tadinya mau ke klub. Malah ketemu cewek cantik di jalan, hampir gue tubruk. 'Kan sia-sia tuh cantik kalo mokadnya karena ketubruk mobil butut, lo yang beliin pula." Joni mencerocos, menjeda ucapan Marcell yang ditujukan untuk Syana.

YOUNG BOSS [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang