69 - BUJUK

456 19 0
                                    

[Foto di atas adalah visualisasi Marcell]

KHUSUS 16 TAHUN KE ATAS

P.S : Dalam KBBI, pedofil diartikan sebagai pelaku pedofilia yang mana pedofilia sendiri berarti kelainan seksual yang menjadikan anak-anak sebagai objek seksual.

***

Dave bersungut di dalam hati ketika mengetahui ternyata gadis cilik itu lancar berbahasa Indonesia. Wajahnya saja model luar negeri, bicaranya malah khas anak negeri.

"Siapa tadi namanya?"

"Rachel, Om." Gadis berusia 12 tahun itu duduk manis di samping Russel. Nama yang serasi dengan nama pria itu, Russel dan Rachel. Artikulasinya saja yang berbeda, hampir sama malah.

"Dia tetangga gue, Dave. Tinggalnya di kamar sebelah." Russel membuka sekaleng soda lalu memberikannya pada Rachel.

Ini memang agak sulit dipercaya. Namun bila tidak dipercayai pun, tidak bisa juga. Russel bukanlah tipikal pembual. Gadis polos macam Rachel pun tak mungkin berbohong. Tampaknya Dave harus mengenyahkan asumsinya yang mengatakan jika Russel adalah pedofil. Hubungan Russel dan gadis itu lebih mirip seperti seorang kakak dan adik perempuannya, meskipun agak terlihat seperti pria mesum dan pelayan seksnya.

"Gimana jadinya dia bisa ada di sini?" tanya Dave. Sebagai tetangga memang lazim saja jika Rachel berkunjung ke tempat Russel. Namun dengan pakaian minim yang dikenakannya tadi? Wajar saja orang jadi menaruh curiga. Terlebih lagi Rachel sudah berganti pakaian dengan dress rumahan motif polkadot. Sedekat apa Russel dengan gadis ini sampai-sampai menyimpan dressnya juga di kamarnya?

"Mamanya kerja. Dititip di sini."

Dave mengangguk paham. "Lo udah sebulanan ya tinggal di sini? Sebelumnya lo di Paris, 'kan?"

"Iya." Russel sedikit heran Dave bisa tahu dia tinggal di sini sejak sebulan lalu. "Lo tau dari siapa?"

"Kek gak tahu gue aja." Dave bangkit lalu mengambil jaket Russel yang ada di gantungan. Dia melempar jaket itu pada si empumya.

"Ke rumah gue, yuk. Bini gue mungkin seneng liat anak kecil," ucap Dave di ambang pintu.

***

Dave memeluk Syana dari belakang. Mereka berbaring di atas kasur dengan posisi Syana memunggungi suaminya itu. Dave tampak manja sekali. Tak henti-hentinya dia menciumi leher istrinya yang berpura-pura tidur itu.

"Hartaku udah lebih dari cukup lho buat menghidupkan anak kita dari kandungan sampai upacara pemakaman mereka nanti." Dave benar-benar tak habis pikir dengan Syana yang masih mengundur memiliki momongan. Padahal, tak ada yang perlu dikhawatirkan jika anak itu terlahir sebagai darah daging Dave. Kasih sayang Dave akan selalu membanjiri anaknya. Istrinya itu memang sudah memberinya jatah, namun percuma juga kalau alat kontrasepsi masih dipakainya. Sampai kapanpun Dave takkan bisa punya anak sebelum dia melepas pengamannya saat bercinta.

Posisi Syana semakin meringkuk terbenam dalam selimut tebal mereka berdua. "Kamu 'kan belum kerja, Dave," ucap Syana seperti bergumam.

"Kalo gue kerja, maksudku kalo aku kerja, kamu mau kasih aku anak?"

Syana membalikkan badannya. Kini dia berhadapan dengan suaminya. "Kita 'kan belum lulus." Syana terkekeh geli ketika wajah Dave menelusup dadanya.

"Kita keburu tua nanti," ucap Dave. Dia semakin gencar membuat istrinya menggelinjang geli.

YOUNG BOSS [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang