Secangkir teh hangat yang sudah disediakan oleh pelayan rumah Dave samaa sekali tak disentuh oleh Jean. Melihat heningnya suasana dan pekatnya malam menambah kekalutan yang tengah gadis kembar itu rasakan.
Terdengar hembusan nafas Dave yang panjang, matanya masih menatap lurus ke arah Jean dengan pandangan yang sedikit tajam.
"Masih gak mau ngomong?" ujarnya.
Jean hanya menatap laki-laki itu sebentar lalu kembali melamun seperti yang ia lakukan beberapa menit terakhir.
Dave mencoba bersabar, barangkali peristiwa yang dialami oleh Jean begitu menghantam perasaan gadis itu. Kembali, Dave membuka suaranya lagi.
"Gue gak liat lo ikutan battle tadi. Kemana lo?"
Dengan pandangan terkejut, Jean memandang Dave. "Lo... cuma kasih gue pertanyaan kek gitu setelah liat keadaan gue begini?" ucap Jean dengan nada lemahnya.
"Iya. Lo kemana tadi?"
"Hehe, gue gak nyangka bisa nemu sifat mengejutkan dari pemimpin Luxury."
Alis mata Dave terangkat sebelah. "Sifat? Apa maksud lo? Gak bisa lo jawab pertanyaan gue tanpa bertele-tele?"
Gubrak!
"Gue diculik, Dave!" Kalimat itulah yang Jean lontarkan setelah dengan keras telapak tangannya menggebrak meja.
Hening.
Teras rumah Dave yang luas sama sekali tak membuat Jean lega dari rasa sesak di dadanya. Dia benar-benar tak menyangka dengan sikap Dave yang tampak biasa saja bahkan setelah Jean mengatakan bahwa dirinya diculik.
"Dave!" Suara Jean sedikit meninggi namun terkesan kecewa.
"Gue suka sama lo."
Tanpa disadari, Jean malah menyatakan perasaannya yang selama ini ia pendam. Tapi sebenarnya Dave juga tak terlalu terkejut, mengingat Jean selama ini memang selalu mencari perhatian dengannya secara terang-terangan. Dave bahkan yakin jika seisi Luxury pasti sudah tak asing lagi dengan gelagat Jean yang terlalu berlebihan seperti itu.
Keduanya kembali dalam keheningan. Jean yang bingung hendak melakukan apa ditambah Dave yang benci dengan suasana seperti ini, menjadikan udara semakin dingin. Tanpa basa-basi, Dave bangkit hendak beranjak. Meninggalkan Jean di teras dengan perasaan pilu.
Jean tahu bahwa cintanya tertolak.
***
"Wah... wah... Putri raja masih tidur."
Suara berat tersebut membuat Syana perlahan membuka matanya. Betapa terkejutnya ia ketika Marcell dengan kursi rodanya berada di hadapan gadis itu. Begitulah memang biasanya, Syana refleks ketakutan apabila tampang Marcell tiba-tiba ada di hadapannya.
"Tu-Tuan udah p-pulang?" Syana terbata-bata.
Senyum miring Marcell terukir di wajah tampannya. "Wajar aja sih lo kesiangan dan gak tau kalo gue udah pulang dari rumah sakit. Toh lo semalem ngapel sama pacar lo sampe larut, bahkan gembok gerbang juga dihancurin sama dia."
Kepala Syana merunduk. Sedikit merasa malu ketika Marcell mengira kalau dirinya pacaran.
"Dan... pacar lo itu adalah cowok yang sama."
"Sama?" heran Syana.
Kepala Marcell mengangguk. "Dia Dave 'kan? Cowok yang patahin kaki gue."
"Eh?"
BERSAMBUNG.
Maaf udah hiatus hampir sebulan_-
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG BOSS [Tamat]
Genç KurguGadis cantik nan sederhana ini disukai oleh 2 gangster tampan! Gangster mana yang akan ia pilih? "Ikut gue! Bawa tas gue, jangan ngeluh capek, dan jangan lemot!" Kata-kata itu selalu membuat Syana bergetar takut. ====================================...