65 - SERBA BARU

531 20 0
                                    

[Foto di atas adalah visualisasi Dave Maxime, waktu resepsi pernikahan

Revisi deh, Dave Syana tinggal sebuah rumah, bukan apartemen.

Actually, ada perubahan judul untuk karyaku satunya. "E-Love" menjadi "Work & Love". Selamat membaca:)

***

Sebuah nampan yang menampung dua cup jus buah segar dibawa oleh Syana ke ruang tamu. Di sana ada Dave dan juga tamu perdana mereka duduk di sofa. Dengan hati-hati Syana memindahkan cup jus itu dari nampan ke atas meja.

"Sayang, duduk di sini aja." Dave menepuk bagian sofa di sebelahnya ketika melihat Syana hendak kembali ke dapur. Syana mengangguk dan duduk di samping Dave. Rasa malu semakin membuncah tatkala Dave merangkul bahunya.

"Gila! Udah resmi aja kalian berdua."

Dave tersenyum penuh arti menanggapi ucapan wanita itu. "Woiyadong. Lo kemana sih, Jean? Gue mau anter undangan tapi lo ngilang entah kemana," ucap Dave pada Jean, teman lamanya itu.

Setelah melangsungkan pernikahan atas dasar perjodohan itu, Jean pindah bersama suaminya. Mereka berdua membeli sebuah rumah kecil di sebuah komplek perumahan, dan ternyata rumah mereka ada di sebelah rumah barunya Dave. Auto bertetangga kalau begini.

Pernikahan Dave yang berlangsung tadi pagi pun tidak dihadiri oleh Jean, sebab wanita itu memang tidak kebagian undangan. Mau bagaimana lagi, alamat pasti Jean sekarang ini tidak ada yang mengetahuinya kecuali keluarganya saja. Kontak wanita itu juga tidak aktif lagi, DM yang dikirim ke Instagramnya juga tidak dibalas, Jean benar-benar hilang seperti ditelan bumi.

"Yah, lo tau lah. Nikah muda plus dijodohin emang bikin malu." Jean menghela nafasnya panjang. "Itu sebabnya gue mengasingkan diri."

Dave berdecak beberapa kali setelah mendengar pernyataan aneh Jean barusan. Pria itu semakin merangkul erat istrinya hingga sisi tubuh mereka berdesakan. "Liat gue sama istri gue nih! Nikah muda, saudaraan pula, gak malu tuh."

Syana hanya mengangguk-angguk saja pada Jean di tengah rasa sesak karena dipeluk erat oleh Dave. Syana bahkan menahan ringisannya.

"Yah, lo mah emang gak punya malu," jawab Jean lalu terbahak ringan.

"Nah, itu lo tau. Makanya kalo jadi pasutri yang masih fresh itu kudu gak punya malu. Biar mereka yang suka nyinyir itu capek sendiri kalo kita merasa bodoamat."

Mendengarnya, lantas Jean tersenyum kecut. "Beda kasus mah. Kalian 'kan saling cinta."

Dave dan Syana langsung tercenung mendengar perkataan Jean barusan. Perlahan Dave melepas pelukannya pada sang istri sehingga Syana dapat mengucap syukur. Pria itu menatap lekat pada Jean dengan dahi berkerut.

"Jadi, menurut lo... pernikahan tanpa cinta itu bikin malu?" tanya Dave.

Kepala Jean mengangguk dengan ragu-ragu. Entahlah, dia juga bingung dengan pikirannya sendiri.

"Maksud gue itu pernikahan gue yang didasari urusan bisnis, seolah gue ini adalah barang yang bisa dituker dengan kemajuan perusahaan," ucap Jean.

Sejenak Dave termenung, kemudian dia kembali berekspresi sesantai biasanya lalu bersandar di sandaran sofa. "Jadi itu masalahnya... Iya iya iya."

"So, menurut lo gue salah gitu kalo semisal gue merasa malu dengan pernikahan ini?"

Dave menggeleng mantap. "Gak! Lo gak salah! Tapi pemikiran lo yang salah. Pernikahan emang gak bisa dipandang sebelah mata, lebih dari itu pernikahan adalah sesuatu yang istimewa."

YOUNG BOSS [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang