ini naskah keknya bakal 80 chapter lebih dah. aku emang udah bikin kerangkanya sampe ending, tapi aku lupa targetin babnya. semoga readers baru gak ada yang males baca deh setelah liat total babnya😂
selamat membaca
***
Menunggu hingga sore, Dave baru berani pulang ke rumah. Jika saja dia tidak ingat kalau dia punya anak dan istri, pasti dia tidak akan pulang sampai besok.
Permasalahannya ini sudah membawa Dave berpikir jauh. Sekarang, dia sedang dalam perjalanan menuju rumahnya.
"Dave, kamu kenapa baru pulang?" Syana langsung menghampiri Dave ketika suaminya itu membuka pintu. "Kamu gak apa-apa, 'kan?"
Tangan Dave meraih kepala Syana lalu mendekatkannya ke wajahnya. Dave mencium mesra bibir Syana beberapa menit hingga kemudian perempuan itu melepaskannya.
"Kamu gak perlu cium aku sekadar bikin supaya kamu terlihat baik-baik aja," ucap Syana. "Ayo, kamu duduk dulu. Aku bikinin teh anget dan siapin air panas buat kamu mandi."
Dave menurut tanpa bantahan. Syana bahkan masih setia menjalankan tanggungjawab seorang istri meski Dave sudah tak cocok disebut sebagai seorang suami.
Setelah teh hangatnya siap, Syana meletakkannya di atas meja makan di hadapan Dave. "Aku mau siapin--"
Tangan Syana ditarik oleh Dave, membuatnya terduduk di pangkuan suaminya itu.
"Sebentar aja, sebelum aku benar-benar siap berjalan tanpa kamu," ucap Dave. Syana dapat merasakan rambut-rambut tipis yang tumbuh di rahang Dave menusuk puncak kepalanya.
Syana tak tahu apa maksud 'berjalan tanpa dirinya' yang barusan diucapkan Dave. Tapi Syana tetap diam, membiarkan Dave memeluknya. Saat ini Dave lebih membutuhkan kehangatan dibanding kata-kata menenangkan. Syana pun membalas pelukan Dave.
Lagi-lagi Dave tidak jadi mengatakan semua pada Syana. Hary akan sangat kecewa.
***
Malam yang begitu sunyi. Semilir angin berhembus mendukung terciptanya atmosfer dingin nan sendu. Bintang-bintang tak bermunculan, langit begitu lapang dan bersih, hanya ada bulan yang bersemayam di penghujung.
Di sebuah kursi yang Dave tata di balkon kecilnya, dia duduk di sana. Merokok, salah satu kegiatannya ketika sedang terpuruk dalam lika-liku hidupnya selain mengurung dirinya di dalam kamar.
Masalahnya semakin menggunung. Waktu memang hebat dalam membantu perkara kecil bermetamorfosis menjadi bencana yang besar. Semua ini begitu membebaninya, Dave bahkan lupa bagaimana kesusahannya ini bermula. Mabuk? Ya, minuman keras memang membanting kebahagiaannya tak bersisa.
Barusan Hary menelponnya, menanyakan hasil dari keputusan Dave terkait rahasianya bersama Nabila yang ingin Dave beberkan kepada Syana. Bukan Hary bermaksud untuk membuat Syana kecipratan masalah ataupun merasakan kesedihan dengan mengetahui apa yang disembunyikan Dave selama ini, namun Hary berkeingingan agar Dave dan istrinya bersikap dewasa. Terlepas dari itu semua, kehamilan Nabila ini bukanlah sesuatu yang harus ditutupi oleh Dave kepada istrinya.
Lagi, Dave menghembuskan napasnya begitu panjang. Seakan tiap napas yang keluar membawa serta beban-beban di dalam benaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG BOSS [Tamat]
Teen FictionGadis cantik nan sederhana ini disukai oleh 2 gangster tampan! Gangster mana yang akan ia pilih? "Ikut gue! Bawa tas gue, jangan ngeluh capek, dan jangan lemot!" Kata-kata itu selalu membuat Syana bergetar takut. ====================================...