04

2.9K 187 15
                                    

~Masa lalu adalah masa dimana kamu belajar untuk menjadi lebih baik di masa sekarang dan nanti~

- Tasya Anindya -

---------------------------

Hari ini adalah hari kedua tasya di sekolah barunya. Tidak seperti kemarin, hari ini tasya bangun lebih awal. Entah kenapa hari ini dia sangat bersemangat untuk ke sekolah. Tak sabar ingin bertemu ketiga sahabat barunya.

"Pagi bunda, ayah, abang" sapanya seraya menuruni anak tangga

"pagi princess" jawab mereka serempak

"Tumben bangun cepet, biasanya kebo" cibir Aldo.
Tasya yang mendengar itu hanya menatap sinis aldo tanpa menggubrisnya. Dia tidak mau mengacaukan moodnya pagi ini.

"Kamu mau makan apa sayang?" tanya Mira, saat melihat tasya sudah duduk di kursi kosong sebelah aldo

"Roti aja bun, sama selai kacang" jawabnya. Dan diangguki oleh Mira

Setelah sarapan, Aldo dan tasya pamit dan menyalimi kedua orang tua mereka.

"Bun, Yah, kita berangkat dulu" ucap tasya seraya mengikuti aldo keluar rumah.

"Kalian hati-hati, bilang sama aldo gausah ngebut" jawab Mira dengan sedikit teriak

"Iya bun'' teriak tasya dari luar

"Ayo" ajak aldo saat sudah berada di diatas motornya. Tasya patuh dan menaiki motor aldo dengan bantuan tangan aldo.

Setelah 15 menit perjalanan akhirnya aldo berhenti di depan gerbang SMA Kartika. Banyak pasang mata yang sedang memerhatikan mereka seolah bertanya siapa yang mengantar gadis itu ke sekolah.

"Belajar yang bener biar jadi orang sukses" ucap aldo seraya mengacak rambut tasya

"Iyaa" jawab tasya dengan memutar bola matanya malas.

"yaudah caca masuk dulu, abang juga buruan. Ntar telat" lanjutnya

Sekedar informasi, sekolah aldo berbeda dengan sekolah tasya. Tasya di SMA Kartika, dan aldo di SMA Nusantara. Alasannya? Tasya tidak mau satu sekolahan dengan abangnya. Alasan yang tidak masuk akal bukan?

Perlu kalian ketahui, siswa SMA Kartika dan SMA Nusantara sudah lama bermusuhan. Lebih tepatnya anggota Argasta dan Asoka. Entah ada problem apa sampai saat ini mereka masih mengibarkan bendera permusuhan satu sama lain. Dan semua itu tasya dan aldo tidak mengetahuinya.

"Yaudah, abang berangkat" ucap aldo.

Tasya menyusuri koridor dengan senyum manisnya. Siswa yang melihatnya menatapnya dengan tatapan kagum, iri, dan masih banyak lagi.
Sesampainya di kelas, ternyata sudah banyak siswa disana termasuk ketiga sahabatnya.
"Good morninggggg" sapanya pada sahabatnya

"Morning" jawab mereka serempak

"Seneng banget kayaknya, sya." kata Rani saat melihat raut wajah tasya

"Iyadongg, hari ini tu hari kedua gue di sekolah. Gue bisa ketemu kalian lagi." jawabnya

"Ohiya nanti kita mau shopping abis dari sekolah, lo mau ikut gak?" tanya Nesa

"Boleh tu. Gue juga bosen di rumah. Gaada temen." jawabnya.

Mereka terus berbincang sampai guru Bahasa inggris menghentikan kegiatan mereka.

***

Tok tok tok

"Den Barga, bangun. Aden gak sekolah?"
Ketukan di pintu kamarnya membuat si empu merasa terganggu. Kemudian dia membuka matanya.

"Iya" jawabnya

Setelah itu tidak ada sautan lagi dari luar. Barga segera bangkit dari kasurnya, dan segera mandi.
Setelah selesai mandi dan bersiap ke sekolah, barga menuruni tangga dan disambut senyuman oleh bi Ijah - asisten rumahnya.

"Sarapan dulu, den" ujarnya. Barga hanya menganggukan kepalanya.

"Barga berangkat dulu bi" ucap Barga setelah selesai sarapan

"iya den" jawab bi Ijah

***

Sampainya di sekolah, rupanya dia sudah telat terbukti dari pagar yang sudah di tutup. Dia membunyikan klakson beberapa kali hingga Pak joko selaku satpam yang sedang tidur di poskonya terlonjak kaget. Lalu pak joko membukakan pagar agar barga bisa masuk.
Siapa yang bisa menolak jika sudah berurusan dengan seorang Barga Mahendra, terlebih lagi dia adalah anak pemilik sekolah. Sudah pasti tidak ada yang akan menolak keinginannya, jika orang itu tidak ingin kehilangan pekerjaannya. Seperti itulah barga. 'Menggunakan kekuasaan jika sedang terdesak seperti sekarang, apa salahnya' pikirnya.

Barga memarkirkan motornya kemudian berjalan menuju kelasnya dengan memasukkan tangannya ke dalam saku celana. Seperti biasa, berbagai tatapan kagum di dapatnya saat berjalan namun dia tidak memerdulikannya.

Saat sedang di koridor kelas sebelas, dia dikejutkan saat seseorang menabraknya dari belakang. Hampir saja dia terjatuh jika tidak menyeimbangkan tubuhnya.

"Kalo jalan itu liat-liat, buta ya lo?!" bentaknya emosi. Lalu barga membalikkan badannya seraya melihat siapa yang sudah berani menabraknya, yang adalah seorang perempuan.
Gadis itu menundukkan kepalanya tanpa mau melihat siapa yang sudah dia tabrak.

''Ma..maaf, aku ggaa se..ngaja" ucapnya takut, sambil meremas roknya

"suara itu.." batinnya

"Sana lo" ucapnya datar

Kemudian gadis itu menganggukkan kepala dan mengangkat kepalanya, seraya melihat orang itu.

"Kakak" ucapnya kaget.
Barga pun sama kagetnya dengan gadis itu, namun segera di tutupi dengan wajah datarnya dan berlalu meninggalkan gadis itu. Yang tadinya ingin ke kelas, sekarang belok arah menuju rooftop.

"Aduh tasya, bego bego bego. Kak itu jadi marah kan" makinya pada diri sendiri. Ya gadis yang menabrak barga adalah tasya.

"Gue harus minta maaf, harus!" lanjutnya seraya mengejar barga.

"Kak!! Tungguin"

--------------------------------------------

Gaje banget parah.
Sorry kalo banyak typo.
Jangan lupa vomentnya ya? Hehe:')

Follow ig aku juga. Link di bio:))
Makasih

BARGA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang