"Ayah, baju-baju Diana lupa kubawa ke sini. Aku cuma bawa seadanya aja." Syana meringis sambil menggaruk kepalanya. "Ayah bisa bantu?"
Senyum Hary tercetak menatap hangat pada putri dan cucu manisnya itu. Tangannya terulur mengelusi puncak kepala Syana hingga dia tersipu malu.
"Ayah bakal ambil."
"Anu, Ayah!"
Langkah Hary terhenti di ambang pintu kamar Syana. Dia menoleh pada putrinya. "Hm?"
"Nanti kalau Dave nanya, bilang aku gak pulanh dulu sampe beberapa hari. Kalo dia mau makan, gak apa-apa semisal mau panggil babysitter Diana buat masakin," pesan Syana pada Hary sebelum ayahnya itu pergi.
"Oke," sahut Hary. "Jangan lupa merenung."
Pandangan Syana kosong menatap Ayahnya yang mulai menjauh. Syana tahu itu, dia memang harus merenung bahkan tanpa disuruh. Syana berjanji ini adalah pelarian terakhirnya dari setiap masalah yang akan menimpa kehidupan rumah tangganya bersama Dave. Kabur bukanlah masalah sepele, tak perlu juga melakukannya. Selepas ini, Syana akan berusaha berbaik kepada Dave.
Meskipun hasil USG itu memberi ganjalan aneh di benaknya.
••• YOUNG BOSS •••
Mata Dave masih tertuju pada kipas yang menggantung di langit-langit kamarnya. Tubuhnya membentang di atas matras tipis, kedua tangan merentang, kaki pun sedikit mengangkang. Kemeja yang tadi dia kenakan untuk kuliah sudah terbuka kancingnya, menampilkan otot perutnya. Dave tengah sangat merana.
Ini hari kedua, dua hari berlalu tanpa istrinya yang sangat dia rindukan pelukannya. Dave selalu gusar di atas tempat tidurnya, tak ada yang pas untuk dipeluknya selain istrinya. Pulang kuliah dia tidak bisa bermanja-manja seperti waktu itu. Syana benar-benar mengerahkan kekuatan supernya untuk mendekati Dave.
"Mau gimana lagi, setiap ditelpon selalu ngancem 'Awas kalo nekat jemput, nanti aku gak balik lagi' dalam sekali tarikan napas," bicara Dave pada dirinya sendiri. Semerana itulah dia.
Dia membalikkan tubuhnya. Pikirannya tiba-tiba tertuju pada hasil USG yang waktu itu dimintai klarisikasi oleh Syana. Dave heran bagaimana menampiknya tanpa membuat Syana merajuk. Masa iya istrinya itu mengira USG itu milik anak Dave dari perempuan lain. Dave tahu betul apa yang benar dan apa yang salah, kesetiaannya pada Syana mungkin bisa melebihi dosa berzina, saking setianya dia pada istrinya. Konsekuensi yang akan dipikulnya pun tak main-main, selain bertanggungjawab atas anaknya sendiri dari wanita lain, kemungkinan Syana juga bisa minta diceraikan. Mana mungkin Dave cinta dengan perempuan lain selain Syana.
Dave tertarik untuk mengambil map kertas itu dari dalam laci. Dia duduk di sisi tempat tidur sambil menatap map kertas di tangannya.
"Masa iya gue yang bunting, sih."
Menyelisik lebih lanjut, memang ada secuil keganjilan. Tempo hari Syana bilang bahwa hasil USG ini ditujukan untuknya dari seseorang. Bila benar begitu, pasti ada identitas pengirim dan penerima di map kertas ini. Namun nihil, Dave tak menemukannya. Atau mungkin map ini dikirim beserta pembungkus? Dave bangkit dan mencoba mencari pembungkus itu.
Dave menekan saklar kipas dan mulai berjalan keluar dari kamarnya. Tempat sampah di dapur, ruang tamu, kamar tamu, ruang balkon, serta ruangan lain sudah diperiksanya, namun nihil pula. Apa mungkin Syana mengetahui kalau map ini ditujukan untuknya karena si pengirim yang mengatakannya? Map ini seperti misteri yang menjebak. Dave bahkan bisa melihat auranya, sangat pekat bagaikan kenyataan bahwa istrinya saat ini kabur ke rumah orang tuanya. Dave menghela napasnya panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG BOSS [Tamat]
Fiksi RemajaGadis cantik nan sederhana ini disukai oleh 2 gangster tampan! Gangster mana yang akan ia pilih? "Ikut gue! Bawa tas gue, jangan ngeluh capek, dan jangan lemot!" Kata-kata itu selalu membuat Syana bergetar takut. ====================================...